BOGOR – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor meraih nilai tertinggi dari 100 kota dan kabupaten dalam survei Indeksi Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi (WSSI). Pada survei yang digelar BPPSAPM-Kementerian PUPR itu, Tirta Pakuan meraih skor 59,97, jauh di atas rata-rata nasional (37,73) dan propinsi (38.,47).
“Kota Bogor mengungguli dua PDAM besar skala nasional, yakni Kota Surabaya dan Kota Malang di posisi dua dan tiga (selengkapnya lihat grafis),” ujar Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Surya Senjaya.
Nilai tersebut diumumkan dalam presentasi hasil survei Water and Sanitation Service Index (WSSI), di The Sultan Hotel, Jakarta, (6/4). Indeks pelayanan air bersih dan sanitasi merupakan ukuran kuantitatif yang mengukur tingkat pelayanan air bersih dan sanitasi. Uji coba pertama dari Indeks selesai pada 2016, dengan data yang dikumpulkan dalam dua tahun sebelumnya.
“Survei ini dilakukan di bawah lingkup pemerintah Indonesia dan didanai Indonesia Infrastructure Australia Initiative (IndII). Tujuannya mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan investasi, manajemen, dan kebijakan di sektor air dan sanitasi,” ungkap Deni, didampingi Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Syaban Maulana, dan Kepala Badan Litbang Hendra Setiawan.
Indeks Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi (WSSI) tahun 2016 terdiri dari 39 indikator yang dikelompokkan ke dalam 7 sub-indeks. Sub-indeks ini terdiri dari layanan air bersih, manajemen, layanan pelanggan, tata kelola air bersih pemerintah daerah, tata kelola sanitasi pemerintah daerah, pemberian layanan sanitasi dasar, transparansi dan partisipasi masyarakat.
Sementara data yang digunakan untuk menyusun indeks ini dikumpulkan dalam waktu dua tahun. Ada dua tipe data yang dikumpulkan yaitu: Soft Data yang mencakup 300 rumah tangga di setiap pemerintah daerah dan hard data dikumpulkan dari Pemerintah Daerah dan PDAM yang mencakup data terkait regulasi dan pelaksanaannya.
Skor untuk masing-masing indicator dihitung dari 100, dan skor sub-indeks dihitung sebagai rata-rata dari indicator penyusunnya. Total skor WSSI untuk setiap pemerintah daerah adalah jumlah dari nilai sub-indeks; skor yang disajikan akhir dibagi oleh sepuluh untuk memperjelas sehingga dapat dengan mudah untuk menyatakan nilai Indeks di antara 0-70.
Deni menyebut hasil ini sebagai kebanggaan bagi keluarga besar PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Sebab skor tersebut menggambarkan output dari program dan kinerja PDAM dalam melayani kebutuhan air bersih masyarakat Kota Bogor.
“(Skor) Ini hasil survey salah satu NGO yang dibiayai lembaga donor dari Australia. Mereka sudah pernah melakukan survey ini di India dan Vietnam. Jadi lembaganya sangat kredible,” kata Deni.
Meski menjadi kebanggaan, Deni tetap menyebutkan hasil ini sebagai tantangan untuk terus meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat Kota Bogor. Apalagi menurutnya, program ini akan terus digulirkan setiap tahun untuk memotivasi seluruh SDM di PDAM Tirta Pakuan.
“Kota Bogor mengungguli dua PDAM besar skala nasional, yakni Kota Surabaya dan Kota Malang di posisi dua dan tiga (selengkapnya lihat grafis),” ujar Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Surya Senjaya.
Nilai tersebut diumumkan dalam presentasi hasil survei Water and Sanitation Service Index (WSSI), di The Sultan Hotel, Jakarta, (6/4). Indeks pelayanan air bersih dan sanitasi merupakan ukuran kuantitatif yang mengukur tingkat pelayanan air bersih dan sanitasi. Uji coba pertama dari Indeks selesai pada 2016, dengan data yang dikumpulkan dalam dua tahun sebelumnya.
“Survei ini dilakukan di bawah lingkup pemerintah Indonesia dan didanai Indonesia Infrastructure Australia Initiative (IndII). Tujuannya mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan investasi, manajemen, dan kebijakan di sektor air dan sanitasi,” ungkap Deni, didampingi Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Syaban Maulana, dan Kepala Badan Litbang Hendra Setiawan.
Indeks Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi (WSSI) tahun 2016 terdiri dari 39 indikator yang dikelompokkan ke dalam 7 sub-indeks. Sub-indeks ini terdiri dari layanan air bersih, manajemen, layanan pelanggan, tata kelola air bersih pemerintah daerah, tata kelola sanitasi pemerintah daerah, pemberian layanan sanitasi dasar, transparansi dan partisipasi masyarakat.
Sementara data yang digunakan untuk menyusun indeks ini dikumpulkan dalam waktu dua tahun. Ada dua tipe data yang dikumpulkan yaitu: Soft Data yang mencakup 300 rumah tangga di setiap pemerintah daerah dan hard data dikumpulkan dari Pemerintah Daerah dan PDAM yang mencakup data terkait regulasi dan pelaksanaannya.
Skor untuk masing-masing indicator dihitung dari 100, dan skor sub-indeks dihitung sebagai rata-rata dari indicator penyusunnya. Total skor WSSI untuk setiap pemerintah daerah adalah jumlah dari nilai sub-indeks; skor yang disajikan akhir dibagi oleh sepuluh untuk memperjelas sehingga dapat dengan mudah untuk menyatakan nilai Indeks di antara 0-70.
Deni menyebut hasil ini sebagai kebanggaan bagi keluarga besar PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Sebab skor tersebut menggambarkan output dari program dan kinerja PDAM dalam melayani kebutuhan air bersih masyarakat Kota Bogor.
“(Skor) Ini hasil survey salah satu NGO yang dibiayai lembaga donor dari Australia. Mereka sudah pernah melakukan survey ini di India dan Vietnam. Jadi lembaganya sangat kredible,” kata Deni.
Meski menjadi kebanggaan, Deni tetap menyebutkan hasil ini sebagai tantangan untuk terus meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat Kota Bogor. Apalagi menurutnya, program ini akan terus digulirkan setiap tahun untuk memotivasi seluruh SDM di PDAM Tirta Pakuan.
ent.sumber:(pojokjabar)
0 komentar:
Post a Comment