Banner 1

Tuesday, 10 October 2017

Cerita Perawat Tanaman Kebun Raya Bogor tentang Tumbangnya Pohon Tertua, Rindukan Manisnya Leci Sang RaksasaCerita Perawat Tanaman Kebun Raya Bogor tentang Tumbangnya Pohon Tertua, Rindukan Manisnya Leci Sang Raksasa



Pekerjaan besar kini dihadapi para perawat tanaman Kebun Raya Bogor. Bagaimana pun caranya, ”keturunan” pohon tertua yang tumbang Rabu (4/10/17), harus bisa kembali merimbunkan jantung Kota Hujan.

”Manis banget rasa buah lecinya. Tapi sudah lama tidak berbuah, saya lupa kapan terakhir berbuah,” kenang Mujahidin, saat mengantar Radar Bogor melihat kondisi bangkai pohon Litchi Chinensis (pohon leci) berusia 194 tahun asal Tiongkok tersebut.

Bagi sebagian orang, raksasa tertua di kebun raya itu mungkin hanya sekadar objek dalam daftar perawatan. Tapi bagi pria yang menjabat Kepala Sub Bidang Pemeliharaan Kebun Raya Bogor (KRB) ini, pohon leci tersebut ibarat sahabat.

Karenanya Mujahidin sempat tak percaya. Pohon yang beberapa pekan sebelumnya masih kelihatan sehat, kokoh, akhirnya tumbang juga. Belakangan ia ketahui, sang raksasa digerogiti ”kanker” rayap dan rendaman air.

“Karena posisi pohon berada di dekat kolam,” ungkapnya. Pohon leci ini juga legenda bagi pencinta kebun raya. Pengunjung yang mengetahui sejarah KRB, tak akan mungkin melewatkan berfoto dengan latar pohon tersebut.

Tapi cukup disayangkan, posisi pohon tidak di jalan utama sehingga sering tidak terperhatikan pengunjung atau tamu-tamu Kenegaraan. Sebagai informasi, bibit sang raksasa ditanam kurang lebih enam tahun sejak KRB didirikan pada 1817.

Adalah botanis asal Jerman C.G.C. Reinwardt, yang sengaja menjadikan Lands Plantentuin te Buitenzorg -nama KRB sebelumnya- menjadi lahan percobaan bagi tanaman yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Litchi Chinensis pun tumbuh subur dan aktif berbuah hingga ratusan tahun.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment