Wednesday, 18 October 2017
Dituntut Bersaing Secara Sehat, Transportasi Konvensional Harus Inovatif
BANDUNG – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Agung Suryamal angkat bicara ihwal regulasi transportasi online yang masih diperdebatkan baik di pusat maupun di daerah. Agung menilai, jika dibiarkan berlarut dan tidak ada kepastian aturan tegas, akibatnya bisa menurunkan iklim usaha.
“Pemerintah selaku pengambil keputusan harus bijak. Pengusaha juga harus bisa menghadapi tuntutan globalisasi ini,” ucap Agung di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Senin (16/10/2017).
Menurut Agung, kehadiran transportasi online di tengah masyarakat tidak bisa ditolak lantaran sudah tuntutan era globalisasi. Namun, sekali lagi ia tegaskan pemerintah harus membuat rambu-rambu peraturan. Jangan sampai perusahan berbasis aplikasi menguasai semua sektor usaha.
“Era digital tidak bisa dihindari, tapi dengan pengawasan rambu-rambu pemerintah agar menciptakan iklim usaha yang sehat,” papar Agung.
Agung melanjutkan, supaya iklim usaha transportasi baik transportasi online maupun konvensional bisa berjalan secara beriringan, Agung menyarankan pemerintah dalam membuat regulasi harus tepat. Jangan sampai ada kecemburuan ketika regulasi itu keluar dan disahkan.
“Buatlah regulasi dengan konsep yang betul-betul ideal bagi kedua belah pihak,” harapnya.
Di sisi lain Agung juga meminta kepada pengusaha transportasi konvesional untuk berbenah. Mulai dari pelayanan, keamanan, kebersihan dan kenyamanan bagi penumpang. Paling tidak, sambung Agung, inovasi yang kreatif bisa dihadirkan dalam transportasi konvensional.
“Kami yakin pemerintah mau malahan harus membina pelaku usaha transportasi konvesional untuk membenahi itu semua,” terangnya.
Agung menyadari, untuk sampai kearah inovatif itu memang membutuhkan proses yang panjang. Pemerintah sebagai pengayom masyarakat senantiasa membantu mencari solusi dari polemik ini hingga keputusan resmi soal regulasi tranportasi online dari pusat digulirkan.
“Kami juga berencana membentuk crisis center salah satunya mengatasi masalah era digital ini. Harus ada solusi jangan ada pengangguran ditengah tumbuhnya era digital,” pungkasnya.
(arh)
sumber:pojoksatu.id
Related Posts:
Letkol Inf Iskandarmanto Dandim Depok DEPOK – Ada wajah baru di tubuh Komando Distrik Militer (Kodim) 0508/DPK. Jumát (13/10/17), orang nomor satu di Kodim 0508/DPK mengalami perubahan. Dari Letkol Inf. Slamet Supriyanto digantikan Letkol Inf R. Moch. Iskandar… Read More
Jamu Persegres di Bekasi, Persija Optimis Raup Tiga Poin BEKASI – Persija Jakarta bakal menjamu Persegres Gresik pada laga lanjutan Liga 1 di Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, Sabtu (14/10/2017) sore nanti.Persegres sempat menahan imbang Persija 1-1 di markas mereka pada … Read More
Hotel Santika Depok Sediakan Menu Green Tea Velvet dan Sunrise Mint Mempesona DEPOK – Terbaru Hotel Santika Depok menawarkan menu makanan dan minuman yang spesial. Menu cake yang menggairahkan disiapkan di Kafe Anjani berupa green tea velvet, red velvet, black forest.Sedangkan untuk aneka minuman mu… Read More
Ternyata Perumahan Arden Residence Tak Terdata di DPMPTSP Depok DEPOK – Ini harus disikapi serius kalau mau Perda Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ditegakan. Ternyata, perumahan Arden Residence di Jalan Pramuka, Kelurahan Mampang, Pancoranmas tidak terdata di Dinas Penanaman Modal dan Pe… Read More
Harga Beras Medium di Pasar Sukatani Depok di Bawah HET DEPOK – Pedagang beras di Pasar Sukatani Depok, menjual beras jenis medium di bawah harga eceran tertinggi (HET). Harga beras medium dijual bekisar Rp7.300 – Rp8.800 perkilogramnya.Kepala UPT Pasar Sukatani, Rusli Arief me… Read More
0 komentar:
Post a Comment