PANGANDARAN – Peredaran pupuk palsu masih menghantui warga Pangandaran. Musababnya, tidak semua petani paham tentang kandungan pupuk yang dijual dan digunakan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pertanian memberi penyuluhan tentang pertanian di tiap kecamatan yang ada. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran mengatakan keaslian pupuk dapat diuji dengan alat yang telah disediakan.
Jika sekiranya palsu dan terdapat kandungan yang tidak sesuai pihaknya tentunya tak tinggal diam.
Meski demikian Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pangandaran, Warino mengatakan tak semua petani paham akan kandungan pupuk. Menurutnya, ketidakpahaman petani akan kandungan pupuk tersebut membuat petani sulit membedakan mana yang asli dan yang palsu.
Ia mengatakan, pihak Dinas Pertanian seharusnya melakukan pendataan kepada penjual pupuk yang ada.
“Itu penting sekali, tentunya untuk menghindari adanya penjualan pupuk palsu,” ucapnya.
Pemakaian pupuk palsu, kata dia, dapat merusak kontur tanah. Selain itu, tentunya dapat membuat tumbuhnya tanaman menjadi terhambat.
Dalam hal ini, dirinya mengaku mempunyai hasil uji pupuk SP 27. Ternyata kandungan pospat P2OS 0,98 persen.
“Petani dan masyarakt itu terkecoh. Mereka pikir pupuk itu ada kandungan pospat 27 persen,” jelasnya.
Hal itulah yang menyebabkan dirinya khawatir dengan keberadaan pupuk yang beredar. Ia berharap baik dinas maupun masyarakat dapat lebih mengerti lagi terkait kandungan pupuk yang digunakan.
(ana/pojokjabar)
sumber:POJOKJABAR.com
0 komentar:
Post a Comment