Wednesday, 18 October 2017
Tiga Irigasi di Kabupaten Bandung Barat Rawan Jebol
BANDUNG BARAT – Tiga irigasi di Kabupaten Bandung Barat rawan terjadinya longsor di musim hujan. Ketiganya mulai dari Irigasi Cidadap di Desa Gununghalu Kecamatan Gununghalu, Irigasi Pasir Angin di Desa Sumurbandung Kecamatan Cipatat dan Irigasi Rajamandala di Desa Cipatat Kecamatan Cipatat.
Hal itu diungkapkan Kasie Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Teknis pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung Barat, Ngadiman di Ngamprah, Senin (16/10/2017).
Menurut dia, ketiga irigasi besar tersebut kerap terjadi longsor menghadapi musim hujan beberapa tahun lalu. Sehingga, menjadi perhatian khusus pemerintah untuk melakukan antisipasi menghadapi ancaman longsor terhadap ketiga irigasi tersebut.
“Tiga irigasi itu sering terjadi longsor apalagi mau menghadapi musim hujan. Makanya kami akan terus melakukan pengawasan di lapangan serta mempersiapkan penanganan darurat dengan menempatkan petugas dan karung sebagai penahan agar tidak longsor,” katanya.
Hal lainnya yang harus diperhatikan, kata dia, terkait dengan penataan saluran air dan penjagaan petugas di pintu irigasi. Sebab, curah hujan tinggi yang biasa terjadi di bulan November dan Desember akan menimbulkan ketinggian air yang bisa mengakibatkan tanggul jebol.
“Petugas di pintu irigasi tentu disiapkan berjaga 24 jam sekaligus untuk mengatur pengeluaran air agar tidak jebol dan longsor,” ungkapnya.
Dia mencontohkan, rusaknya irigasi Pasirangin di Kecamatan Cipatat sejak Oktober 2016 akibat longsor sampai saat ini masih dalam perbaikan. Ditargetkan, akhir Oktober 2017 akan rampung.
Rusaknya Irigasi Pasir Angin menyebabkan lahan pertanian seluas 521 hektare di Desa Kertamukti, Desa Sumurbandung, Desa Sarimukti, dan Desa Cipatat di Kecamatan Cipatat kurang pasokan air dan para petani mengalami gagal tanam.
Lebih jauh dia menjelaskan, selain ketiga irigasi tersebut, ada sejumlah irigasi di perkotaan seperti di wilayah Ngamprah yang perlu diwaspadai. Karena ketika hujan turun, air sering kali meluap dan mengakibatkan banjir yang mengganggu aktivitas warga.
“Irigasi yang berada di sekitar Ngamprah justru ancamannnya terjadi banjir,” pungkasnya.
(bie)
sumber:pojoksatu.id
Related Posts:
Ditaklukan PSKC, Patriot Candrabhaga Bekasi Masih Punya Peluang di Liga 3 SUBANG – Langkah Patriot Candrabhaga FC Kota Bekasi ke partai final harus terjegal PSKC Cimahi usai kalah 2-O pada babak semifinal Liga 3 regional Jawa Barat di Stadion Persikas Subang Minggu (1/10/2017) kemarin.Gol PSKC C… Read More
KPU Jawa Barat Tegaskan Mahar Politik Ilegal CIKARANG PUSAT – KPU Jawa Barat menegaskan, pemberian mahar dalam kontestasi politik tidak diperbolehkan. Larangan itu juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada.KPU akan meminta kepada Bawaslu unt… Read More
Sudah Tercemar, Air Kali Bekasi Masih Bisa Dikonsumsi, Kok Bisa? BEKASI – Air baku untuk PDAM Tirta Patriot dianggap kualitasnya tidak masuk kualitas kelas satu untuk dikonsumsi sebagai air minum. Kalau pun tetap digunakan sebagai bahan baku dibutuhkan cost produksi yang sangat tinggi.… Read More
Banyak PJU yang Mati, DPRD Desak Pemkab Bekasi Perbaiki CIKARANG BARAT – Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) disepanjang Jalan Raya Inspeksi Kalimalang banyak yang tidak menyala (padam). Hal itu dikeluhkan warga dan pengguna jalan.Dari pantauan, puluhan lampu PJU yang padam mu… Read More
Anggaran BK Minim, KONI Kabupaten Bekasi Minta Cabor Bersabar BEKASI – Minimnya anggaran Babak Kaualifikasi (BK) pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII Jawa Barat diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bekasi. KONI meminta agar para Cabang Olahaga (Cabor) bi… Read More
0 komentar:
Post a Comment