BOGOR – Badai kembali menerjang Bogor kemarin (10/4). Angin kencang yang menyertai hujan menghantam sejumlah atap bangunan warga, gedung perkantoran, papan reklame, hingga baliho-baliho besar. Hingga malam tadi, sedikitnya 10 titik bencana teridentifikasi oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Kota Bogor.
Sepanjang Senin pagi, udara di Kota Hujan terasa begitu panas menyengat. Seperti kerap diinformasikan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), kondisi itu menjadi pertanda akan datangnya hujan deras, petir, disertai angin kencang atau puting beliung. Benar saja, sekitar pukul 16.00, sambaran kilat menggelegar bertubi-tubi di langit Bogor.
“Pukul 16.30, kita dapat info Gedung Rektorat Prof Rubini Atmawidjaja Universitas Pakuan tersambar petir. Terjadi korseleting listrik,” tutur operator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD, Achmad Maulana, kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Informasi yang dihimpun, terlihat percikan api dan asap keluar dari kampus yang berlokasi di RT 01/RW 06 Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah itu. BPBD kemudian mengerahkan pasukan pemadam untuk mencegah api meluas dan menjadi kebakaran hebat.
“Tujuh unit pemadam kebakaran dikerahkan. Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian ditaksir Rp300 juta. Peralatan komputer banyak terkena korseleting listrik,” kata Achmad.
Di waktu yang nyaris bersamaan, dahan pohon asem ranji besar patah dan melintang di Jalan NV. Sidik, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan. Dahan itu juga menimpa kabel listrik dan minibus yang terparkir di tepi jalan. Tak ada korban jiwa ataupun luka, tapi kerugian materi mencapai jutaan rupiah.
“Kita juga mendapat laporan pohon tumbang jenis Kelor Laut di Jalan Durian Raya depan Eks Balebinarum, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur,” katanya.
Akibat kejadian ini, satu unit motor ojek online milik Muhammad Ardi, warga Kampung Muara Kidul RT 04/RW 11 Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, rusak parah. Ardi, si empunya motor tidak mengalami luka.
“Lalu ada pohon tumbang juga jenis Kembang Kenanga di Perumahan Villa Citra, Jalan Gandaria Blok E3 Kelurahan Tegalgundil, Kecamatan Bogor Utara. Kondisinya mengancam rumah milik Bapak Wiryana,” jelasnya.
Lalu, sambung Achmad, terparah adalah pohon tumbang yang menimpa lima rumah di RT 02/RW 01 Kelurahan Bojong Kerta, Kecamatan Bogor Selatan. Di antaranya milik Hali dengan 1 KK/2 Jiwa, Piah 1 KK/6 Jiwa, Ato 1 KK/4 Jiwa dan Oting 1 KK/1 Jiwa. Mayoritas bagian dapur rumah dan kamar tidur yang mengalami rusak parah. “Tidak ada korban jiwa ataupun luka,” tukasnya.
Selain pohon tumbang, hujan deras dan angin kencang juga mengakibatkan atap rumah di Baranangsiang RT 05/RW 07 Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, roboh. Atap rumah itu milik Rosmiati (62) dan dihuni 2 KK/3 Jiwa.
Sementara di perumahan Asrama Teplan RT 02/01, RT 02, 03, 04/ RW05, RT04, 05/RW 12 Kedung Badak, Tanah Sareal, angin puting beliung meluluhlantakkan atap rumah warga. Kondisi serupa juga terjadi di RT 01, 02 dan 03/RW 02 Kelurahan Cibuluh, Bogor Utara. Sedikitnya atap 40 rumah terbawa angin dan beberapa pohon tumbang.
Selain itu, puting beliung juga mengoyak papan reklame SPBU Warung Jambu di Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara. Angin kencang merobohkan papan dan memecahkan kaca dan merusak atap tiga gedung di sekitarnya.
Saksi mata, Irwan Heriawan (35) mengatakan, serangan angin terjadi begitu cepat. Diawali suara seperti siulan kencang diiringi gemuruh atap-atap seng saling beradu. Yang paling mengejutkan adalah ketika suara kaca dinding ruko pecah karena tekanan angin yang begitu dahsyat.
“Ngeri, kayak di film. Suara kencang, bruuukkk… mencekam,” tuturnya.
Ancaman cuaca ekstrem sudah berkali-kali disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga, Budi Suhardi. Melalui pemberitaan media termasuk Radar Bogor, Budi mengingatkan ancaman puting beliung dan sambaran petir selama musim pancaroba. Ia juga mendesak pemerintah melakukan upaya antisipasi bencana, terutama longsor dan banjir di sejumlah wilayah.
“Kami telah memprediksi hujan dengan intensitas tinggi dan petir serta angin kencang pada pukul 19.00 hingga 22.00, 10 April ini. Wilayah terdampak di antaranya Bogor Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, dan meluas ke Garut, Bandung, Subang, dan sekitarnya,” jelas Budi kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Senin (10/04/2017).
Stasiun Klimatologi Dramaga, Budi, juga memprediksi kondisi serupa masih terjadi beberapa hari ke depan. Hari ini misalnya, cuaca Bogor di pagi hari akan cerah dengan suhu 23 derajat celcius. Kemudian berganti dengan hujan dan petir di siang hari dengan suhu 30 derajat celcius. “Malam hari juga akan hujan sedang dengan perkiraan suhu 23 derajat celcius,” ungkapnya.
Hampir serupa, hasil prediksi perkiraan cuaca Bogor pada esok hari (12/4) akan terjadi hujan ringan dengan suhu 23 derajat celcius. Kemudian berganti dengan hujan petir di siang hari dengan suhu 31 derajat celcius, dan hujan ringan di malam hari dengan suhu 23 derajat celcius.
Pihaknya juga memprediksi cuaca Bogor pada Mei mendatang, intensitas hujan akan menurun. Sehingga masyarakat perlu mewaspadai April sebagai masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau. “Untuk bulan depan hujan sudah mulai berkurang,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil prediksinya juga, Ramadan yang bertepatan di bulan Mei dan Juni mendatang, kondisi cuaca Bogor tetap mengering. “Hujan masih ada tapi sudah jarang terjadi, karena prediksi kita sudah masuk musim kemarau,” tandasnya.
Sepanjang Senin pagi, udara di Kota Hujan terasa begitu panas menyengat. Seperti kerap diinformasikan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), kondisi itu menjadi pertanda akan datangnya hujan deras, petir, disertai angin kencang atau puting beliung. Benar saja, sekitar pukul 16.00, sambaran kilat menggelegar bertubi-tubi di langit Bogor.
“Pukul 16.30, kita dapat info Gedung Rektorat Prof Rubini Atmawidjaja Universitas Pakuan tersambar petir. Terjadi korseleting listrik,” tutur operator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD, Achmad Maulana, kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Informasi yang dihimpun, terlihat percikan api dan asap keluar dari kampus yang berlokasi di RT 01/RW 06 Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah itu. BPBD kemudian mengerahkan pasukan pemadam untuk mencegah api meluas dan menjadi kebakaran hebat.
“Tujuh unit pemadam kebakaran dikerahkan. Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian ditaksir Rp300 juta. Peralatan komputer banyak terkena korseleting listrik,” kata Achmad.
Di waktu yang nyaris bersamaan, dahan pohon asem ranji besar patah dan melintang di Jalan NV. Sidik, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan. Dahan itu juga menimpa kabel listrik dan minibus yang terparkir di tepi jalan. Tak ada korban jiwa ataupun luka, tapi kerugian materi mencapai jutaan rupiah.
“Kita juga mendapat laporan pohon tumbang jenis Kelor Laut di Jalan Durian Raya depan Eks Balebinarum, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur,” katanya.
Akibat kejadian ini, satu unit motor ojek online milik Muhammad Ardi, warga Kampung Muara Kidul RT 04/RW 11 Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, rusak parah. Ardi, si empunya motor tidak mengalami luka.
“Lalu ada pohon tumbang juga jenis Kembang Kenanga di Perumahan Villa Citra, Jalan Gandaria Blok E3 Kelurahan Tegalgundil, Kecamatan Bogor Utara. Kondisinya mengancam rumah milik Bapak Wiryana,” jelasnya.
Lalu, sambung Achmad, terparah adalah pohon tumbang yang menimpa lima rumah di RT 02/RW 01 Kelurahan Bojong Kerta, Kecamatan Bogor Selatan. Di antaranya milik Hali dengan 1 KK/2 Jiwa, Piah 1 KK/6 Jiwa, Ato 1 KK/4 Jiwa dan Oting 1 KK/1 Jiwa. Mayoritas bagian dapur rumah dan kamar tidur yang mengalami rusak parah. “Tidak ada korban jiwa ataupun luka,” tukasnya.
Selain pohon tumbang, hujan deras dan angin kencang juga mengakibatkan atap rumah di Baranangsiang RT 05/RW 07 Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, roboh. Atap rumah itu milik Rosmiati (62) dan dihuni 2 KK/3 Jiwa.
Sementara di perumahan Asrama Teplan RT 02/01, RT 02, 03, 04/ RW05, RT04, 05/RW 12 Kedung Badak, Tanah Sareal, angin puting beliung meluluhlantakkan atap rumah warga. Kondisi serupa juga terjadi di RT 01, 02 dan 03/RW 02 Kelurahan Cibuluh, Bogor Utara. Sedikitnya atap 40 rumah terbawa angin dan beberapa pohon tumbang.
Selain itu, puting beliung juga mengoyak papan reklame SPBU Warung Jambu di Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara. Angin kencang merobohkan papan dan memecahkan kaca dan merusak atap tiga gedung di sekitarnya.
Saksi mata, Irwan Heriawan (35) mengatakan, serangan angin terjadi begitu cepat. Diawali suara seperti siulan kencang diiringi gemuruh atap-atap seng saling beradu. Yang paling mengejutkan adalah ketika suara kaca dinding ruko pecah karena tekanan angin yang begitu dahsyat.
“Ngeri, kayak di film. Suara kencang, bruuukkk… mencekam,” tuturnya.
Ancaman cuaca ekstrem sudah berkali-kali disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga, Budi Suhardi. Melalui pemberitaan media termasuk Radar Bogor, Budi mengingatkan ancaman puting beliung dan sambaran petir selama musim pancaroba. Ia juga mendesak pemerintah melakukan upaya antisipasi bencana, terutama longsor dan banjir di sejumlah wilayah.
“Kami telah memprediksi hujan dengan intensitas tinggi dan petir serta angin kencang pada pukul 19.00 hingga 22.00, 10 April ini. Wilayah terdampak di antaranya Bogor Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, dan meluas ke Garut, Bandung, Subang, dan sekitarnya,” jelas Budi kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Senin (10/04/2017).
Stasiun Klimatologi Dramaga, Budi, juga memprediksi kondisi serupa masih terjadi beberapa hari ke depan. Hari ini misalnya, cuaca Bogor di pagi hari akan cerah dengan suhu 23 derajat celcius. Kemudian berganti dengan hujan dan petir di siang hari dengan suhu 30 derajat celcius. “Malam hari juga akan hujan sedang dengan perkiraan suhu 23 derajat celcius,” ungkapnya.
Hampir serupa, hasil prediksi perkiraan cuaca Bogor pada esok hari (12/4) akan terjadi hujan ringan dengan suhu 23 derajat celcius. Kemudian berganti dengan hujan petir di siang hari dengan suhu 31 derajat celcius, dan hujan ringan di malam hari dengan suhu 23 derajat celcius.
Pihaknya juga memprediksi cuaca Bogor pada Mei mendatang, intensitas hujan akan menurun. Sehingga masyarakat perlu mewaspadai April sebagai masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau. “Untuk bulan depan hujan sudah mulai berkurang,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil prediksinya juga, Ramadan yang bertepatan di bulan Mei dan Juni mendatang, kondisi cuaca Bogor tetap mengering. “Hujan masih ada tapi sudah jarang terjadi, karena prediksi kita sudah masuk musim kemarau,” tandasnya.
ent.sumber:(pojokjabar)
0 komentar:
Post a Comment