Wednesday, 11 October 2017
Home »
Detabek
» Soal Pro Kontra Taksi Online dan Angkutan Konvensional, Seperti Ini Pilihan Warga Bandung
Soal Pro Kontra Taksi Online dan Angkutan Konvensional, Seperti Ini Pilihan Warga Bandung
BANDUNG – Angkutan taksi berbasis online mulai menjadi moda transportasi yang banyak digandrungi, tak terkecuali bagi warga Kota Bandung. Akan tetapi, hadirnya taksi dengan metode aplikasi ini pun memunculkan pro dan kontra dikalangan masyarakat.
Ada yang setuju dan ada juga yang menolak. Bahkan, beberapa aksi kekerasan kerap terjadi. Mobil pribadi yang mengangkut keluarga sering ?dikira mobil angkutan berbasis online. Sontak, keributan berujung di meja hijau pun tak bisa dihindari.
Peristiwa demikian membuat kecemasan bagi penumpang. Seperti halnya yang dirasakan Mahasiswi salah satu Universitas di Kota Bandung, Niken Hapsari (25). Menurut dia, keberadaan taksi online memang membantu kegiatan beraktifitas, baik ketika berangkat ataupun sepulang kuliah.
“Taksi online bisa lebih cepat tanpa ngetem,” ucap Niken saat ditemui di Kawasan Dago, Bandung, Senin (9/10).
Fasilitas yang diberikan taxsi online pun dinilai lebih baik ketimbang angkutan kota (angkot) konvensional. Hal itu seolah menjadi daya tarik untuk penumpang agar menggunakan taxsi online secara terus menerus.
“Kalau kondisi fisik angkot bisa lebih baik, kemungkinan saya tidak akan menggunakan taxsi online,” kata Niken.
Sejauh ini, sambung dia, selama menggunakan taksi online banyak perbedaan ketimbang menggunakan angkot konvensional. Selain harganya tidak terlalu mahal, fasilitas yang ditawarkan juga cukup simpel.“Ya jika ada yang lebih praktis, kami pasti gunakan itu,” tuturnya.
Terkait rencana aksi yang dilakukan sejumlah sopir angkot menolak keberadaan taksi online. Niken berpendapat, semua dikembalikan kepada pemerintah yang mengatur segala regulasi baik di tingkat pusat maupun di daerah. Sebagi warga atau pengguna tranportasi umum dirinya berharap baik taxsi online atau angkot kovesional tidak ada yang dirugikan.
“Kami hanya warga yang ditawarkan fasilitas. Jika ditanya memilih angkot konvensional atau taksi online, kami akan memilih yang lebih simpel dan lebih baik,” tutup dia.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Iman Nurjaman. Kata dia, di sisi lain keberadaan taxsi online memang membantu, tapi di sisi menggerus penghasilan angkot konvesnional.
“Ini menjadi PR pemerintah untuk bisa menentukan kebijakan dan tidak saling mrugikan. Kalau kami sebagai pengguna, cenderung memilih yang simple dan nyaman,” pungkasnya.
(arh)
sumber:pojoksatu.id
Related Posts:
Banyak PJU yang Mati, DPRD Desak Pemkab Bekasi Perbaiki CIKARANG BARAT – Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) disepanjang Jalan Raya Inspeksi Kalimalang banyak yang tidak menyala (padam). Hal itu dikeluhkan warga dan pengguna jalan.Dari pantauan, puluhan lampu PJU yang padam mu… Read More
Program Jaminan Kesehatan Nasional di Depok Terus Dirasakan Manfaatnya DEPOK – Sejak digulirkan pada tahun 2014, Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.Khususnya saat ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di klini… Read More
KPU Jawa Barat Tegaskan Mahar Politik Ilegal CIKARANG PUSAT – KPU Jawa Barat menegaskan, pemberian mahar dalam kontestasi politik tidak diperbolehkan. Larangan itu juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada.KPU akan meminta kepada Bawaslu unt… Read More
Sudah Tercemar, Air Kali Bekasi Masih Bisa Dikonsumsi, Kok Bisa? BEKASI – Air baku untuk PDAM Tirta Patriot dianggap kualitasnya tidak masuk kualitas kelas satu untuk dikonsumsi sebagai air minum. Kalau pun tetap digunakan sebagai bahan baku dibutuhkan cost produksi yang sangat tinggi.… Read More
Ditaklukan PSKC, Patriot Candrabhaga Bekasi Masih Punya Peluang di Liga 3 SUBANG – Langkah Patriot Candrabhaga FC Kota Bekasi ke partai final harus terjegal PSKC Cimahi usai kalah 2-O pada babak semifinal Liga 3 regional Jawa Barat di Stadion Persikas Subang Minggu (1/10/2017) kemarin.Gol PSKC C… Read More
0 komentar:
Post a Comment