BOGOR – Duka masih menyelimuti keluarga almarhum pasangan suami istri (pasutri), Miftah Abdillah Achmad (26), dan Rustiana Imala Putri (25), di Perumahan Bukit Pabuaran Indah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin(06/02/2017).
Kedua alumni IPB itu tewas tertimpa pohon Jagakarsa saat mengendarai motor di dekat fly over Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (4/2) sore.Wijiati, Ibunda almarhumah Rustiana menuturkan kenangan terakhir bersama putrinya, Sabtu (4/2) pagi lalu. Saat itu, Rustiana masih sempat mengantarkannya ke klinik untuk mengecek tensi darah.
“Siangnya, dia (Rustiana) bilang setelah dari Jakarta, mau beli baju untuk anaknya. Tapi sore itu tiba-tiba ngirim pesan, minta dikirim foto anaknya,” tutur Wijiati, ditemui Radar Bogor di rumah duka.
Ketika itu, dia mengaku tak ada firasat apapun saat Rustiana meminta foto cucunya. Permintaan seperti itu memang kerap dilakukan almarhumah saat sedang bekerja atau di luar kota.
“Sudah biasa begitu, katanya untuk menambah semangat. Udah saya kirim itu langsung fotonya. Gak ngira foto itu terakhir dia lihat anaknya,” aku Wijiati.
Pihak keluarga, kata dia, baru mendapat kabar meninggalnya pasutri yang lahir di bulan dan tahun yang sama itu, malam hari, usai peristiwa nahas di flyover, Universitas Indonesia.
Tewasnya sang anak dan menantu sekaligus menambah deretan luka bagi Wijiati. Sebelumnya, adik kandung dan ayah Rustina juga lebih dahulu menghadap sang khalik.(ent)
Kedua alumni IPB itu tewas tertimpa pohon Jagakarsa saat mengendarai motor di dekat fly over Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (4/2) sore.Wijiati, Ibunda almarhumah Rustiana menuturkan kenangan terakhir bersama putrinya, Sabtu (4/2) pagi lalu. Saat itu, Rustiana masih sempat mengantarkannya ke klinik untuk mengecek tensi darah.
“Siangnya, dia (Rustiana) bilang setelah dari Jakarta, mau beli baju untuk anaknya. Tapi sore itu tiba-tiba ngirim pesan, minta dikirim foto anaknya,” tutur Wijiati, ditemui Radar Bogor di rumah duka.
Ketika itu, dia mengaku tak ada firasat apapun saat Rustiana meminta foto cucunya. Permintaan seperti itu memang kerap dilakukan almarhumah saat sedang bekerja atau di luar kota.
“Sudah biasa begitu, katanya untuk menambah semangat. Udah saya kirim itu langsung fotonya. Gak ngira foto itu terakhir dia lihat anaknya,” aku Wijiati.
Pihak keluarga, kata dia, baru mendapat kabar meninggalnya pasutri yang lahir di bulan dan tahun yang sama itu, malam hari, usai peristiwa nahas di flyover, Universitas Indonesia.
Tewasnya sang anak dan menantu sekaligus menambah deretan luka bagi Wijiati. Sebelumnya, adik kandung dan ayah Rustina juga lebih dahulu menghadap sang khalik.(ent)
0 komentar:
Post a Comment