Banner 1

Parah! Pedestrian Belum Bersih dari PKL

BOGOR – Pemkot Bogor terus berbenah menjelang akan diresmikannya fasilitas pedestrian (pejalan kaki) Kebun Raya Bogor (KRB). Sejumlah SKPD dikumpulkan dalam rapat di Paseban Surawisesa Balaikota, Kamis (05/01/2017). Salah satu masalah yang menjadi sorotan Walikota Bogor Bima Arya adalah jalur pedestrian yang belum steril......

Menang di #WeLoveCities, Bogor Dinobatkan Sebagai Kota Paling Dicintai di Seluruh Dunia

BOGOR- BOGOR - Setelah melewati proses panjang, akhirnya Kota Bogor meraih kemenangan di ajang #WeLoveCities dan dinobatkan sebagai kota paling dicintai di seluruh dunia dalam ajang yang digelar World Wide Fund for Nature....

PSB Bogor Sukses Gulung Persima Majalengka

BOGOR - PSB Bogor berhasil meraih poin penuh dalam lanjutan Liga Nusantara 2016. Tidak tanggung-tanggung anak-anak Laskar Pakuan menggulung tim asal Jawa Barat lainnya, Persima Majalengka enam gol tanpa balas....

Hadapi Liga Nusantara, PSB Matangkan Persiapan

BOGOR–Skuat PSB terus mengasah kemampuannya dalam rangka persiapan menghadapi Liga Nusantara (Linus) di Depok pada 8-11 Agustus nanti. Bertempat di Stadion Padjajaran, kemarin tim kebanggaan warga Kota Bogor ini melakoni uji tanding melawan kesebelasan Ciomas....

Mantap! Atasi Pemotor Nekat, Walikota Instruksikan Patroli di Jalur Sepeda Otista

BOGOR – Aksi Mahesa Jenar (13) dan Wildan Pratama Putra (13) yang nekat memalang sepedanya di jalur sepeda Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang dilewati pengguna sepeda motor jelas menampar telak Pemkot Bogor.Walikota Bima Arya bahkan mengaku greget jika melewati Jalan Otista. Jalur yang dibangun khusus untuk sepeda seringkali dikuasai sepeda motor, berbeda dengan.......

Thursday 28 February 2019

Terungkap! Ini Resep Rahasia Lansia di Sukamakmur Berumur Panjang

SUKAMAKMUR-RADAR BOGOR,Banyak orang yang memiliki ekspektasi berumur panjang. Dengan harapan, agar bisa menikmati hidup dalam waktu yang lama.

Mengenai soal manusia-manusia berumur panjang, di Bogor bisa ditemukan.Mereka yang berumur panjang tinggal di suatu Desa terpencil di puncak Sukamakmur.Sebelah timur Kabupaten Bogor.

Desa panjang umur. Dari namanya saja sudah pasti kampung tersebut dihuni manusia-manusia berumur panjang. Para lansia berusia diatas 75 tahun keatas. Berkulit keriput, dengan gigi yang tak lagi sempurna.

Serta gaya jalan yang sudah membongkok sebmari berpegangan tongkat kayu.

Desa itu berada di timur Kabupaten Bogor.  Letaknya sekitar 35 kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten bogor.

Desa itu bernama Desa Sukamulya,  Kecamatan Sukamakmur,  Kabupaten Bogor.

Disana di hun puluhan lansia. Terutama lansia wanita. Alias nenek-nenek.

Radar bogor pun mencoba menyambangi salah satu kampung di Desa panjang umur itu. Namanya Kampung Pamongkolan. Benar adanya.

Setiba di kampung panjang umur tersebut, wartawan koran ini sangat mudah menemui lansia disana. Baik sedang duduk diatas teras rumah panggung. Maupun pekarangan rumah.

Kala melihat banyaknya lansia yang beraktifitas,  wartawan koran ini melihat penampakan yang aktifitas lansia wanita lain yang sedang berkerumum.

Tepatnya di sebuah gubuk yang berada di Kampung Panongkolan, RT 01/05, Desa Sukamulya, Kecaman Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

Ada tujuh lansia wanita yang terlihat disana. Duduk berkumpul diatas sebuagh teras rumah panggung bilik bambu. Mereka tengah didata oleh Babinkamtibnas Desa Sukamulya, Brigadir Buana Adi Putra dan Ketua RT setempat, Jamil perihal bantuan PKH.

Sebagain lansia disana nampak berperilaku seperti ABG. Suaranya masih lantang, namun artikulasinya mulai hilang. Saat ditanya terkadang nyambung. Terkadang harus berulang-ulang hingga faham.

Seperti kala Radar Bogor menanyakan kisah Omah (78) kala masa penjajahan dahulu.

Ingatanya masih tajam saat mengisahkan itu. Kala itu, usianya baru menginjak lima tahun. Setiap hari, nenek mengenakan kebaya biru itu mendengar suara dentuman senjata.

“Unggal poe ngadenge suara kitumah. Baheula ge, pas keur leutik, emak disumputkeun ku bapak ka kebon awi. (setiap hari mendengar suara begitu. Dulu juga, waktu masih anak-anak, nenek disembunyikan ke kebun bambu),” kisahnya.

Kisah serupapun diceritakan Rohami (80) dibalik rautan keriput wajahnya, nenek mengenakam ciput hitam bermotif bunga itu juga mengalami masa-masa zaman penjajahan belanda dan jepang.

“Ngalaman duanana. Walanda jeng jepang. (mengalami keduanya. Belanda dan jepang),” tuturnya.

Lalu, untuk rahasia panjang umur para lansia disana. Tidak ada yang sepesial. Seperti ramuan khusus panjang umur. Disana Gen yang kuat akan bertahan, dan yang lemah akan pergi. Hal itu tak lepas dari tingkat kesejahteraan masyarakat disana yang rendah. Sehingga gen yang kuatlah yang bertahan sampai sekarang.

Jadi alasan penduduk disana bisa berumur panjang bukan karena rahasia ramuan atau ritual tertentu. Dahulu orang-orang disana untuk keluar dari bukit desa  membutuhkan waktu 2 hari, dan harus berjalan kaki.

Jadi desa ini dulunya terisolir. Karena tidak ada obat, tanpa perawatan medis yang kuat akan bertahan sampai sekarang.

Pun dengan makanan yang dikonsumsi. Tidak ada makan khusus juga pola hidup sehat. Bahkan, para lansia disana tidak pernah memikirkan makan dengan lauk pauk empat sehat lima sempurna. Apa yang mereka dapat makan hari itu. Ya, itu yang mereka makan. Itu masih berlaku hingga saat ini.

“Mun tuang mah tuang naon wae. Nu penting halal. Rek jeng lauk, rek jeng hayam,  rek jeng daun nya dituang. Tara polah pilih emak mah. (kalau makan ya makan apa saja. Yang penting halal. Mau dengan ikan,  mau ayam,  mau dengan daun dimakan. Tidak pilah pilih nenek.),” ucapnya.

Namun, ada satu yang bisa menjadi rahasia panjang umur para lansia disana. Selama hidupnya mereka tidak pernah memusingkan hidupnya.

Alias tidak banyak fikiran. Mereka hanya memikirkan hari yang mereka jalani saat itu. Jarang,  bahkan tidak pernah memikirkan hari esok.

“Tibaheula tara loba mikir isukan kudu kumaha. Nya jalani we ayena. Isukan kumaha isukan deui. Can tentu isukan aya umur. (Dari dulu jarang banyak berikif besok gimana. Ya jalani saja hari ini.  Besok gimana besok lagi. Belum tentu besok ada umur), “katanya sembari tertawa. (all/ysp)

Sidak ke Selatan, Wabup Iwan Setiawan Perintahkan Segel Bangunan Tanpa IMB

CIAWI-RADAR BOGOR, Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan meminta UPT Tata Ruang dan Penataan Bangunan II tegas lakukan pendataan, terkait dengan bangunan yang tidak sesuai dengan IMB di Kabupaten Bogor bagian selatan.

Jika perlu, pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor turut dilibatkan. “Kalau perlu segel. Karena Pemerintah Daerah (Pemda) tidak mau dikangkangi orang luar. Khususnya yang punya villa di Puncak,” tutur Iwan saat melaksanakan Inspeksi Mendadak (Sidak) di Kantor Kecamatan Ciawi, Selasa (26/2/2019).

Iwan menegaskan, terhadap pemilik bangunan, jangan menganggap gampang dengan melakukan pembangunan terlebih dahulu, kemudian perizinan dilengkapi belakangan. “Itu kita gak mau, ke depan kita mau ada perizinan dulu baru bangun, “jelasnya.

Perihal legalitas perizinan, lanjut Iwan, bangunan-bangunan yang sudah berjalan tanpa IMB akan segara di data. Kemudian, jika perizinannya tidak jelas, pemilik bangunan akan diperintahkan untuk melengkapi dulu.

“Bahkan disegel dulu bangunannya. Tidak boleh ada kompromi terkait dengan ini. Karena kalau kita kompromi, kewibawaan negara itu berkurang. Dan jangan harap ada ketegasan dari pemerintah yang baik,” ucapnya.

Menanggapi kekurangan anggaran Satpol PP tahun 2020, untuk melakukan penertiban bangunan liar. Iwan menegaskan, semangat penganggaran dari bidang pertahanan juga sangat diperlukan. Jika, bagian pertahanan ingin kuat dan disegani daerah atau negara, berarti anggaran tersebut akan dilihat.

“Kalau Bogor ingin dihormati dan disegani oleh rakyatnya, kuatkan dulu anggaran di Satpol PP, kalo Satpol PP kemarin bongkar hanya Rp300 juta mah, itu hanya satu dapil,“ katanya.

Ke depan, sambung Iwan, Pemkab Bogor, ingin terfokus kepada penertiban bangunan. Semangatnya juga akan terlihat dengan porsi anggaran Satpol PP.

“Mungkin nanti ada perubahan. Kita juga akan mendorong untuk penertiban ini, dengan menambah anggaran Satpol PP,” pungkasnya. (rp1/c)


 

Terkendala Pembebasan Lahan, Target Waduk Cipayung Mundur Lagi

MEGAMENDUNG-RADAR BOGOR, Pembangunan proyek Waduk Cipayung, Megamendung, kembali diundur hingga Juli 2020. Padahal sebelumnya pemerintah menargetkan pembangunan tuntas pada Desember 2019.

PPK Tanah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Muhammad Lukman menyatakan, proses pembebasan bidang memakan waktu panjang sehingga proyek pembangunan Waduk Cipayung dijadwal ulang menjadi Juli 2020.

“Kalau yang targetnya selesai pada Desember 2019 itu proyek Waduk Sukamahi. Kalau Waduk Cipayung ditargetkan selesai pada Juli 2020,” ujar Muhammad Lukman kepada wartawan, Selasa (26/2).

Dia menerangkan, proses pembebasan bidang Waduk Cipayug sudah mencapai 46 persen dari total 940 bidang. Sedangkan pemetaan bidang mencapai 97 persen dan 400 berkas sedang direview Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Sisa berkas bidang di Sukakarya sedang proses diapraisal tim pengadaan pembebasan tanah (TP2T),” jelasnya.

Lukman mengatakan, proses pembebasan bidang ditargetkan selesai akhir Maret atau maksimal awal April sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Total anggaran lebih dari Rp500 miliar.

“Setelah itu kami menggenjot pembangunan Waduk Cipayung hingga tuntas pada Juli 2020,” katanya.

Sebelumnya, proyek pembangunan Waduk Sukamahi dan Waduk Cipayung, Megamendung, Kabupaten Bogor yang kontraknya habis Juli dan November 2019 dijadwal ulang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. (ikc)

 

Puluhan Warga Sempur Dapat Pengobatan Gratis


BOGOR-RADAR BOGOR,Puluhan warga Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor Tengah berbondong-bondong menuju Balai RW 05, untuk mengikuti pengobatan gratis serta sunatan massal yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) cabang Kota Bogor.

Ketua Pelaksana Kemah Bakti Mahasiswa (KBM) HMI ke-12, Abdul Mukhtar mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian program dalam bidang kesehatan yang telah digagas oleh kader HMI cabang Kota Bogor.
Dia melihat, bahwa permasalahan kesehatan di wilayah Kelurahan Sempur perlu diatasi dan terlayani dengan baik. “Berdasarkan observasi kita melihat banyak orang tua yang belum mampu untuk memeriksa penyakitnya ke dokter, makanya kita programkan ini,” ujarnya kepada Radar Bogor disela kegiatan, kemarin (26/2).

Selama berjalannya pengobatan gratis itu, tercatat tiga jenis penyakit prioritas yang diperiksa dalam pengobatan gratis itu. Diantaranya cek gula darah, cek kolesterol dan cek asam urat.

Mukhtar mengungkapkan, kegiatan sosial ini tak dilakukan sendiri. Dia bersama kawan-kawannya menggandeng pihak RSIA Ummi Kota Bogor untuk kebutuhan dan tenaga medisnya.

Dengan begitu, dia berharap warga bisa terbantu dan harapan anak untuk segera di sunat bisa terlaksana. “Alhamdulilah antusiasme warga sangat baik atas kegiatan ini, kita jadi senang karena bisa membantu mereka,” katanya.

Ketua Umum HMI cabang Kota Bogor Saepul Wahyudin menambahkan, bahwa HMI merupakan satu kesatuan dengan masyarakat. Sehingga harus terus membantu masyarakat. “Hal itu juga yang mendasari kami untuk terjun langsung kepada masyarakat,” ungkapnya.

Salah seorang warga, Nia Kurniasih (45) mengaku bangga dengan aksi mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan tersebut, karena itulah yang dibutuhkan warga sekitar.

“Saya ucapkan terimakasih karena sudah membuat kegiatan ini secara gratis di wilayah kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Dokter RSIA UMMI Kota Bogor Primadika Ardianta mengaku, sangat mendukung segala kegiatan sosial seperti ini. Sebab menurutnya memang dengan sunatan massal itu bisa membantu warga yang belum mampu membiayai anaknya.

“Saya harap HMI cabang Kota Bogor dan yang lain semakin kompak agar kegiatan positif ini bisa berkelanjutan dan semakin banyak,” pungkasnya. (gal/c)

Atap Rumah Warga Tajur Ambruk Ditiup Angin Kencang, Sekeluarga Ngungsi


BOGOR-RADAR BOGOR, Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Bogor, Senin (25/2/2019) lalu membuat rumah salah seorang warga bernama Dadang Suryadi (54) ambruk pada bagian atap.

Karena tak memiliki uang memperbaikinya, Dadang pun terpaksa mengungsikan keluarganya ke tempat lain.
Rumah yang ambruk ini berlokasi di Gang Tanu Wijaya RT 01 RW 04, Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur, ambruk sekitar pukul 23.00 WIB pada hari Senin (25/02/2019) malam.

Kondisi rumah yang didiami 10 jiwa itu, memang sudah mengkhawatirkan sejak 1 tahun ke belakang.

Bahkan dirinya sudah melaporkan kepada pihak RT, RW dan Kelurahan untuk mengajukan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) namun tak kunjung datang.

“Sudah 4 kali saya mengajukan bantuan RTLH, tetapi sampe sekarang (sudah ambruk) belum ada bantuan tersebut,” ujarnya seperti dikutip dari laman pojokbogor.com, Rabu (27/02/2019).

Dadang menceritakan, pada saat kejadian dirinya sedang sendiri di rumah sedangkan keluarganya sudah dipindahkan ke rumah saudara tepat disamping rumahnya.

Karena dirinya khawatir terjadi sesuatu dalam keadaan rumah yang sudah miring serta cuaca sedang hujan deras.

“Atap rumah emang sudah miring, karena takut dan anak anak saya juga sedang sakit semua, jadi saya pindahkan ke rumah sebelah. Alhamdulillah saya dan keluarga selamat,” ungkapnya.

Dadang pun berharap, pemerintah bisa segera menyikapi dan memberikan bantuan sehingga rumahnya bisa kembali dihuni.

“Yaa, sementara saya dan keluarga tinggal dirumah sebelah dulu karena keadaan rumah kayak gini,” katanya.

Sementara itu, kerugian ditaksir mencapai 20 jutaan rupiah. Dan Dinas Sosial Kota Bogor, Tagana, BPBD Kota Bogor, kelurahan serta kecamatan telah memberikan bantuan darurat berupa terpal, bahan pokok makanan dan sebagainya. (adi/ps/ysp)

Kasus Selingkuh Sesama Jenis Marak, Angka Perceraian di Kota Bogor Naik


BOGOR- RADAR BOGOR,Perselingkuhan sesama jenis mulai menjadi pemicu utama angka perceraian di Kota Bogor. Baru dua bulan berjalan, enam orang istri telah menggugat cerai suaminya yang gay. Di kesempatan yang sama, empat orang suami menalak istrinya yang lesbi.

Kasus perceraian dikarenakan perselingkuhan sesama jenis tersebut melengkapi kenaikan angka perceraian Kota Bogor di awal tahun ini. Dari Januari hingga Februari 2019, terdapat 165 perceraian.
Jika dibandingkan tahun lalu, angka perceraian di awal tahun ini jauh lebih tinggi. Panitera Muda Hukum pada Pengadilan Agama Kota Bogor, Agus Yuspiain menjelaskan, lebih dari 1.000 kasus gugatan diterima Pengadilan Agama Kota Bogor setiap tahunnya.

Dia mengakui, alasan perceraian semakin bervariasi. Dan yang mengkhawatirkan, sambung dia, perilaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) dalam rumah tangga.
“Fenomena ini baru terjadi dan sangat mengkhawatirkan,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia Prof Dr Euis Sunarti mengatakan, cabul sesama jenis, sudah sangat meresahkan di Indonesia, termasuk di Kota Bogor. Dia mengakui, seks menyimpang ini telah menjadi satu dari sekian faktor yang memicu perceraian di dalam rumah tangga.

“Ada juga yang biseks. Di rumah sama istri atau suaminya. Di luar beda lagi. Nah kehidupan be seks, susah dilacaknya,” kata Prof Euis.

Bagi profesor Euis, kaum ini sudah memiliki wadah tersendiri. Agar anak-anak terhindar, harus ada aturan jelas, agar polisi bisa bertindak.

Informasi dari berbagai sumber menyebutkan, terdapat 1.330 Gay berkeliaran di Kota Bogor. Sedangkan Pemkab Bogor menyatat ada sebanyak 2.672 pria Bogor memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis. (rp3/ysp)

Kampung Lansia Dibuat di Tanah Baru, Istri Walikota Fokus Hal Ini


BOGOR- RADAR BOGOR,Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, akan diplot menjadi kampung ramah lansia. Rencana ini sehubungan dengan kesuksesan program terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS).

Ketua TP Kesejahteraan Keluarga (PKK), Yane Ardian mengatakan, di antaranya PKK akan fokus untuk pembinaan lansia.
“Ini akan menjadi program unggulan kita setelah program Sekolah Ibu yang telah berjalan dengan lancar. Harapan kami kelas lansia ini akan launching di Tanah Baru,” ungkap Yane, Selasa (26/2).

Istri Wali Kota Bogor Bima Arya itu mengatakan, salah satu program yang juga harus berjalan adalah pembentukan aktivasi dasawisma di Kelurahan Tanah Baru.

“Pada program pertama PKK akan fokus pada pembinaan anak dan lansia. Kami berharap pada pelatihan-pelatihan ini dapat bekerja sama dengan dinas-dinas terkait,” ujar Yane.

Program lainnya, lanjut dia, yaitu melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK dan merealisasikan rumah sehat dan bekerja sama dengan dinas-dinas lain khususnya dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

“Selain itu, PKK akan mengaktivasi Posbindu Lansia. PKK juga telah melakukan kerja sama dengan IPB. Kemitraan kami yaitu pendampingan inovasi-inovasi IPB dan lanskap,” jelasnya.

Menurut dia, bukan sekadar lomba yang diikuti, melainkan bagaimana proses yang dijalani dan kemudian berkolaborasi dan bersinergi agar menghasilkan kampung yang memiliki ciri menarik dan berbeda dari kampung lainnya. (*/ipe)

Tak Ada PJU dan Rambu Lalu Lintas, Jalan Lingkar Dramaga Rawan Kecelakaan

DRAMAGA-RADAR BOGOR, Pemerintah Kabupaten Bogor belum meresmikan Jalan Lingkar Dramaga (JLD) yang menghabiskan Rp47 miliar lewat APBD Kabupaten Bogor.

Camat Dramaga, Adi Hendryana mengaku, pihaknya mengusulkan untuk pemasangam rambu lalu lintas dan penerangan jalan umum (PJU) . Mengingat setiap malam kondisi jalan gelap gurita serta rawan kecelakaan.

Walaupun sudah bisa dilalui, masih menyisakan masalah. Selain belum dipasang rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan umum (PJU), drainase jalan juga belum rampung dikerjakan.

Camat Dramaga Adi Hendryana mengaku, pihak kecamatn juga mengusulkan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor akan adanya pemasangan rambu lalu lintas dan PJU. Meningat setiap malam keadaan jalan sangat gelap gulita dan rawan kecelakaan.

“Kalaupun JLD sudah bisa digunakan tapi belum diresmikan, karena masih banyak yang harus dibenahi. Mulai dari PJU yang belum terpasang hingga drainase jalan yang belum juga rampung,” ujar Adi.

Dia menegaskan, pihaknya juga sudah memberikan surat edaran kepada tiga desa yang dilalui JLD. Yakni Desa Ciherang, Desa Dramaga dan Desa Babakan agar tidak mengeluarkan izin mendirikan Pedagang Kaki Lima (PKL) di trotoar jalan.

“Trotoar JLD tidak boleh ada PKL karena menyebabkan wilayah kumuh dan tidak tertata dengan baik. Surat edaran telah kami kirimkan kepada tiga pemerintah desa yang wilayahnya dilalui JLD,” tegasnya.

Untuk mengantisipasi maraknya PKL di JLD, sambung Adi, setelah trotoar JLD dirapikan PUPR, Muspika Kecamatan Dramaga berencana menanam Pohon Pala di sepanjang jalan. “Kita bakal tanam Pohon Pala di sepanjang JLD, sesuai dengan ikon Kecamatan Dramaga yakni Pohon Pala, pungkas,” nya. (nal/b)

 

Buka Akses Baru ke Kebun Raya Cibinong, Pemkab Bangun Jalan Lingkar LIPI

CIBINONG-RADAR BOGOR, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Pemkab Bogor mulai menyiapkan infrastruktur sebelum membuka Kebun Raya Cibinong untuk umum. Infrastruktur yang segera dibangun yakni berupa jalan dan akan diberi nama Jalan Lingkar LIPI.

Akses untuk menuju Kawasan Cibinong Science Center (CSC) LIPI sejatinya sudah tersedia, yakni melalui gerbang utama CSC yang berlokasi di tepian Jalan Raya Bogor-Jakarta.

Hanya saja, satu akses jalan dianggap Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Anwar Anggana tidak cukup untuk menghindarkan lokasi yang disebut-sebut bakal jadi pusat keramaian baru itu dari kemacetan.

Maka, aksesnya akan ditambah dengan cara pembangunan jalan baru, serta melakukan pelebaran jalan yang sudah tersedia. Konsepnya, antara lain menghubungkan kawasan CSC dengan jalan masuk timur Stadion Pakansari.

“Kebun Raya Cibinong ini diharapkan menjadi ciri khas. Ini untuk menunjang wisata ke Kebun Raya. Kita Dinas PUPR mungkin akan mempersiapkan sarana dan prasarana lain di situ,” jelasnya kepada Radar Bogor akhir pekan lalu.

Sehingga, nantinya akan ada tiga akses yang bisa dilalui pengunjung Kebun Raya Cibinong. Dua akses tambahan ini yaitu dari arah Borobudur (eks ITC Cibinong), serta dari arah perumahan Bumi Sentosa. Jika dijumlahkan, jaraknya memiliki panjang 5,4 kilometer. Sedangkan lebar jalannya yaitu 12 meter.

Sebelum proyek pembangunannya digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), lahannya akan terlebih dahulu dibebaskan oleh Pemkab Bogor. Dananya sudah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Bogor 2019 sekitar Rp8,5 miliar.

Lahan yang perlu dibebaskan luasnya mencapai 13 ribu meter persegi. Terbagi atas 28 bidang lahan, statusnya masih milik warga yang berjumlah 22 kepemilikan.

“Ditarget (pembebasan selesai, red) tahun ini. Setelah dikuasai pemerintah daerah, pekerjaannya dilanjut pemerintah pusat,” terang Anwar.

Selain membangun jalan, Kementerian PUPR juga nantinya akan membangun dua jembatan yang saling menghubungkan. Lokasi pertama terletak di lintasan LIPI menuju Stadion Pakansari, tepatnya di depan jalan lingkungan PT RMC. Lokasi kedua ada di lintasan arah Perumahan Bumi Sentosa.

“Ke arah Bumi Sentosa ini aksesnya sudah ada tapi terkendala jembatan,” tukasnya.(fik/c)

 

 

Pemkab Berencana Bangun Jalan Lingkar LIPI, Netizen: Jalan Rusak Masih Banyak!


CIBINONG-RADAR BOGOR, Pemkab Bogor dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai menyiapkan infrastruktur sebelum membuka Kebun Raya Cibinong untuk umum. Infrastruktur yang menjadi prioritas berupa jalan dan akan diberi nama Jalan Lingkar LIPI.

Akses untuk menuju Kawasan Cibinong Science Center (CSC) LIPI sejatinya sudah tersedia, yakni melalui gerbang utama CSC yang berlokasi di tepian Jalan Raya Bogor-Jakarta.
Terkait wacana tersebut, warganet ikut memberikan reaksi. Sejumlah Warganet yang berasal dari Kabupate Bogor kurang setuju dengan pembangunan jalan lingkar LIPI tersebut.

“Trs jalan jalan wilayah banyak yang rusak, kapan mau diberesin? Kaya Kp. Bojong klapanunggal dan parung panjang,”komentar warganet dengan akun Facebook Gerry Gege.

“Trus jalan alternatif yg buat nguray kemacetan iraha..?? Jalur wanaherang ancur rek iraha dibenerkeun.jalan nu teu guna malah dibangun,” tambah akun bernama Muhammad Avian Saputra.

Sebelumnya Bupati Bogor Ade Yasin, pada acara Jelajah Science Center Botanical Garden yang dilaksanakan di Kawasan LIPI Cibinong, Kamis (21/2/2019) menyampaikan langsung rencana terkait Kebun Raya Cibinong yang berlokasi di area LIPI. (ysp)

Belum Ada Penanganan, Longsor Susulan Ancam Siswa SDN Cijayanti 6

CIBINONG-RADAR BOGOR, Pasca mengalami longsoran pada Senin (25/2) petang, belum ada penanganan berarti di area bangunan SDN Cijayanti 6, Kecamatan Babakan Madang.

Bekas longsoran yang hanya dibatasi garis proyek, membuat kapan saja bangunan yang digunakan belajar mengajar itu bisa tertimbun longsor susulan.

Kepala SDN Cijayanti 6, Wasman menjelaskan bahwa atas dasar berbagai pertimbangan, kegiatan belajar mengajar tetap harus dilaksanakan. Hal itu membuat para siswa otomatis belajar di bawah ancaman longsor susulan. Tapi, pada hari pertama pasca longsor, kegiatan belajar diselingi dengan kerja bakti membersihkan puing bekas longsor.

Selain melibatkan para guru, pembersihan puing dari tebing dengan tinggi sekitar 3,5 meter dan panjang sekitar 25 meter itu juga melibatkan masyarakat sekitar.

“Tumpahan material longsor ke lapangan upacara. Longsor di bagian tebing di samping bangunan sekolah,” ungkapnya kepada Radar Bogor, Selasa (26/2/2019).

Bukan hanya karena disebabkan hujan deras, Wasman menduga longsoran terjadi lantaran dipicu banyaknya kendaraan bertonase di atas rata-rata melintasi jalan di atas tebingan. Beberapa truk yang melintas bahkan sering kali menepi ke bagian atas tebing mengingat lebar jalan yang relatif terbatas.

Wasman berharap, tebingan didekat bangunan sekolah itu bisa segera ditangani Pemkab Bogor. Ia mengaku sudah mengirimkan laporan ke Dinas Pendidikan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor. “Kalau bantuan tenaga mah banyak, dari masyarakat dan organisasi lain-lain membersihkan puing,” tukasnya.(fik/c)

 

Membayar Pajak Kendaraan, Kini Lebih Mudah


Salah satu sumber pendapatan daerah Kota Bogor adalah bagi hasil Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB/BBNKB). Menurut catatan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat, bagi hasil PKB/BBNKB tahun 2018 yang telah diserahkan ke Pemerintah Kota Bogor berjumlah Rp 139.647.720.600. Untuk tahun 2019 jumlah tersebut ditargetkan naik menjadi sekitar Rp150.685.500.000.

Kenaikan target itu ditetapkan berdasarkan potensi yang ada di wilayah Kota Bogor. Sampai dengan Januari 2019, jumlah kendaraan bermotor di wilayah Kota Bogor tercatat sebanyak 480.100 unit. Di samping itu menurut Kepala Seksi Penerimaan dan Penagihan Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah (P3D) Wilayah Kota Bogor, Cecep Rohimat, diperkirakan rata-rata ada 3.000 unit kendaraan baru yang masuk wilayah Kota Bogor setiap bulan. Dengan demikian potensi pajak kendaraan bermotor sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, terus bertambah.
Sayangnya, sampai saat ini belum semua kendaraan bermotor yang tercatat di Samsat Kota Bogor, telah dibayarkan pajaknya. Ada sekitar 34,35% atau 164.491 unit diantaranya dikategorikan sebagai Kendaraan Tidak Melakukan Daftar Ulang (KTMDU). Dengan kata lain, itulah kendaraan yang belum diselesaikan pembayaran pajaknya. Ada yang menunggak 1 tahun dan banyak pula yang lebih dari 1 tahun.

Memang diperkirakan tidak semua dari 164,491 unit kendaraan tersebut masih operasional, sehingga masih layak ditetapkan sebagai objek pajak. Oleh karena itu P3D Wlayah Kota Bogor, sejak tahun 2016 telah melakukan penelusuran untuk mendata dan memastikan seberapa besar potensi pajak yang sesungguhnya. Penelusuran dilakukan oleh para pegawai P3D Wilayah Kota Bogor bekerjasama dengan kecamatan – kecamatan.

Pada saat menelusuri dan mendata kendaraan yang KTMDU, dipergunakan 7 kriteria tentang status kendaraan. Diantaranya, apakah kendaraan tersebut sudah dalam kondisi rusak berat, sudah dijual, hilang, tidak sesuai alamat dan lain-lain. Atau pemiliknya memang belum membayarkan pajak.

Bagi kendaraan yang sudah rusak berat, Bapenda Jabar mengimbau agar pemilik segera melaporkan ke kantor layanan samsat. Begitupun kalau kendaraan sudah dijual atau hilang. “Tujuannya supaya bisa diblokir sehingga pemilik lama tidak terkena pajak progresif,” jelas Cecep.

Di samping itu pelaporan ke Samsat diperlukan agar pemilik lama terlindung, jika misalnya ternyata kendaraan yang hilang dipergunakan orang lain untuk melakukan kejahatan. Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan, kebanyakan KTMDU memang belum dibayarkan pajaknya
Cara lain yang dilakukan untuk menelusuri KTMDU adalah menyelenggarakan operasi razia gabungan.Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak empat kali dalam setahun bekerjasama dengan kepolisian, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, Polisi Militer dan Bank BJB.

Pelaksanaan razia pada triwulan pertama, berlangsung Februari 2019 lalu. Pada razia tingkat Polres, ada 39 kendaraan yang membayar di tempat dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 93.277.000. Sedangkan pada razia tingkat Polsek terdapat 54 kendaraan yang bayar di tempat dengan dana yang terkumpul Rp 67.180.000.

Supaya pemilik kendaraan tidak terkena razia, maka mereka diimbau untuk tertib membayar pajak tahunan tepat waktu. Untuk memudahkan masyarakat membayar pajak, Bapenda Provinsi Jawa Barat telah membuat berbagai inovasi cara pembayaran yang lebih praktis dan mudah dilakukan.
Dengan demikian membayar pajak kendaraan tahunan tidak perlu selalu harus dilakukan di Kantor Samsat Kota Bogor. Kecuali jika hendak melakukan perpanjangan STNK, memproses balik nama / mutasi dan pemblokiran.

Bahkan pembayaran pajak tahunan kini bisa dilakukan secara online dengan memanfaatkan aplikasi Sambara (Samsat Mobile Jawa Barat) yang bisa diunduh (Di-download) pada ponsel. “Jika seseorang hendak membayar pajak kendaraan tahunan, cukup dia mengunduh teerlebih dahulu aplikasi Sambara dan mendapatkan kode bayar,” jelas Cecep. Dengan begitu, pembayaran bisa dilakukan dimana saja.

Setelah mendapatkan kode bayar pada aplikasi tersebut, pajak bisa dibayar di ATM bank yang telah ditunjuk, yaitu seperti BJB, BRI, BNI, BCA, Bank Niaga, Bank  Permata dan Bank Mandiri. Setelah pajak dibayarkan dan pembayar memperoleh bukti pembayaran, maka bukti pembayaran tersebut perlu segera ditukarkan untuk mendapatkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). di seluruh layanan Samsat (Samsat Keliling Samdong, outlet, teller BJB dan Samsat induk).,

Terhitung sejak pembayaran pajak dilakukan, ada toleransi waktu selama 30 hari bagi pemilik untuk mengurus SKPD,. “Kelebihan cara ini, masyarakat tidak perlu lagi mengantri di Kantor Samsat, karena abisa langsung datang ke bagian informasi. Kami kan layani dengan spesial,” kata Cecep.

Mulai tahun 2019 Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperkenalkan program Samsat J’Bret. Dalam program ini pembayaran pajak kendaraan bermotor dapat dilakukan di teler BJB atau melalui Toko Pedia, Buka Lapak, Kaspro, Alfamart, Indomart dan Alfamidi. Pada pembayaran yang dilakukan di Bank BJB, wajib pajak bisa langsung memperoleh bukti pembayaran legal yang disebut.Surat Ketetapan Kewajiban Pajak (SKKP).

SKKP adalah bukti pembayaran pajak yang legal sama seperti SKPD. Hanya saja dokumen itu mempergunakan kertas HVS biasa. SKKP juga bisa diurus dan diperoleh di Polsek Bogor Utara dan Polsek Bogor Selatan, setelah wajib pajak menunjukan bukti pembayaran yang dilakukan melalui penggunaan aplikasi Sambara.

Cara lain yang lebih unik adalah dengan memanfaatkan program Tabungan Samsat (T-Samsat) bekerjasama dengan Bank BJB. Dalam program ini, “Masyarakat bisa menabung terlebih dahulu setiap bulan dan pada waktunya akan dibayarkan sesuai jumlah pajak kendaraan bermotor yang bersangkutan dan yang mengurusnya itu pihak BJB,” jelas Cecep.
Jauh sebelum inovasi-inovasi tersebut diberlakukan, upaya membantu mempermudah masyarakat membayar pajak kendaraan bermotor, telah dilakukan dengan mengoperasikan Samsat Keliling, Samsat Gendong dan Samsades atau Samsat Masuk Desa.

Untuk semua inovasi yang telah dilakukan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah memberikan penghargaan kepada Bapenda Jabar. KPK antara lain menilai, inovasi sistem pembayaran yang telah diberlakukan, dapat meminimalisir adanya pertemuan antara pembayar pajak dengan petugas pajak. Di samping itu, karena semua inovasi yang diterapkan telah memudahkan masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor.(Advertorial)

Urusan Asmara, Driver Ojek Pengkolan Bacok Warga Ciomas. Begini Kronologinya

PARUNGPANJANG-RADAR BOGOR, Diselingkuhi oleh istrinya, seorang tukang ojek pengkolan berinisial HY warga Permunas 4, Desa Parungpanjang, Kecamatan Parungpanjang tega membacok HR (35), warga Kampung Cibinong, Desa Ciapus, Kecamatan Ciomas.

Berdasarkan informasi yang diterima radarbogor.id, kronologi kejadia tersebut bermula saat HY tengah menunggu calon penumpang di depan minimarket kawasan ruko Sentraland,Selasa (26/2/2019) pagi.

Selang beberapa menit kemudian, korban HR (35) melintasi pangkalan ojek. Berbekal sebilah golok yang sudah disiapkan, HY berlari mengejar Heri dan langsung membacok korban.

Korban menderita luka pada kepala belakang dan tangan kiri langsug dibawa warga ke Puskesmas Parungpanjang untuk mendapat penanganan medis.

Pelaku sempat melarikan diri. Namun, sekitar 10.15 WIB, berhasil ditangkap tak jauh dari lokasi pembacokan. (ysp)

 

Hotel Grand SaveroDonor Darah Show Your Love by Donating Your Blood


BOGOR–RADAR BOGOR, Masih dalam suasana bulan penuh kasih, Hotel Grand Savero Bogor bekerjasama  dengan Komunitas Bogor Aksi Peduli (BAPER) dan UTD PMI Cianjur kembali melaksanakan kegiatan Donor Darah pada hari Selasa, (26/2/2019) pukul 08.30–12.00 WIB, bertempat di Sky Roof Grand Savero Bogor.
Hotel yang beralamat di Jalan Pajajaran No. 27, Bogor berkerjasama dengan Komunitas
yang fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan.

Kali ini sebagai salah satu bentuk
kolaborasi keduanya pada kegiatan sosial yaitu donor darah, dengan mengambil tema
“Show Your Love By Donating Your Blood”.

“Kegiatan sosial ini merupakan kegiatan rutin kami dan kebetulan momentnya
bertepatan di bulan Februari yang sangat kental dengan sebutan bulan kasih sayang,
maka kami mengambil tema tersebut. dan inilah cara kami berbagi terhadap sesama,
dalam hal ini berbagi kasih sayang dengan mendonorkan darahnya kepada sesama yang
membutuhkan,” terang Marcomm Hotel Grand Savero Bogor, Amalia Sagita.

Selain berkolaborasi dengan BAPER, kali ini Grand Savero Bogor turut mengundang
sebagai peserta donor darah diantaranya KOREM 061/SK beserta jajarannya diantaranya
Kodim 0606/Kota Bogor, Batalyon 315/Garuda, Denpom Bogor, Denbekang Bogor,
Pusdikzi, Grup 3 Paspampres, Dispbudpar Kota Bogor, Yayasan Gempita, Yayasan Citra
Mandiri, serta masyarakat umum dari beberapa Perusahaan dan Komunitas yang ada di
Kota Bogor.

Di tempat yang sama, General Manager Savero Hotels Group, Mustafa Rahmatono,
mengucapkan apresiasi kepada Masyarakat Bogor khususnya kepada para undangan
yang telah meluangkan waktunya.

“Alhamdulillah, selain mendapatkan dukungan yang luar biasa, kegiatan ini berjalan
dengan lancar dan meriah. Terima kasih atas dukungannya, khususnya kepada para
pengisi acara dan para pendonor yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi kasih
sayang melalui donor darah,” ucap Rahmatono.

Selalu ada ide menarik yang dilakukan Grand Savero untuk memberi hiburan kepada  para pedonor sehingga mereka merasa lebih nyaman.
Kegiatan yang dibuka oleh  pertunjukan tari tradisional, selama acara berlangsung para pendonor dihibur oleh akustik dan beat box dari teman-teman yang bergabung dalam komunitas BAPER.

Setelah sebelumnya para calon-calon pendonor juga dibekali dengan sosialisasi mengenai manfaat donor darah bagi diri sendiri
“Semoga dengan adanya kegiatan ini, para calon pendonor khususnya Sahabat Savero
dapat lebih memahami pentingnya donor darah, baik untuk pribadi maupun untuk
sesama. Dan bagi yang belum pernah melakukan donor darah, kami tunggu
kedatangannya pada kegiatan donor darah kami selanjutnya,” tutup  M.
Rahmatono.

Acarapun semakin meriah dengan adanya bazaar dari beberapa tenant, pemeriksaan
mata, refleksi dan cukur rambut gratis Selama acara pula Para pendonor diajak bermain
games dan berkesempatan mendapatkan bingkisan menarik dari Grand Savero Bogor
dan dari para sponsor, diantaranya Akasia Spa, Makaroni Gokil, Fry Lampion, Bakpao
Talas Bogor, Toko Militer, Gesharu, Bandar Kerang, MS Pro Audio, Toko Militer, serta
masih banyak yang lainnya, hingga pada akhir acara ini ditutup dengan tari maumere
bersama-sama.

Grand Savero memiliki 130 kamar, 11 meeting room, 1 Ballroom dengan kapasitas
sampai dengan 1.100 orang.

Fasilitas lainnya adalah Lotus Garden Restaurant dengan kapasitas 350 orang, Iris Lounge dengan kapasitas 50 orang, Savero Sky Lounge dengan kapasitas 300 orang, Fitness Center, Kids Corner, Spa dan Indoor swimming pool. (Adv)

Memprihatinkan, Begini Kondisi Kerusakan Jalan di Tiga Kecamatan Kabupaten Bogor

CIBINONG-RADAR BOGOR, Kerusakan jalan di Kabupaten Bogor, kian memprihatinkan. Sebab, jalan layaknya sungai yang sedang kering, sepertinya hanya ada di Kabupaten Bogor, tepatnya di Kecamatan Gunungsindur, Rumpin, dan Parungpanjang.

Kini, jalan di wilayah itu dalam kondisi rusak berat. Saat hujan pun, air justru mengaliri jalan seperti sungai kecil. Penyebabnya, tak lain truk tronton melebihi muatan yang melintas di sana.

Kepala UPTD Wilayah I Binamarga Provinsi Jawa Barat, Yongga Bhakti mengatakan jika Pemprov Jabar sudah menyiapkan anggaran untuk membuat Feasibility Studi (FS) dan Detail Engineering Design (DED) pembangunan jalan khusus angkutan tambang.

Dia menjelaskan FS dan DED mengonsep jalan tambang sepanjang 15 kilometer dan panjang 9 meter. Pembangunan jalur tambang itu, meliputi wilayah Rumpin dan Gunung Sindur.

Karena Parung Panjang tidak ada galian, selama ini jalan Provinsi yang dilalui truk tambang itu sangat cepat rusak. Karena muatannya melebihi dari tonase yang seharusnya.

Harusnya 8 ton beban jalannya. Tapi yang lewat 45 ton, gimana jalan enggak rusak. Padahal selama ini dari tahun 2010 Pemprov Jabar sudah mengalokasikan anggaran untuk jalan provinsi yang ada di wilayah Parung panjang ini sudah mencapai Rp120 miliar,” kata Yongga.

Dia menjelaska, titik awal jalan tambang bermula di wilayah Kecamatan Rumpin, nantinya jalur tambang ini akan menghubungkan dengan Kecamatan Gunungsindur hingga Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.

Rencana Pembangunan Jalur Tambang

1. Titik awal pembangunan akan dimulai di Kecamatan Rumpin melalui Gunungsindur dan Tangerang Selatan.
2. Perencanaan Akan Dilakukan Tahun 2019. Mulai pengkajian, Pembebasan Lahan dan Kontruksi.
3. Rencana Pembangunan Jalur Tambang Sekitar 15 Kilometer dengan Lebar 9 meter Betonisasi.
4. Pembangunan Jalur Tambang akan melibatkan tiga Provinsi, Jawa Barat, Banten dan DKI.

Jalan Provinsi 40 Kilometer yang Dilintasi Truk Tambang

Kecamatan Rumpin
1. Desa Sukasari
2. Desa Rumpin
3. Desa Cipinang
4. Desa Tamansari
5. Desa Sukamulya

Kecamatan Cigudeg
1. Batu Jajar

2. Rengas Jajar
3. Tegal Lega

Kecamatan Parungpanjang
1. Desa Parungpanjang
2. Desa Bunar
3. Desa Lumpang
4. Desa Dago

Kecamatan Gunung Sindur
1. Desa Gunungsindur
2. Desa Pedurenan
3. Desa Pabuaran

(cek/ps/pin)


https://sgp1.digitaloceanspaces.com/radarbogor/2019/02/Razia-PSK.jpg


BOGOR-RADAR BOGOR, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, mengamankan 2 waria dan 7 wanita yang diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK) pemain baru, Selasa (26/2/2019) malam. Razia dimulai dari Kelurahan Bubulak, Yasmin hingga Jalan Pengadilan.

Kepala Dinas Sosial Kota Bogor, Azrin Syamsudin mengatakan, ada 9 orang penyakit masyarakat yang diamankan pada malam tersebut. Mereka yang diamankan adalah orang-orang penyakit masyarakat seperti waria dan wanita malam.
Dari 9 tersebut dua diantaranya adalah waria dan 7 lainnya wanita malam penghibur laki-laki hidung belang. “Kesembilan orang tersebut kemudian di data, setelah itu di bawa langsung ke Sukabumi, Jawa Barat untuk nantinya dilakukan pendamping dan pelatihan di sana,” ujarnya kepada Pojokbogor.com saat ditemui di kantornya, Rabu (27/2).

Azrin mengungkapkan dari 9 orang tersebut ada satu orang dikembalikan ke orang tua. Karena orang tua membawa kartu keluarga. “Tapi kita minta kepada orangtuanya kalau kami ketemukan lagi kami langsung bawa dan bina.Nah, dia menyanggupi kita kembalikan. Kata anaknya itu dia baru pulang kerja sampai pukul 12 malam,” ucapnya.

Azrin menjelaskan dari 9 penyakit masyarakat yang diamankan merupakan hasil penjaringan operasi keliling terpadu. Dimana penjaringan sendiri di mulai dari Bubulak, Yasmin sampai ke tengah jalan Pengadilan.

“Kami libatkan Polres, Polsek dan Korem dan Satpol PP serta tim kami dalam penjaringan yang dimulai dari mulai 12.00 WIB malam hingga pukul 02.00 WIB dinihari. Kami ngambol spot-spot rawan di Bubulak, warung tukang sate dan sebagainya. Ada yang sebagaian di jalan duduk duduk,” jelasnya.

Azrin menambahkan dari 9 orang penyakit masyarakat yang diamankan mereka adalah pemain baru. “Kalau yang lama itu mereka sudah kita bina.

Soalnya kita ada yang namanya home visit. Nanti kita datangi ke rumahnya dan Alhamdulillah hasilnya ada,” imbuhnya.(adi/ps)

Rumah Mewah di Sentul City Nyaris Ludes Terbakar

BABAKANMADANG-RADAR BOGOR, Peristiwa mengaggetkan terjadi perumahan mewah Cluster Venesia Perumahan Sentul City, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (27/2) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Kobaran api nyaris meludeskan salah satu rumah warga di Jalan Venesia Selatan, Sentul City.

Kepala Security Sentul City, Paulus menjelaskan, setelah mengetahui adanya kobaran api, anggotanya langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Selang waktu 20 menit, api berhasil dipadamkan. Lima penghuni rumah yang saat kejadian berada di dalam pun berhasil diselamatkan.

“Anggota kami sudah terlatih mengatasi kebakaran. Jadi saat terjadi musibah, kita sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk memadamkan api secepatnya,” jelasnya kepada Radar Bogor usai memadamkan api.

Paulus menduga, api berasal dari tumpukan barang bekas di garasi yang belum sempat dibuang penghuninya. Saat anggota security tiba di tempat kejadian perkara, anggota melakukan pemadaman dengan memakai Alat Pemadam Api Ringan (APAR ) sebanyak delapan tabung dari gate cluster terdekat. “Kalau kita tidak sigap datang mungkin api sudah merembet,” terangnya.

Ternyata, di sekitar lokasi kebakaran anggota menemukan adanya benda yang mudah terbakar seperti genset. Petugas lantas menjauhkan benda-benda tersebut dari titik api, termasuk memecahkan kaca garasi agar asap tidak nepul di dalam ruangan.

Lima menit kemudian mobil pemadam kebakaran dikawal mobil patroli SGC tiba di lokasi bersama petugas Unit Reaksi Cepat (URC) melakukan pemadaman.(fik/RBID)

 

Bogor Ekspor Manggis ke Cina, Peran Tengkulak Sulit Dihilangkan

CIBUNGBULANG-RADAR BOGOR, Hasil pertanian manggis di Kabupaten Bogor, diekspor ke Cina. Namun, hingar bingar ekspor buah manggis dari Bumi Tegar Beriman ke Cina ini belum bisa melepaskan para petani dari jeratan tengkulak sepenuhnya. Seperti dirasakan Ijal, petani manggis di Kampung Cengal RT01/05, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang.

Pasalnya, tidak semua hasil buah manggis miliknya diambil oleh eksportir PT Mahkota Manggis Sehati di Kecamatan Cibungbulang. Karena, tidak semua produksi manggis layak untuk diekspor. Paling satu kwintal, yang layak ekspor cuma 40 persennya. Sisanya untuk dijual di pasar biasa,” kata Ijal, Rabu (27/2/2019).

Parahnya, jika petani menjual ke tengkulak harga jualnya sangat jauh dibanding dengan menjual ke eksportir. “Kalau untuk ekspor, karena langsung ya jalurnya bisa 14 sampai 17 ribu per kilo. Kalau ke tengkulak mah cuma dua ribu sekilo,” katanya.

Dia pun berharap Pemkab Bogor membuatkan aturan khusus untuk memangkas rantai distribusi manggis. Agar, petani memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. “Sudah gitu, petani juga banyak terjerat hutang sama tengkulak. Bayarnya pakai manggis juga jadi harganya semakin murah. Untungnya juga sedikit,” ungkap Ijal.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor Sity Nuriyanti pun membenarkan jika peran tengkulak tidak bisa dilepaskan begitu saja dari petani.

“Karena mereka sudah terikat. Ada banyak faktor penyebabnya. Dengan mengajak salah satu pengumpul manggis menjadi eksportir, merupakan satu langkah pemkab. Karena PT ini sudah mulai mapan,” katanya.

Salah satu faktor penyebabnya, kata dia, adalah petani telah menerima uang lebih dahulu dari tengkulak. “Harga dua sampai lima ribu per kilo dibeli tengkulak itu memang betul. Kita dari 16 kelompok tani yang sudah kerja sama, paling baru 5 yang berjalan karena kebanyak sudah terikat tengkulak,” katanya.

Padahal, kata dia, dibanding menjual tanpa tengkulak harga manggis mereka berkisar antara Rp12-17 ribu per kilogram. “Sangat jauh dibanding tengkulak. Yang untung ya tengkulaknya,” tukasnya.(cek/ps/pin)


 

Tekan Resiko Bencana, BPBD Bentuk Desa Tangguh Bencana di Cijeruk

CIJERUK-RADAR BOGOR, Mengurangi resiko bencana di wilayah desa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, melaksanakan pembentukan Desa Tangguh Bencana di Aula Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk.

Kasi Pencegahan BPBD Kabupaten Bogor, Hendar Suhendar mengatakan, pembentukan Desa Tangguh Bencana anggarannya bersumber dari masing-masing DPA Kecamatan.

“Tahun anggaran 2019. BPBD hanya fasilitator yang menyediakan narasumber maupun infrastruktur untuk pelatihan dan sosialisasi kepada calon relawan,“ ujar Hendar kepada Radar Bogor, Selasa (26/2/2019).

Dia menjelaskan, pembentukan desa tangguh bencana sangat penting dilaksanakan. Apalagi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berkewajiban membentuk Desa Tangguh Bencana.

“Sekarang, Kabupaten Bogor sudah 13 Desa Tangguh Bencana terbentuk. Tahun depan rencanannya akan dibentuk 30 desa. Kemudian ditambah dari BPBD sebanyak satu desa lagi,“ terangnya.

Hendra mengatakan, adapun materi dalam pembentukan Desa Tanggap Bencana meliputi pemahaman managemen bencana, pemetaan partisifatip, penyelamatan atau pertolongan dan evakuasi, P3K, rencana pembuatan dokumen bencana dan simulasi. “Relawan diharapkan bisa menjadi ujung tombak dalam penanganan bencana. Termasuk bisa memberikan laporan kepada BPBD,“ ucapnya.

Sementara, Sekcam Cijeruk Irwan Somantri menuturkan, pembentukan desa tangguh bencana yang di inisiasi oleh BPBD Kabupaten Bogor ini, anggarannya tersebar di setiap kecamatan.

“Anggarannya memang tersebar di setiap kecamatan, tapi tidak bisa terencana semuanya. Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa membentuk karakter masyarakat, khususnya yang ada diwilayah Cijeruk,“ tambahnya.

Melalui kegiatan tersebut, sambung Hendra, para relawan diharapkan bisa memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana cara penanganan menghadapi terjadinya bencana. Lanjut dia, seminimal mungkin, relawan juga bisa meminimalisir terjadinya kontak bencana.

“Makanya, kita berharap adanya kegiatan ini kedepan masyarakat bisa lebih memahami untuk menjaga lingkungan supaya terhindar dari bahaya bencana,“ pungkasnya.(rp1)

 

Tangkal Hoax dan Sara, LSIS Gandeng Alumni IISIP Bogor Raya Adakan Diskusi

CIBINONG-RADAR BOGOR, Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSIS) bekerja sama dengan Alumni IISIP Bogor Raya, mengadakan dikusi publik bertajuk ‘Profesionalisme Insan Pers Dalam Menangkal Hoak dan SARA Pada Pemilu 2019’ di Cafe Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (28/2/2019).

Ketua Panitia, Irvani Ramdhan menjelaskan, diskusi ini memiliki titik berat pada pentingnya peran media massa dalam mengedukasi masyarakat di tengah tingginya suhu politik belakangan ini. Pasalnya, kabar-kabar bohong alias hoak dan politik identitas telah merajai media sosial di setiap tahun politik.

Menurutnya, peran media massa menjadi penting, dengan menyampaikan berita dengan sesuai fakta. “Itu semangat kami Alumni IISIP Bogor Raya bersama LSIS. Supaya bagaimana masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh akun-akun troll di media sosial yang isinya kadang menyudutkan salah satu pihak,” ujar Irvani.

Dia berharap dengan diskusi ini mampu menciptakan iklim politik yang kondusif, damai khususnya di Kabupaten Bogor, salah satu basis pemilih terbesar di Jawa Barat maupun se-Indonesia.

“Pembicara yang akan hadir wartawan senior Bogor Irwan Natsir, Pakar Komunikasi Universitas Djuanda Agustina M Purnomo, Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni dan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bogor Irfan Firmansyah,” tukasnya.(*/ded)

 

Wednesday 27 February 2019

Kota Bogor Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga Maret, Warga Diminta Waspada


BOGOR-RADAR BOGOR,Terjangan hujan deras dan angin kencang diperkirakan akan kembali terjadi di Kota Bogor. Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk tetap waspada, karena cuaca ekstrem bakal terus berlanjut hingga awal Maret.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Bogor, Hadi Saputera memprediksi, potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi hingga menutup Februari.
Sebab saat ini wilayah Jawa Barat sedang dilintasi belokan angin yang akhirnya membentuk awan cumulonimbus.

Dinukil dari laman Wikipedia, awan Kumulonimbus adalah sebuah awan vertikal menjulang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya.

“Awan-awan hujan tersebut memang terbentuk pagi sampai siang, tanda-tanda matang setelah terdengar petir, nah itu pasti hujan lebat,” ujar Hadi Saputera kepada Radar Bogor, kemarin (26/2).

Jika dilihat dari hitungan bulan, lanjut Hadi, cuaca ekstrem juga bisa menjadi penanda pergantian musim hujan ke musim kemarau.

Biasanya, puncak hujan diprediksi terjadi Februari. Karena saat memasuki April dan Mei, seharusnya musim telah berganti.

“Jadi kalau sudah mendengar petir, harus lebih waspada. Jangan berteduh di bawah pohon, atau berkendara. Silahkan cari tempat aman seperti gedung,” kata Hadi.

Terkait soal cuaca ekstrem yang sedang menyelimuti Kota Bogor, Wali Kota Bogor, Bima Arya memerintahkan seluruh aparatnya untuk segera melakukan identifikasi daerah rawan bencana di Kota Bogor. (gal/ysp)

Bus Karyawan Tabrak Sepeda Motor di Tenjo, Satu Korban Tewas Mengenaskan

BOGOR-RADAR BOGOR, Kecelakaan maut terjadi di Kampung Tegal Pondoh, RT 02/03, Desa Singabangsa, Kecamatan Tenjo, Selasa (26/2/2017) sore sekitar pukul 16:00 WIB.

Sebuah bus menabrak sepeda motor di wilayah hukum Polsek Parungpanjang itu. Akibat kecelakaan tersebut satu orang tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan.

Berdasarkan laporan dari Polsek Parungpanjang, kecelakaan berawal saat sepeda motor Yamaha Mio J dengan no pol A-6125-MF yang dikemudikan Asep Iwan (40), melaju dari arah Tenjo ke Tigaraksa.

Ketika itu, korban yang merupakan warga Cibadak RR 17/07 Desa Bojong, Kabupaten Tangerang, hendak mendahului bus karyawan Yongbat No. Pol A-7022-ZM yang dikemudikan Muhamad Ranta (45).

Bus tersebut berada di depannya searah dengan korban. Tiba-tiba ada sepeda motor melintas dari arah berlawan (Tigaraksa menuju Tenjo), korban kaget lalu ngerem mendadak dan jatuh ke kiri hingga masuk ke kolong bus.

“Korban lalu terlindas bus hingga meninggal dunia. Korban mengalami luka berat dibagian kepala pecah, dada remuk,” terang Panit Lantas Polsek Parungpanjang Bripka Gatot Subroto.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, petugas pun mengamankan kendaraan yang terlibat tabrakan, yakni sepeda motor Yamaha Mio J No. Pol A-6125-MF dan bus karyawan No. Pol A-7022-ZM.

“Kita sudah melakukan oleh TKP, mengevakuasi barang bukti dan menghubungi keluarga korban terkait kecelakaan tersebut,” pungkas Gatot. (ysp)

 

Simulasi Pileg 2019, Persaingan Antar Caleg di Kabupaten Bogor Berlangsung Ketat. Berikut Datanya!

BOGOR-RADAR BOGOR, Perebutan suara antara calon legislatif (caleg) di Kabupaten Bogor diprediksi bakal berlangsung ketat. Bahkan, ada tiga wilayah di Kabupaten Bogor yang layak disebut daerah pemilihan (dapil) neraka, karena saking sengitnya persaingan.

Kondisi itu tergambar dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor pada Kamis (21/2/2019) hingga Sabtu (23/2/2019), tiga dapil neraka itu di antaranya dapil I dan II dan III. Di tiga itu, selisih suara antar-calon sangat tipis.

Misalnya di dapil I Kabupaten Bogor yang meliputi Cibinong, Citeureup, Sukaraja Klapanunggal dan Babakan Madang. Sebanyak 5,29 persen warga mencoblos Fonny Oktarina. Torehan ini membuat calon legislatif (caleg) asal Demokrat itu mendapat suara tertinggi. Unggul tipis dari Januaria Quarta dari Golkar di tempat kedua dengan suara 4,50 persen. Sedangkan posisi ketiga ditempati caleg asal Gerindra Rudy Susmanto dengan 3,70 persen suara. Sementara caleg petahana dari PDI-P Saptariyani menempel dengan 2,38 persen suara.

Di bawah keempat caleg itu, jarak perolehan suara caleg-caleg lainnya tak terpaut jauh. Arif Abdi dari PAN misalnya. Dia mampu menoreh angka 1,85 persen diikuti caleg pendatang baru Gada Sembada dari PDI-P. Mantan birokrat tersebut memperoleh 1,32 persen suara.

Persaingan sengit juga terjadi di Dapil II Kabupaten Bogor. Bahkan selisih antara caleg suara tertinggi dan kedua hanya 0,89 persen. Dimana caleg asal PAN Ghozali memuncaki suara dengan torehan 5,86 persen. Disusul caleg petahana asal Gerindra Adi Suwardi 4,97 persen suara.

Sementara Sulaeman dari PKS dan Moch Hanafi dari Demokrat yang juga caleg petahana harus berbagai suara yang sama dengan perolehan 3,02 persen. Seperti dengan dapil I Kabupaten Bogor, dapil yang meliputi Cileungsi, Gunung Putri, Sukamakmur Jonggol, Cariu dan Tanjungsari ini juga diisi oleh mantan birokrat. Adalah Beben Suhendar dari Gerindra yang mampu bersaing dengan torehan 2,84 persen suara.

Beranjak di dapil III Kabupaten Bogor yang meliputi Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk, Cigombong dan Tamansari perebutan suara tidak lagi seketat dua dapil sebelumnya. Namun masih cukup sengit. Ahmad Taufik asal PAN menjadi caleg yang paling banyak dicoblos dengan torehan 11,63 persen. Disusul Fahir Malfahim asal Nasdem 8,31 persen dan Habib Rifkifauzan dari Gerindra 7,76 persen. Dibawah ketiganya ada Asep Buldan dari PKS yang meraup 4,71 persen suara.

Lalu bagaimana dengan tiga dapil lainnya? Dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor, selisih antara caleg suara tertinggi dengan kedua dan seterusnya terlalu jomplang. Semisal di Dapil IV Kabupaten Bogor. Caleg asal Golkar Puguh Kuswanto mendominasi suara dengan torehan 14,21 persen. Sementara Muhammad Romli dari PPP yang berada di urutan kedua hanya mendulang 4,52 persen suara.

Hasil ini juga terjadi di Dapil V Kabupaten Bogor yang meliputi Leuwiliang, Leuwi Sadeng, Nanggung, Sukajaya, Cigudeg, Jasinga, Tenjo dan Parung Panjang. Perolehan M Raushan Fikri jauh meninggalkan caleg-caleg lain. Caleg asal PAN itu memperoleh 8.88 persen suara. Diikuti Rendra Lesmana dari PPP dengan 3,66 persen dan Agus Awaludin dari Golkar 2,61 persen.

Sementara untuk Dapil 6 Kabupaten Bogor. Raden Dadang Zaelani dari PAN memuncaki perolehan suara dengan torehan 16,62 persen. Diikuti Rosdiana caleg asal PDI-P 8,31 persen dan Muhmud dari PKB yang memperoleh 6,75 persen suara.

Perlu diketahui, simulasi penyoblosan surat suara pileg 2019 Kabupaten Bogor masih satu rangkaian dengan simulasi Pileg 2019 Kota Bogor. Kegiatan ini rutin dilakukan Radar Bogor jelang berlangsungnya sebuah pesta demokrasi.

Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Bogor, Aswan Achmad menuturkan, simulasi penyoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor terbilang paling menantang. Lantaran ruang lingkup simulasi yang sangat luas. Ada 40 kecamatan yang didatangi tim simulasi. “Tim ini kemudian menyebar sesuai dengan daerah pemilihan,” ujarnya.

Seperti simulasi yang dilakukan di Kota Bogor (Baca Radar Bogor Edisi 25 Februari 2019), tim simulasi bergerak ke titik-titik keramaian di enam daerah pemilihan Kabupaten Bogor. Dimulai dari puskesmas, kantor kecamatan/kelurahan, pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan. Dengan membawa tiruan kotak suara tim simulasi mempersilakan pemilih potensi untuk menggunakan hak suaranya secara sukarela.

Sementara itu, selisih suara yang tipis antar caleg dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor

menjadi tantangan sendiri bagi partai politik di Tegar Beriman.

Ketua DPD PAN Kabupaten Bogor Arif Abdi menilai, perolehan suara yanng tipis dalam hasil simulasi Radar Bogor, karena caleg-caleg baru mau bekerja keras untuk menggerakan mesin partai. Mereka pede melawan caleg-caleg petahana yang notabene sudah mempunyai basis massa.

“Kami percaya proses tidak akan menghianati hasil. Begitu juga dengan apa yang sudah dilakukan caleg-caleg baru yang berjuang dari nol,” imbuhnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor, Aan Triana Alhmuharom. Menurut dia, kerja keras caleg baru membuat persaingan suara tidak hanya menjadi milik petahana.

“Makanya kunci untuk bisa mendapat suara masyarakat adalah silaturahmi, datangi masyarakat dan tampung keluhannya,” tukasnya. (dka/d)

 

Mewujudkan Sinergi Kota dan Kabupaten Bogor


SEJAK tahun 2010 Pemerintah Kota Bogor telah menjalin kerjsama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor. Kerjasama diantara kedua pemerintah daerah itu tertuang di dalam Nota Kesepakatan Bersama 100/2/NK/HUK/2010 dan Nomor 019/KK 5 – Tapem/2010 tertanggal 20 Mei 2010. Nota Kesepalatan Bersama itu terakhir diperbaharui dengan 119/25/XII/KB/KS/2014 dan Nomor 060/KK.24-Pem/2014 tertanggal 8 Desember 2014 tentang Kerjasama Antar Daerah Dalam Pelayanan Publik.

Ruang lngkup kerjasama meliputi 19 bidang. Diantaranya bidang penataaan ruang, lingkungan hidup, pariwisata, pendidikan dan kesehatan. Kerjasama tersebut dijalin untuk menyusun strategi dan langkah bersama diantara kedua pemerintah daerah, yang mengarah pada upaya mengatasi berbagai masalah yang timbul di kedua wilayah, akibat interaksi dan mobilisasi masyarakat yang bermukim di kedua wilayah administratif ini.

Misalnya masalah yang timbul dalam urusan transportasi. Kedua pihak perlu bekerjasama, karena gerak aktivitas masyarakat di kedua wilayah tidak dapat dibatasi hanya sebatas wilayah masing-masing. Mereka diantaranya memerlukan pelayanan transportasi yang menghubungkan antara pemukiman, yang rata-rata berada di wilayah kabupaten, dengan pusat berbagai jenis aktivitas yang berada di tengah kota.

Akibatnya tentu banyak permasalahan yang muncul di bidang transportasi. Antara lain masalah kepadatan angkutan umum yang beroperasi di wilayah kota. Sebagian diantara angkutan kota yang beroperasi di wilayah kota adalah angkutan kota dari wilayah kabupaten. Pengurangan angkutan umum dari kabupaten, dinilai bukan solusi utama karena kenyataannya masih masyarakat di kedua wilayah yang memerlukan jasa angkutan tersebut.

Di bidang pendidikan dan pelayanan publik lain seperti kesehatan juga demikian. Tidak mungkin sekolah-sekolah di wilayah kota misalnya menolak siswa dari kabupaten dan sebaliknya. Begitu juga tidak mungkin rumah sakit atau puskesmas yang berada di wilayah kota menolak masyarakat kabupaten yang memerlukan pelayanan kesehatan dan sebaliknya.

Belum lagi dalam soal penanganan sampah. Kota Bogor sangat memerlukan bantuan Kabupaten Bogor, terutama dalam penyedian Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Hal itu karena di wilayah kota sudah sulit ditemukan lahan luas yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan akhir sampah.

Kerjasama diantara kedua pemerintah daerah, tidak semata-mata ditujukan untuk menangani masalah. Melainkan juga dimaksudkan untuk melakukan langkah-langkah bersama dalam memajukan perekonomian kedua wilayah untuk mendorong peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di kedua wilayah. Diperlukan langkah yang seiring dan sejalan untuk mendorong pemanfaatan berbagai jenis sumberdaya yang tersedia di kedua wilayah ini.

Setelah 8 tahun kerjasama tersebut dijalin, telah tercapai beberapa hasil. Sedikitnya ada empat hal yang berhasil dicapai. Masing-masing sebagai
berikut :

1. Penyerahan hibah tanah seluas kurang lebih 363 meter pesrsegi beserta bangunan di atasnya seluas 243 meter persegi. Lahan dimaksud berada di Jalan Gedong sawah IV dan diserahkan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk perluasan lahan SMP Negeri 2 Bogor.

2. Pemerintah Kabupaten Bogor menuaikan kewajiban yang sama dengan Pemerintah Kota Bogor dalam hal pemanfaatan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Galuga. Kewajiban dimaksud adalah memberikan kompensasi dampak lingkungan dan ganti untung lahan di wilayah TPAS Galuga.

3. Promosi bersama penanaman modal di kedua wilayah dalam bentuk pameran dan media promosi bersama tentang penanaman modal.
4. Promosi bersama dalam bidang pariwisata.

Tentu masih banyak hal lain yang pelu dicapai, untuk meraih tujuan yang dimaksud dari kerjasama ini. Oleh karena itu, baru baru ini, Walikota Bogor dan Bupati Bogor melakukan pertemuan untuk membahas kelanjutan kerjasama diantara kedua belah pihak. Secara administratif kesepakatan kerjasama yang berlaku selama ini akan segera berakhir pada tanggal 6 Juli 2019 mendatang.
Di dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Bupati Bogor, antara lain telah disepakati bidang yang dikerjasamakan. Diantaranya bidang transportasi, pendidikan dan kesehatan. Untuk bidang transportasi diantaranya akan diupayakan peleburan Terminal Laladon dan Terminal Bubulak sebagai terminal batas kota

Dalam hal pendidikan, diantaranya melakukan singkronisasi terkait berlakunya sistem zonasi dalam pendaftaran peserta didik baru. Sedangkan di bidang kesehatan, akan diupayakan penyelesaian permasalahan pelayanan pengobatan masyarakat lintas wilayah.

Diharapkan kerjasama yang telah disepakati tidak hanya sekadar sampai di atas nota kesepakatan. Untuk itu perlu konsistensi sikap kedua belah pihak agar dapat menindaklanjuti sampai pada tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan maupun pengawasan.
Itulah sinergi yang diperlukan untuk mendorong pengelolaan kedua wilayah ini berjalan lebih efektif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada serta mendorong terwujudnya pembangunan wilayah yang sukses. Itulah yang ditunggu oleh masyarakat Bogor yang bermukim di kota maupun kabupaten. (Advertorial)







Caleg Pendatang Baru di Kabupaten Bogor Tebar Ancaman, Ujian Berat Petahana

BOGOR – RADAR BOGOR, Pemilihan Legislatif 2019 Kabupaten Bogor akan menjadi ujian berat bagi calon petahana. Kehadiran wajah baru bakal membuat perebutan suara tidak bakal mudah. Dinamika itu terlihat dalam hasil simulasi simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor.

Dalam hasil simulasi yang dilaksanakan pada Kamis (21/2) hingga Sabtu (23/2), sejumlah caleg pendatang baru mulai unjug gigi. Di Dapil I Kabupaten Bogor ada Fonny Oktarina. Caleg asal Demokrat itu memperoleh suara tertinggi dengan 5,29 persen.

Tren itu berlanjut di Dapil II Kabupaten Bogor. Caleg baru asal PAN Ghozali mampu memperoleh 5,86 persen suara. Torehan ini tertinggi di dapil yang meliputi Cileungsi, Gunung Putri, Sukamakmur Jonggol, Cariu, dan Tanjungsari itu.

Kejutan bahkan terjadi di Dapil III Kabupaten Bogor. Lima besar perolehan suara justru dikuasai caleg wajah baru. Di urutan pertama, ada Ahmad Taufik dari PAN dengan 11,63 persen suara. Diikuti Fahir Malfahim asal Nasdem dengan 8,31 persen suara. (lengkap lihat grafis)

Beranjak di Dapil IV Kabupaten Bogor, calon petahana mulai melakukan perlawanan. Dapil yang meliputi wilayah Ciomas, Dramaga, Ciampea, Rumpin, Tenjolaya, Pamijahan, dan Cibungbulang itu, lima besar suara terbanyak didominasi petahana.

Diurutan teratas, ada caleg asal Partai Golkar Puguh Kuswanto yang memperoleh 14,12 persen suara. Disusul caleh petahana yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Muhammad Romli dari PPP dengan 4,52 persen suara. Sementara Wahyanto dari Nasdem menempel dengan 3,39 persen suara diikuti Usep Syaefulloh dari PAN dengan torehan 2,26 persen suara.

Adapun di sisa dua dapil lainnya yakni Dapil V dan VI Kabupaten Bogor, lagi-lagi didominasi caleg wajah baru. Sebut saja Muhammad Raushan Fikri dari PAN yang memperoleh suara tertinggi di dapil V dengan torehan 8,88 persen suara. Dan Raden Dadang Zaelani dari PAN yang memuncaki suara dapil VI dengan torehan 16,62 persen suara.

Menanggapi hasil simulasi Radar Bogor, Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor, Agus Salim menilai semua anggota PKS bergerak dan tidak ada caleg ‘jadi’ dan caleg ‘tidak jadi’. Sehingga nomor (caleg) berapapun mereka semua berjuang sepenuh hati. “Dengan segala daya dan upaya yang dimiliki, mereka mensosialisasikan diri dan juga partai. Mesin partai juga bergerak,” imbuhnya.

Sementara Pengamat Politik, Yusfitriadi menilai, elektabilitas para caleg baru yang bisa bersaing dengan caleg petahana membuktikan pemilih mulai rasional dalam menentukan pilihan. “Pemilih pun cenderung mengamati rekam jejak petahana,” bebernya.

Apalagi menurut dia, karakter pemilih rasional, akan secara mudah menghukum caleg petahana yang tidak menunaikan janji – janji kampanyenya dan berkhianat terhadap rakyat yang telah memilihnya. “ Hukuman tersebut diantaranya dengan cara tidak memilihnya kembali untuk menjadi wakil rakyat,” pungkasnya. (dka/d)

 

Waspada! Jalan Protokol di Kota Bogor Rawan Pohon Tumbang


BOGOR- RADAR BOGOR,Hujan disertai angin kencang yang menerjang kota Bogor dari sore hingga malam kemarin (25/2) membuat sebagian pepohonan bertumbangan. Atap dan dinding rumah warga pun runtuh dibuatnya.

Radar Bogor mendata, ada dua pohon tumbang di sepanjang Jalan Sholeh Iskandar. Tepatnya samping Giant Yasmin dan di simpang Semplak arah Bubulak. Pohon tumbang juga menimpa rumah warga di Bubulak dan Masjid Ar Ridwan, Cilendek Barat.

“Pohon tumbang dan banjir terkini laporan yang sudah masuk ke BPBD wilayah Kota Bogor ada delapan titik,” kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kota Bogor, Ahmad Maulana, kemarin.

Terpisah, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) mencatat, 112 dari 516 pohon besar yang tumbuh di publik area Kota Bogor saat ini terindikasi sakit dan rawan tumbang.

Kepala Bidang Pertamanan Disperumkim Kota Bogor, Agus Gunawan menjelaskan, pohon-pohon yang rawan tumbang tersebut tersebar di sejumlah titik di jalan-jalan protokol di Kota Bogor, seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Pajajaran dan sejumlah jalan lainnya.

Pohon-pohon itu, kata Agus, telah ditandai berupa pemberian kartu tanda pohon (KTP) berwarna merah yang berarti rawan.

Sementara untuk mengantisipasi terjadinya pohon tumbang, pihaknya melakukan upaya pencegahan dini lewat penebangan dan pemangkasan.

“Pohon yang tingkat keroposnya di atas 50 persen kita lakukan penebangan,” kata Agus.(rp3/c)






Halte Dijadikan Tempat Mangkal, Ojol Bikin Pusing Dishub


BOGOR-Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor lagi-lagi dibuat pusing ojek online (ojol). Pasalnya, banyak dari mereka kini mangkal di shelter dan halte angkutan umum. 

Tak jarang kebiasaan mangkal ini menimbulkan kemacetan. Sementara angkutan umum terpaksa menaikan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat.
Ulah para driver daring ini dianggap melanggar Undang-undang 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dimana seyogyanya, halte berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang angkutan umum atau kendaraan bermotor roda empat.

Kabid Sarpras pada Dishub Kota Bogor Dody Wahyudin menjelaskan, keberadaan driver ojol yang biasa mangkal di halte Jalan Kapten Muslihat dan Jalan Paledang sudah terasa mengganggu. 

Sebab dengan demikian, fungsi shelter maupun halte kini dialihfungsikan jadi tempat mangkal. 

“Ketika berkumpul di satu titik, memakan badan jalan, ruas jalan berkurang, rasio meningkat sehingga terjadi keterlambatan dan kemacetan, hal ini sering kita sampaikan kepada mereka,” ungkapnya.

Dody meminta perusahaan ojek daring tersebut untuk menyiapkan pangkalan para pengemudinya agar tidak mengganggu lalu lintas. Dan hingga kini, sambung Dody, pihaknya masih menunggu itikad baik dari mereka.
“Harapan kita ke depan perusahaan itu bisa lebih bijak membantu Pemkot Bogor,” tukasnya. (gal/c)

Tidak Ada Peminat, Open Bidding Bapenda Kota Bogor Ditunda


BOGOR-RADAR BOGOR,Panitia Seleksi (Pansel) lelang jabatan eselon II harus menunda open bidding Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Pasalnya, dari lima dinas yang ikut bursa seleksi, hanya Bapenda yang tidak ada peminatnya.

Seketaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) Kota Bogor Dani Rahadian mengaku, pedaftaran dibuka sejak 24 Januari hingga 14 Februari, namun kuota yang dibutuhkan belum tercukupi. Kemudian Pemerintah Kota (Pemkot) terpaksa memperpanjang pendaftaran sampai 19 Februari, namun lagi-lagi kuota tetap tidak terpenuhi.
“Bapenda ditunda dulu karena peminatnya hanya dua orang, minimal kan empat orang, jadi ditunda juga dan kemungkinan akan di open bidding bersama inspektorat nanti,” ujar Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat kepada Radar Bigor, kemarin (25/2).

Empat dinas lainnya, kata Ade, telah berhasil diisi oleh tiga besar pendaftar. Untuk jabatan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) yaitu Deni Rahadian, Iman dan Taufik. Lalu jabatan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) yaitu Asep Zaenal Rahmat, Sujatmiko Baliarto dan Tri Irianto.

Kemudian, lanjut Dani, jabatan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) yaitu Deni Susanto, Ganjar Gunawan dan Ivan Syamsurizal. Selanjutnya jabatan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) yaitu Arie Sarsono Budiharjo, Ganjar Gunawan dan Novy Hasbhy Munawar.

“Peserta dari eksternal hanya Disperumkim satu orang, sisanya semua eksternal Pemkot Bogor, nama-namanya juga berdasarkan urutan abjad bukan nilai,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (25/2).

Mereka yang telah lolos, sambung dia, akan melangsungkan tes kesehatan pada Selasa (26/2) di RSUD Kota Bogor. Ade menghimbau agar para peserta mulai berpuasa dimulai sejak pukul 22.00 WIB. Sebab tes kesehatan akan dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB.

“Ikuti saja semua tes nya dengan baik, minimal mereka sudah melalui tahapan yang cukup berat baik administrasi, penyampaian visi misi, assessment bahwa mereka layak untuk lolos ketiga besar,” tuturnya.

Sementara untuk urusan lolos maupun tidak lolos, Ade yang juga Ketua Pansel itu mengatakan, bahwa itu merupakan hak prerogatif kepala daerah, dalam hal ini Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Hanya saja, Disdukcapil yang bukan kewenangan kepala daerah. Karena menjadi kewenangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

“Jadi siapapun yang harus memimpin saya pikir tidak ada masalah, semua harus berporos untuk kepentingan bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat di bidang apapun,” pungkasnya. (gal/c)