Tuesday, 24 October 2017
Kiamat Sudah Dekat? 475 Warga Depok Daftar ke Negeri Luar Angkasa
DEPOK – Wallahu A’lam Bishawab artinya, dan Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui. Senin (23/20/17), NASA merilis pernyataan mereka menemukan planet kesembilan dalam sistem tata surya, yang dijuluki Planet Nine.
Selain dibahas dari sisi ilmiah, ada pula yang menganggap kemunculan planet tersebut merupakan tanda dari akhir dunia. “Ini merupakan pesan bagi seluruh manusia yang ada di Bumi bahwa Nibiru sudah muncul,” ujar ahli Alkitab Rabbi Matityahu Glazerson, seperti dilansir Express, Senin (23/10/17).
Nibiru, atau Planet X, diperkirakan merupakan planet berukuran besar dengan orbit yang luas. Beberapa teori beredar bahwa planet tersebut akan berdekatan dengan Bumi dan menyebabkan gravitasi besar, sehingga memicu bencana sangat dahsyat.
Pernyataan tersebut seketika dibantah oleh NASA. “Jika planet tersebut benar-benar ada, jaraknya sangat amat jauh dan akan tetap seperti itu, sehingga tidak mungkin akan menabrak bumi atau menghadirkan kiamat,” ujar perwakilan dari NASA.
“Planet Nibiru sendiri tidaklah eksis, sehingga tidak akan ada tabrakan. Cerita soal Nibiru ini sudah ada bertahun-tahun dan kadang-kadang diceritakan ulang ke kisah kiamat yang adalah fiksi,” sebut NASA.
Selain membantah pernyataan tersebut, NASA juga mengakui bahwa kemunculan planet kesembilan, yang disebut Planet Nine, dalam tata surya semakin mendekati kenyataan.
“Sejauh ini, tanda-tanda yang muncul masih sekedar jejak-jejak gravitasional, namun hal tersebut menambah kecenderungan pembuktian Planet Nine. Kini, lebih sulit membayangkan tata surya kita tanpa ada Planet Nine ketimbang tidak,” katanya menambahkan.
Ilmuwan menemukan sebuah bukti yang menurut mereka akan sulit terelakkan. Mereka juga menemukan adanya pengaruh keberadaan planet tersebut terhadap Kuiper Belt.
Kuipert Belt (Sabuk Kuiper) merupakan wilayah yang terletak di sekitar orbit Neptunus dan berisi objek-objek beku. Menurut para ahli, keberadaan Planet Sembilan menyebabkan pergerakan yang tidak biasa dari objek-objek yang ada di Kupert Belt.
Massa planet yang sangat besar diduga menjadi penyebab objek di dalam sabuk memiliki arah rotasi yang berlawana dengan objek lain di tata surya.
“Saat ini ada lima jalur berbeda yang menjadi bukti pengamatan keberadaan Planet Sembilan,” ucap Konstantin Batygin, seorang astrofisikawan dari California Technologi Institute, Amerika Serikat.
Jika penjelasan ini diabaikan dan menganggap Planet Sembilan tidaklah ada, permasalahan yang muncul menjadi lebih banyak dari apa yang sudah dipecahkan.
Pengaruh adanya orbit Planet Sembilan juga menjelaskan bagaimana objek yang berada cukup jauh dari Kuiper Belt justru mencemari bagian dalam sabuk tersebut. Bagaimanapun Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengakui bahwa dampak dari keberadaan Planet Sembilan tidak dapat diabaikan.
Jika Planet Sembilan benar-benar nyata, ukurannya akan sepuluh kali lebih besar dari ukuran bumi dan jaraknya akan dua puluh kali lebih jauh dari jarak matahari dan Neptunus.
Terpisah, Ketua PC NU Kota Depok R Salamun Adiningrat menepis hal tersebut. “Saya memang tidak paham ilmu antariksa. Namun, seiring berkembangnya teknologi, benda luar angkasa baru ditemukan dengan teknologi terkini, dimana dulunya belum terlihat,” kata Salamun keada Radar Depok (Pojoksatu.id Group).
Seiring berkembangnya teknologi, kata Salamun, bisa saja, benda-benda tersebut terdeteksi. Sehingga menjadi temuan baru, padahal sebelumnya memang sudah eksis di sistem tata surya. “Seperti dulu, sebagian orang menganggap pluto itu planet, ada juga yang menganggap bukan planet,” paparnya.
Jika ada yang mengkaitkan penemuan planet baru itu dengan tanda-tanda kiamat, itu tentunya tidak benar. Sebab, sambung Salamun, tanda-tanda kiamat sudah jelas seperti yang sudah dinubuatkan Nabi MuhaMmad SAW, seperti keluarnya Dajjal dari perut bumi untuk menyesatkan manusia, turunnya Nabi Isa, munculnya Imam Mahdi, keluarnya sosok makhluk besar yaituu Ya’juj dan ma’juj, munculnya kabut dan asap. “Terbitnya matahari dari sebelah barat dan lainnya. Tapi tidak ada kemunculan planet baru,” sambungnya Salamun.
Menurutnya, jagat raya itu sangat luas, dan dari ilmu itu paling belakang, tidak seperti ilmu yang terjadi di Bumi. Hanya Allah Sang Maha Pencipta yang mengetahui. “Kajiannya dari Nassa dan lainnya, ilmu pembandingnya beda. Jadi adanya pengetahuan baru, kita ambil positifnya saja. Jangan menyimpang dari ajaran agama,” tandasnya.
Fenomena ini gayung bersambut dengan timbulnya Negeri Luar Angkasa atau Asgardia. Menariknya, dalam wibsite resmi Asgardia, sudah ratusan ribu jiwa dari berbagai negara, yang mendaftarkan dari untuk tinggal diluar angkasa. Setelah ditelusuri lebih dalam ternyata warga Depok sudah ada yang mendaftar sebanyak 475 jiwa.
Ide Asgardia dicetuskan oleh Igor Ashurbeyli, seorang profesor, ilmuwan luar angkasa, dan pebisnis kaya dari Rusia. Ashurbeyli kini menjabat sebagai Ketua Komite Science of Space UNESCO.
Ashurbeyli juga pendiri Aerospace International Research Center (AIRC), institusi antardisiplin ilmu yang telah mengambil peran dalam lebih dari 15 misi manusia ke luar angkasa, seperti MARS EXPRESS bersama European Space Agency (ESA) dan IBEX Mission bersama NASA.
Ashurbeyli mengungkapkan ide Asgardia di sebuah konferensi pers bertajuk “The Birth of The New Space Nation Asgardia” di Paris, 12 Oktober 2016. Ashurbeyli menyebut Asgardian sebagai proyek “kemanusiaan global yang mempersatukan umat manusia”.
“Asgardia adalah upaya untuk membuat cerminan kehidupan manusia di luar angkasa, namun tanpa pengkotak-kotakkan negara, agama, maupun suku bangsa. Di Asgardia, kita semua adalah makhluk Bumi!” ucap Ashurbeyli.
(radar depok/tmp/JPG/hmi/cky)
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment