Banner 1

Friday, 6 October 2017

Proyek Rumah Sakit Nuraida Tutup Aliran Sungai Ciparigi



Hujan deras yang terjadi pada Jumat (29/9/17) lalu mengakibatkan longsoran di belakang proyek RS Nuraida, Jalan Bangbarung, Kecamatan Bogor Utara.

Kondisi itu mengancam aliran Sungai Ciparigi yang tertutup longsoran proyek.  Meski sudah ditangani, namun jika hujan deras kembali turun, maka bukan tidak mungkin longsor kembali terjadi.

Wakil Wali Kota Usmar Hariman, menuturkan, intensitas hujan yang tinggi beberapa hari ini, menjadi salah satu beban terjadinya longsor.

Sementara pinggiran aliran sungai Ciparigi belum dikontruksi secara utuh, jadi masih menggunakan penanganan sementara.

“Untuk pendangkalan, sudah di atasi, memang terjadi penutupan dari material namun sudah diatasi. Sehingga normalisasi aliran di kawasan sekitar bangunan utama normal kembali, saya minta cepat dalam dua minggu sudah selesai,” ujarnya ketika melakukan inspeksi mendadak (Sidak), di proyek RS Nuraida rabu (4/10/17).

Kedatangannya tidak lain karena adanya aduan warga yang khawatir jika longsoran tersebut berpotensi menyebabkan banjir karena aliran air tersendat. Dia menjelaskan,  bentangan tebing pembatas antara proyek dengan sungai sepanjang 37 meter.

Sementara sebagiannya sudah diturap dengan konstruksi beton. “Kalau ini (aliran sungai) adalah saluran irigasi, maka minimal daerah sepadan sungai 5 meter. Tapi kalau di kawasan ini persawahan maka batasnya 10 meter,” kata dia.

Dia menjelaskan, Sungai Ciparigi termasuk di kawasan saluran irigasi atau kali yang daerah aliran sungai (DAS) nya minimal 5 meter, meski lebarnya bervariasi. Ada yang lebarnya 5 meter, 10 meter, bahkan kurang dari 5 meter. “Jadi 5 meter itu harus menjadi titik terminim,”  tukasnya.

Dari hasil pengamatannya, untuk sementara penanganan awal terhambatnya aliran sungai oleh bahan -bahan material longsor sudah diatasi. Sehingga aliran Sungai Ciparigi ini menjadi lancar kembali.  “Saya minta cepat, jangan sampai nanti berdampak ke pergeseran tanah ke titik-titik yang lain,”  ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Kepala Proyek RS Nuraida, Santoso pesimistis bisa menangani longsoran dalam waktu cepat seperti target wakil wali kota. Menurutnya, kondisi hujan yang terus menerus menjadi kendala.

“Paling cepat satu bulan. Mobilisasi peralatan agak terhambat, jadi harus buat jalan inspeksi. Tindakannya yang pertama, sudah ada alat berat, perataan tanah dan mulai buat fondasi pengecoran dinding, target seluruh proyek selesai Februari,” urainya.

Teknisnya nanti, sambung Santoso, akan dibuat tembok penahan tanah (TPT) dari beton sebagai pembatas antara bangunan dengan sungai. “Panjangnya 37 meter. Insya Allah cukup menahan agar konstruksi proyek tetap kuat,” tandas Santoso.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment