Banner 1

Tuesday 11 April 2017

Minim Fasilitas, UNBK Dibagi Tiga Shift


BEKASI – Sebanyak 522 siswa SMAN 2 Kota Bekasi yang mengikuti Ujian Nasional berbasis Kompuer (UNBK), terpaksa harus dibagi waktu menjadi tiga shift. Hal itu dilakukan lantaran terbatasnya komputer dan banyaknya jumlah siswa yang mengikuti UNBK.

Kepala SMAN 2 Kota Bekasi, Ekowati menjelaskan, untuk saat ini pihaknya hanyak memiliki tiga laboratorium komputer sehingga pelaksanaan UNBK disekolah yang ia pimpin dibagi tiga shift.

“Jadi dibagi, yang pertama jam delapan sampai jam sepuluh, lalu jam 10 sampai jam 12 dan jam satu (siang) sampai dengan jam 4 (sore),” jelasnya.

Soal ujian yang dikerjakan oleh siswa siswi untuk setiap shift berbeda – beda.

“Hari ini kan Bahasa Indonesia, hanya mungkin nomornya diacak. Tidak sama (soal ujian), jadi diacak semuanya,” tambahnya.

SMAN 2 Kota Bekasi juga bekerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) supaya tidka terjadi pemadaman listrik saat ujian berlangsung. Kalaupun ada pemadaman, pihaknya menyiapkan genset.

Selain itu, UN juga dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLBN Bekasi Jaya, UN dilaksanakan dilaksanakan tanpa komputer dan diikuti oleh tiga orang siswi.Dalam pelaksanaan UN pada sekolah yang terletak di Perumahan Mahoni Raya, Nomor 1, Perumahan Bekasi Jaya Indah itu, siswa – siswi mengisi dengan mengarsir jawaban yang dipilihnya.

Ketua Panitia UN, Purwasri menjelaskan, tiga orang yang mengikuti UN ialah Nur rahmi Khusnaini, Raudya Tuzzahro, Egi Septiani Kartikasari. Ketiga siswa itu diketahui sebagai penderita tuna rungu.

“Saat ini ada tiga orang yang ikut dalam UN karena jumlah siswa disini memang hanya sedikit saja,” katanya.

Disekolah tersebut ada 300 orang siswa yang ada di jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA Luar Biasa yang diterima dari tuna rungu dan tuna grahita. Untuk kelas 10 ada dua orang, kelas sebelas ada enam orang, kelas 12 ada tiga orang.

Dirinya menambahkan, persiapan khusus untuk ujian itu antara lain ialah pelatihan kepada siswa untuk mengisi jawaban. Ia yakin siswa sudah siap untuk mengikuti ujian dan memberikan jawaban.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Bekasi mengaku tidak mengantongi data jumlah peserta Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas. Demikian hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Cucu Syamsudin.

Dirinya menyatakan, data jumlah peserta UN tingkat SMA ada di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sampai dengan hari pertama pelaksanaan UN, Senin (10/4/2017), pihaknya tidak mengantongi data sama sekali.

“Kalau itu penyelenggaranya Provinsi dan ke kita sampai sekarang nggak ada tembusan,” ujarnya kepada Radar Bekasi saat ditanya mengenai data jumlah peserta UN tingkat SMA.
(neo)

sumber:POJOKJABAR.com

0 komentar:

Post a Comment