BOGOR – Sama seperti tingkat SMK, hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA/MA nyaris tak berjalan mulus. Kemarin (10/4), di beberapa sekolah sempat terjadi padam listrik membuat para siswa dan guru panik. Salah satunya di SMA AS Syuja Iyah, Kabupaten Bogor. Memasuki jam pertama UNBK, tiba-tiba listrik di sekolah yang berlokasi di Sukaraja itu padam. Sempat panik, para siswa akhirnya bisa mengerjakan soal.
“Untungnya sekolah punya genset. Jadi selama setengah jam bisa diatasi,” kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Bogor Bambang Supriyadi kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Bambang menjelaskan, dari 170 SMA di Kabupaten Bogor, hanya tiga sekolah yang masih mengikuti ujian berbasis kertas dan pensil dengan jumlah peserta 143 siswa. Sedangkan siswa yang melaksanakan UNBK mencapai 167 sekolah dengan jumlah 17.656 siswa.
Kendala lainnya terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bogor. Panel PLN di sekolah yang berlokasi di Cibinong itu semplat konslet. Namun, karena sudah ada menyiapkan genset, pelaksanaan UNBK tetap berlanjut.
“Sedikit ada kendala, tapi kami sudah jauh-jauh hari melakukan antisipasi,” kata Kepala MAN 1 Bogor Asep Ruhiyat dalam keterangan yang diterima Radar Bogor. Dia lalu meminta kepada para siswa untuk tetap fokus mengerjakan soal UNBK dengan baik.
Menurut Asep, secara mental siswa sudah digembleng dengan berbagai kegiatan mulai dari try out dan latihan lainnya. “Kami yakinkan anak-anak sudah siap, tinggal mereka berjuang dan ikhtiar dengan kemampuan yang dmiliki,” ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat, Buchori yang memantau langsung kegiatan UNBK di MAN 1 Bogor mengapresiasi kesigapan panitia. Sebab menurutnya pasokan listrik merupakan faktor pendukung UNBK.
“Kalau listrik mati dan ganset tidak ada, maka anak-anak tidak bisa ujian, namun karena ada persiapan matang UNBK tetap berjalan,” ujar Buchori.
Lebih lanjut dia mewanti-wanti kepada para penyelenggara UNBK agar terus mengontrol pasokan listrik ke lembaga pendidikannya. Kalau bisa, kata Buchori, selalu berkoordinasi dengan pihak PLN, sehingga ketika ada kendala bisa segera tertangani. “Karena akan berlangsung selama empat hari. Mari kita sukseskan UNBK madrasah ini,” imbuhnya.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bogor Dadang Ramdani menjelaskan ada 15 Madrasah Aliyah (MA). Sepuluh di antaranya merupakan MA swasta dan 5 MA negeri. “Rinciannya 1.411 siswa MA negeri dan 2.577 dari MA swasta,” jelas Dadang.
Sedangkan total peserta ujian nasional tingkat MA baik yang ujian nasional berbasis kertas pensil (UNKP) dan UNBK sebanyak 5.928 orang.
Dadang meminta kepada para penyelenggara agar melaksanakan tugas dengan profesional dan penuh tanggungjawab agar pelaksanaan UNBK berlangsung dengan aman, tertib dan lancar. “Kepada para siswa fokus dan mulailah dengan ketelitian saat menjawab soal,” tambahnya.
Di Leuwiliang, Kepala Sekolah SMAN 1 Leuwiliang Agus Purwanto mengaku ujian pada hari pertama berjalan dengan lancar karena persiapannya telah dilakukan sejak Jumat (7/4) lalu.
“Soal ujian sudah di-download sejak malam, tapi hanya bisa diakses pukul 08.00 WIB. Walaupun log in pukul 07.30 WIB tapi tetap bisa diakses pukul 08.00 WIB sesuai peraturan,” ujarnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Untuk penyediaan komputer, lanjutnya, terdapat lima ruangan yang masing-masing memiliki 40 komputer dengan dua cadangan. Jadi, yang digunakan 38 unit kompyer. “Siswa kami ada 360 orang, ada juga siswa dari sekolah terbuka Cianten sebanyak 97 siswa dan 63 siswa dari SMAN 1 Leuwisadeng,” jelasnya. Dua sekolah tersebut masih bergabung dan mendapat jadwal di sesi tiga.
Agus menjelaskan, untuk subrayon Leuwiliang, pusatnya berada di SMAN 1 Leuwiliang yang menaungi beberapa sekolah negeri dan swasta, di antaranya Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan, Nanggung dan Leuwiliang. “Sebanyak 20 sekolah di subrayon Leuwiliang, alhamdulilah sudah 100 persen melaksanakan UNBK,” imbuhnya.
Sementara itu di Kota Bogor 67 sekolah mengikuti ujian nasional tingkat negeri dan swasta. Rinciannya, 51 SMA/sederajat dan 16 tingkat Madrasah Aliyah Negeri (MAN) atau MA swasta. Namun, yang mampu menyelenggarakan UNBK sebanyak 49 sekolah dengan jumlah peserta 7.419 siswa.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Bogor Surya Setiamulyana mengaku persiapan UNBK 2017 sudah 100 persen. “Sejak lama kami sudah berusaha mempersiapkannya,” kata Surya.
Sebelum pelaksanaan UNBK, Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor telah memfasilitasi pertemuan Dinas Pendidikan (Disdik), perwakilan Kepala SMA/sederajat dengan pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Bogor. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak adanya pemadaman listrik selama pelaksaan UNBK.
Menurut Surya, sebagian kecil SMA/sederajat yang belum memiliki sarana prasarana untuk melaksanakan UNBK. Bahkan ada sekolah yang menginduk ke sekolah yang telah memiliki sarana prasarana pelaksanaan UNBK.
“Mereka menginduk karena jumlah siswa kurang dari 20. Ada juga yang belum siap dengan perangkatnya, bahkan ada sekolah yang belum ada kelas XII atau kelas 3,” jelasnya.
Kepala SMAN 2 Kota Bogor itu mengatakan, sejak lama pihaknya mengupayakan agar semua sekolah mengikuti UNBK, mulai dari perencanaan hingga sinkronisasi. “Syukur hari pertama lancar tidak ada kendala,” kata Surya.
Terpisah, Plt Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin memastikan pasokan listrik dari PLN selama UNBK 2017 berjalan lancar. Sejak kewenangan SMA/sederajat diambil alih Provinsi Jawa Barat, menurut Fahrudin, perhatian yang diberikan Pemerintah Kota Bogor Bogor tidak berkurang. “Sekarang sifatnya lebih ke koordinasi, pembinaan, membantu dan memastikan agar siswa Kota Bogor mendapatkan pelayanan yang prima dan bermutu,” imbuhnya.
“Untungnya sekolah punya genset. Jadi selama setengah jam bisa diatasi,” kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Bogor Bambang Supriyadi kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Bambang menjelaskan, dari 170 SMA di Kabupaten Bogor, hanya tiga sekolah yang masih mengikuti ujian berbasis kertas dan pensil dengan jumlah peserta 143 siswa. Sedangkan siswa yang melaksanakan UNBK mencapai 167 sekolah dengan jumlah 17.656 siswa.
Kendala lainnya terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bogor. Panel PLN di sekolah yang berlokasi di Cibinong itu semplat konslet. Namun, karena sudah ada menyiapkan genset, pelaksanaan UNBK tetap berlanjut.
“Sedikit ada kendala, tapi kami sudah jauh-jauh hari melakukan antisipasi,” kata Kepala MAN 1 Bogor Asep Ruhiyat dalam keterangan yang diterima Radar Bogor. Dia lalu meminta kepada para siswa untuk tetap fokus mengerjakan soal UNBK dengan baik.
Menurut Asep, secara mental siswa sudah digembleng dengan berbagai kegiatan mulai dari try out dan latihan lainnya. “Kami yakinkan anak-anak sudah siap, tinggal mereka berjuang dan ikhtiar dengan kemampuan yang dmiliki,” ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat, Buchori yang memantau langsung kegiatan UNBK di MAN 1 Bogor mengapresiasi kesigapan panitia. Sebab menurutnya pasokan listrik merupakan faktor pendukung UNBK.
“Kalau listrik mati dan ganset tidak ada, maka anak-anak tidak bisa ujian, namun karena ada persiapan matang UNBK tetap berjalan,” ujar Buchori.
Lebih lanjut dia mewanti-wanti kepada para penyelenggara UNBK agar terus mengontrol pasokan listrik ke lembaga pendidikannya. Kalau bisa, kata Buchori, selalu berkoordinasi dengan pihak PLN, sehingga ketika ada kendala bisa segera tertangani. “Karena akan berlangsung selama empat hari. Mari kita sukseskan UNBK madrasah ini,” imbuhnya.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bogor Dadang Ramdani menjelaskan ada 15 Madrasah Aliyah (MA). Sepuluh di antaranya merupakan MA swasta dan 5 MA negeri. “Rinciannya 1.411 siswa MA negeri dan 2.577 dari MA swasta,” jelas Dadang.
Sedangkan total peserta ujian nasional tingkat MA baik yang ujian nasional berbasis kertas pensil (UNKP) dan UNBK sebanyak 5.928 orang.
Dadang meminta kepada para penyelenggara agar melaksanakan tugas dengan profesional dan penuh tanggungjawab agar pelaksanaan UNBK berlangsung dengan aman, tertib dan lancar. “Kepada para siswa fokus dan mulailah dengan ketelitian saat menjawab soal,” tambahnya.
Di Leuwiliang, Kepala Sekolah SMAN 1 Leuwiliang Agus Purwanto mengaku ujian pada hari pertama berjalan dengan lancar karena persiapannya telah dilakukan sejak Jumat (7/4) lalu.
“Soal ujian sudah di-download sejak malam, tapi hanya bisa diakses pukul 08.00 WIB. Walaupun log in pukul 07.30 WIB tapi tetap bisa diakses pukul 08.00 WIB sesuai peraturan,” ujarnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Untuk penyediaan komputer, lanjutnya, terdapat lima ruangan yang masing-masing memiliki 40 komputer dengan dua cadangan. Jadi, yang digunakan 38 unit kompyer. “Siswa kami ada 360 orang, ada juga siswa dari sekolah terbuka Cianten sebanyak 97 siswa dan 63 siswa dari SMAN 1 Leuwisadeng,” jelasnya. Dua sekolah tersebut masih bergabung dan mendapat jadwal di sesi tiga.
Agus menjelaskan, untuk subrayon Leuwiliang, pusatnya berada di SMAN 1 Leuwiliang yang menaungi beberapa sekolah negeri dan swasta, di antaranya Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan, Nanggung dan Leuwiliang. “Sebanyak 20 sekolah di subrayon Leuwiliang, alhamdulilah sudah 100 persen melaksanakan UNBK,” imbuhnya.
Sementara itu di Kota Bogor 67 sekolah mengikuti ujian nasional tingkat negeri dan swasta. Rinciannya, 51 SMA/sederajat dan 16 tingkat Madrasah Aliyah Negeri (MAN) atau MA swasta. Namun, yang mampu menyelenggarakan UNBK sebanyak 49 sekolah dengan jumlah peserta 7.419 siswa.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Bogor Surya Setiamulyana mengaku persiapan UNBK 2017 sudah 100 persen. “Sejak lama kami sudah berusaha mempersiapkannya,” kata Surya.
Sebelum pelaksanaan UNBK, Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor telah memfasilitasi pertemuan Dinas Pendidikan (Disdik), perwakilan Kepala SMA/sederajat dengan pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Bogor. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak adanya pemadaman listrik selama pelaksaan UNBK.
Menurut Surya, sebagian kecil SMA/sederajat yang belum memiliki sarana prasarana untuk melaksanakan UNBK. Bahkan ada sekolah yang menginduk ke sekolah yang telah memiliki sarana prasarana pelaksanaan UNBK.
“Mereka menginduk karena jumlah siswa kurang dari 20. Ada juga yang belum siap dengan perangkatnya, bahkan ada sekolah yang belum ada kelas XII atau kelas 3,” jelasnya.
Kepala SMAN 2 Kota Bogor itu mengatakan, sejak lama pihaknya mengupayakan agar semua sekolah mengikuti UNBK, mulai dari perencanaan hingga sinkronisasi. “Syukur hari pertama lancar tidak ada kendala,” kata Surya.
Terpisah, Plt Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin memastikan pasokan listrik dari PLN selama UNBK 2017 berjalan lancar. Sejak kewenangan SMA/sederajat diambil alih Provinsi Jawa Barat, menurut Fahrudin, perhatian yang diberikan Pemerintah Kota Bogor Bogor tidak berkurang. “Sekarang sifatnya lebih ke koordinasi, pembinaan, membantu dan memastikan agar siswa Kota Bogor mendapatkan pelayanan yang prima dan bermutu,” imbuhnya.
ent.sumber:(pojokjabar)
0 komentar:
Post a Comment