Banner 1

Wednesday 18 October 2017

544 Hektare Lahan Pertanian di Sukakarya Memasuki Musim Panen, tapi Sayangnya…


SUKAKARYA – Sejumlah lahan pertanian di desa Sukalaksana kecamatan Sukakarya, saat ini sudah memasuki musim panen padi. Sebagian warga pun disibukan dengan aktivitasnya di sawah untuk memotong padi.

Namun, musim panen tahun ini dirasa tidak memuaskan bagi warga. Pasalnya, harga padi kali ini merosot tajam. Kondisi ini diakui oleh Kepala Desa Sukalaksana, Nandang. Dia mengaku, sekitar 544 hektare lahan pertanian di desa Sukalaksana saat ini memasuki musim panen.

“Sudah banyak pohon padi yang sudah kuning tandanya sudah siap panen, para petani tinggal menunggu kapan akan di potong,” ucapnya saat di konfirmasi.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi para petani cukup berat. Diantaranya, tanaman padi diserang hama wereng, serta menghadapi musim kemarau beberapa waktu lalu. Sehingga, para petani harus mengeluarkan biaya lebih.

“Sekarang setelah petani mulai masuk musim panen. Tapi sayangnya dibarengi dengan datangnya musim penghujan, hal ini akan membuat harga gabah jadi turun dan murah. Kondisi ini tentunya memberatkan para petani,” imbuhnya.

”Semoga saja Pemerintah Daerah bisa turun tangan menentukan harga Gabah setiap musim panen, jangan sampai harga gabah di mainkan, dan makin turun,” paparnya.

Kondisi serupa juga dirasakan para petani yang berada di Kampung Bulak blok 2 dan 3, Desa Lenggahsari Kecamatan Cabang Bungin. Hasil panen tahun ini dipastikan menurun. Penyebabnya, saat masa tanam lahan pertanian mengalami kekeringan, sehingga mengganggu pertumbuhan padi.

Ketua Gapoktan Desa Lenggah sari, Rony mengatakan ada beberapa penyebab yang membuat panen kali ini mengalami penurunan drastis. Menurutnya, pengalaman tahun ini bisa menjadi pelajaran untuk ditahun depan.

“Kendala pertanian selama masa tanam diantaranya serangan air asin, kekeringan, OPT, pemupukan, dan keterlambatan pengolahan lahan. Untuk masa tanam selanjutnya petani harus dapet perhatian khusus, dan harus diberikan solusi agar bisa menanam padi dengan baik lagi,” ucapnya saat di konfirmasi, Senin (16/10/2017).

Dia mengaku, tanaman padi bila terserang air asin akan merusak masa pertumbuhan, belum lagi para petani salah memberikan pupuk pada tanaman. Kata dia hasil pertanian di musim sebelumnya lebih banyak ketimbang sekarang, yang tadinya 1 hektar petani bisa dapat 60 sampai 70 karung, sekarang petani hanya dapet 25 sampai 40 karung.

“Panen kali ini paling sedikit hasil yang di dapetkan petani, sebelumnya enggak sampai seperti ini. Saya sebagai Gapoktan harus memberikan cara bertani yang baik untuk warga, agar mereka bisa menanam padi dengan baik, dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, tidak seperti sekarang,” ungkapnya.

Selain itu menurutnya, masih banyak petani yang salah saat memberikan pupuk.

”Belum lagi masa tanam sekarang terlambat karena lahan persawahan kekeringan. Kalau buat hama bukan jadi kendala, karena setiap musim tanam juga selalu ada saja hama yang menyerang, tapi petani tetap berhasil panen dengan hasil memuaskan,” tutupnya.
(pra)


sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment