BOGOR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor perlu bekerja keras agar misi menjadi Kabupaten Termaju Indonesia 2018 tercapai. Salah satunya membenahi kemiskinan di 40 kecamatan. Seperti di 12 desa Kecamatan Ciawi. Tercatat 3.192 kepala keluarga (KK) masih hidup dalam kemiskinan.
Desa Cileungsi menjadi wilayah terbanyak dengan jumlah warga miskin. Yakni mencapai 402 KK. Disusul Desa Cibedug sebanyak 378 KK dan Jambu Luwuk dengan 342 KK.
“Sedangkan untuk Desa Bitungsari ada 215 KK. Desa Teluk Pinang ada 147 KK, Banjarwaru sebanyak 281 KK, Ciawi sebanyak 98 KK, Bendungan 137 KK dan Pandansari sebanyak 255 KK,” ujar Camat Ciawi Bambang Setiawan kepada Radar Bogor, kemarin.
Masih banyaknya warga yang hidup miskin, sambungnya, karena masih rendahnya sumber daya alam. “Pada umumnya mereka bekerja serabutan. Mulai dari buruh tani sampai sopir angkutan,”tukasnya.
Di sisi lain, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Sarifah Sofiah mengaku sudah berupaya untuk mengentaskan kemiskinan. “Dari evaluasi pada 2015-2016 itu ada 9 penciri yang belum tercapai. Dari ke-25 penciri itu ada yang tingkat kesulitan pencapaiannya sangat sulit,” katanya.
Pemkab Bogor, sambungnya, sudah mengalokasikan Rp890 miliar dari APBD 2017. “namun kendalanya ada pada pembangunan mental masyarakat yang hidup miskin sejak lahir. Itu sangat sulit untuk diwujudkan, seperti mengurai benang kusut,” pungkasnya.
Desa Cileungsi menjadi wilayah terbanyak dengan jumlah warga miskin. Yakni mencapai 402 KK. Disusul Desa Cibedug sebanyak 378 KK dan Jambu Luwuk dengan 342 KK.
“Sedangkan untuk Desa Bitungsari ada 215 KK. Desa Teluk Pinang ada 147 KK, Banjarwaru sebanyak 281 KK, Ciawi sebanyak 98 KK, Bendungan 137 KK dan Pandansari sebanyak 255 KK,” ujar Camat Ciawi Bambang Setiawan kepada Radar Bogor, kemarin.
Masih banyaknya warga yang hidup miskin, sambungnya, karena masih rendahnya sumber daya alam. “Pada umumnya mereka bekerja serabutan. Mulai dari buruh tani sampai sopir angkutan,”tukasnya.
Di sisi lain, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Sarifah Sofiah mengaku sudah berupaya untuk mengentaskan kemiskinan. “Dari evaluasi pada 2015-2016 itu ada 9 penciri yang belum tercapai. Dari ke-25 penciri itu ada yang tingkat kesulitan pencapaiannya sangat sulit,” katanya.
Pemkab Bogor, sambungnya, sudah mengalokasikan Rp890 miliar dari APBD 2017. “namun kendalanya ada pada pembangunan mental masyarakat yang hidup miskin sejak lahir. Itu sangat sulit untuk diwujudkan, seperti mengurai benang kusut,” pungkasnya.
ent.sumber:(pojokjabar)
0 komentar:
Post a Comment