Banner 1

Monday, 9 October 2017

Lapak Pedangan PKL Puncak Diundi


Pekan depan sebagian pedagang kaki lima (PKL) mulai menempati lapaknya yang sudah tersedia di lahan Semesta Taman Wisata Matahari, Desa Cilember, Kecamatan Cisarua. jumát (6/10/17), puluhan pedagang melakulan pendaataan, namun kebanyakan lebih memilih absen.

Di lokasi sendiri, rencannya lapak berukuran 2×3 meter itu ditempati 105 pedagang. “Tidak semua pedagang yang sebelumnya dibongkar bisa mengisi tempat relokasi Semesta, kita lihat dulu, kalau tercatat warga Cisarua baru bisa,” ujar Camat Cisarua, Bayu Ramawanto saat mengumpulkan para pedangang.

Bayu menjelaskan, PKL prioritaskan yang adalah warga yang terdata sebagai warga Kecamatan Cisarua. Selain itu, sudah ratusan memiliki nomor pendataan. “Untuk harga sewa kios ukuran 2×3 ini saya minta disewakan dengan harga serendah-rendahnya,” imbuhnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).

Ia juga menambahkan, produk yang dijajakan pedagang nantinya wajib berupa UKM lokal. Sebab, prodak UKM lokal harus menghiasi dagangan di rest area tersebut. Dengan begitu, kesulitan pemasaran yang selama ini kerap dikeluhkan pelaku UKM sedikitnya sudah mulai terbuka. Di sana juga bakal dikembangkan potensi UMKM.

“Selama ini yang dijual pedagang oleh-oleh, mayoritas dari luar seperti dari daerah Jawa, sebut saja intip, kremes, kripik ubi ungu dan lainnya,” bebernya.Sementara, Kepala Unit Pol-PP Kecamatan Cisarua, Arbik mengatakan, dari 105 pedagang yang sudah memiliki nomor pendataan, akan dilanjutkan pada nomor undangan. Para pedagang yang sudah mendapatkan nomor undangan untuk datang ke lokasi rest area. Selanjutnya pemberian nomor undian penentuan lapak, dan setelah itu pedagang sudah bisa mengisi.

“Nanti lapaknya yang mana semua diundi, kemungkinan pertengahan Oktober rest area Semesta sudah siap diisi pedagang, dan setelah mereka berjualan di lokasi tersebut sudah bukan PKL lagi melainkan UKM,” jelas Arbik.

Ia menambahkan, tempat relokasi Semesta dilengkapi beberapa fasilitas umum. Di antarannya, seperti toilet dan musala. Dengan demikian para pengunjung yang datang ke rest area akan merasa nyaman. “Kami berharap rest area ini bisa menjadikan para PKL yang sebelumnya terkena pembongkaran menjadi tempat usaha yang langgeng, tanpa harus khawatir dengan penertiban,” tandasnya.

Tempat relokasi yang berdiri di lahan milik Taman Wisata Matahari ini dikerjasamakan dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor dan Pemda Bogor. Ketua PHRI Kabupaten Bogor, Budi Sulistyo mengatakan, pengelolaan lahan tersebut adalah atas kerjasama Pemda dan anggota PHRI.

Tujuannya, selain membantu mengatasi permasalahan relokasi juga menunjang salah satu faktor pariwisata. “Lokasi wisata setiap daerah tentunya khas dan ini yang perlu diciptakan di Puncak. Kami seluruh anggota berinvestasi untuk membangun ini,” pungkasnya.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment