Banner 1

Tuesday, 3 October 2017

Amerika Menangis, 22.000 Penonton Konser Las Vegas Ditembaki, 58 Tewas



Pada rentetan tembakan kedua atau ketiga, beberapa penonton melihat percikan api dari Mandalay Bay Hotel and Casino. Api memercik tiap kali senapan yang terlihat di ketinggian itu

memuntahkan peluru. Dengan cepat kabar itu tersebar luas sampai ke telinga aparat. Mereka pun lantas menggeledah hotel di Las Vegas yang berjarak sekitar 600 meter dari lokasi

konser. Sasaran pertama mereka adalah lantai 29.

"Itu peristiwa paling gila yang pernah saya saksikan sepanjang hidup saya. Anda bisa mendengar suara tembakan datang dari arah barat, dari arah Mandalay Bay. Dan Anda juga bisa

melihat percikan api," kata Kodiak Yazzie, salah seorang penonton konser Las Vegas. Pria 36 tahun tersebut beruntung karena tidak ada peluru yang menyangkut di tubuhnya. Tapi, dia

sangat ketakutan.

Polisi langsung menutup seluruh ruas jalan yang menuju Las Vegas Boulevard. Di jalan yang memisahkan Mandalay Bay dan Harvest Festival itulah aparat dan para korban selamat

berkumpul. Mereka yang terluka ringan karena terdesak, terdorong, atau terinjak sesama penonton juga berkumpul di sana. Sedangkan mereka yang terkena tembakan langsung di­bopong

menuju ambulans. Dalam hitungan menit, ambulans dan paramedis berdatangan

Dibantu para penonton konser yang selamat dan polisi yang bertugas, paramedis memberikan pertolongan kepada para korban luka. Mereka yang terluka berat dilarikan ke rumah sakit-

rumah sakit terdekat. "Benar-benar kacau dan mengerikan," kata Joseph Lombardo, sheriff Clark County. Dalam peristiwa itu, sedikitnya 58 nyawa melayang dan setidaknya 515 yang lain

terluka.

Lombardo mengatakan bahwa jumlah korban tewas masih akan bertambah. Sebab, sebagian korban luka yang kini menjalani perawatan di rumah sakit berkondisi parah. Sementara paramedis

dan para penonton konser sibuk menolong para korban, aparat memburu pelaku. Mereka menyisir beberapa lokasi di sekitar area konser Las Vegas sebelum akhirnya menemukan pelaku di

Mandalay Bay.

Lombardo menegaskan bahwa pelaku beraksi sendiri. Dalam jumpa pers, dia mengidentifikasi pelaku sebagai Stephen Craig Paddock. Pria 64 tahun itu tercatat sebagai warga Kota

Mesquite, Clark County, Negara Bagian Nevada, Amerika Serikat (AS).

"Pelaku bunuh diri setelah melakukan aksinya. Kami menemukannya tak bernyawa saat memasuki kamar tersebut," katanya. Di kamar yang disewa Paddock di lantai 32 sejak Kamis (28/9)

itu, polisi menemukan sedikitnya sepuluh senjata api.

Dengan jumlah korban tewas yang diperkirakan masih bisa bertambah, Lombardo menyebut aksi Paddock di Las Vegas itu sebagai penembakan paling mematikan di Negeri Paman Sam. "Kami

masih berusaha melacak motivasi pelaku. Tapi, dia tidak pernah punya catatan kriminal sebelumnya dan tidak pernah terlibat dalam kelompok militan mana pun," terang Lombardo.

Saking tegangnya, saat matahari terbit dan kondisi sudah jauh lebih aman pun, sebagian penonton konser Las Vegas masih ditemukan bersembunyi di kolong mobil atau tiarap di dekat

panggung. "Secara refleks kami langsung tiarap. Karena tembakan masih terus terdengar, kami tidak berani bangun," ungkap Steve Smith, penonton asal Kota Phoenix di Negara Bagian

Arizona. Dia mengaku mendengar sekitar seratus tembakan malam itu.

Begitu mendengar insiden mematikan tersebut, Presiden AS Donald Trump langsung mencuit. Dia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban. "Dukacita dan simpati saya kepada

para korban insiden penembakan di Las Vegas dan keluarga mereka. Tuhan memberkati kalian semua," tulis taipan 71 tahun itu.

Tak lama kemudian, presiden ke-45 AS itu memberikan pidato resminya. "Dia dengan brutal membunuh lebih dari 50 orang dan melukai ratusan lainnya. Benar-benar kejahatan yang paling

biadab," tandasnya. Trump juga meminta seluruh warga AS mengibarkan bendera setengah tiang hingga Jumat (6/10).

Insiden di Las Vegas tersebut menjadi penembakan dengan jumlah korban terbanyak dalam sejarah AS. Bahkan dianggap lebih parah daripada penembakan di kelab gay Pulse 12 Juni tahun

lalu. Saat itu Omar Mateen menembaki pengunjung kelab dan menewaskan 49 orang. Bedanya, Trump langsung memvonis kejadian di Pulse sebagai aksi terorisme. Namun, kali ini tidak.

Terpisah, Eric (saudara laki-laki pelaku) mengaku sangat terkejut ketika mendengar penembakan maut tersebut. Lebih kaget lagi dia saat mendengar bahwa pelakunya adalah Paddock.

"Kami tidak bisa berkomentar apa-apa. Kami sangat shock. Kami turut berbelasungkawa," ungkapnya dengan suara lirih lewat sambungan telepon. Dia mengaku sama terkejutnya dengan

publik AS.

Bagi senator Chris Murphy, insiden maut di Las Vegas tersebut menjadi sinyal kuat untuk pemerintahan Trump agar segera mengaman­demen Undang-Undang Kepemilikan Senjata. Di Nevada,

warga sipil bebas memiliki senjata. Mereka boleh membeli dari perusahaan atau perorangan dan mendapatkan surat izin kepemilikan dengan mudah. Pemeriksaan hanya dilakukan kepada

konsumen yang pertama membeli senjata. Tapi, selanjutnya, senjata bisa dibeli bebas tanpa pemeriksaan fisik maupun mental konsumen.

---

Hujan Peluru di Konser Musik

1. Pukul 22.08 terdengar rentetan tembakan selama sekitar 9 detik. Jeda selama kurang lebih 37 detik. Lalu terdengar rentetan tembakan kedua dan ketiga dengan durasi yang lebih singkat daripada yang pertama.

2. Polisi menggeledah Ali Baba Restaurant yang berjarak sekitar 10 menit berkendara dengan mobil dari Mandalay Bay Hotel and Casino dan New York-New York Hotel and Casino.

3. Polisi mendeteksi pelaku di Mandalay Bay Hotel and Casino. Mereka menyegel dan menyisir lantai 29 sampai 32.

4. Polisi menemukan kamar yang disewa pelaku di lantai 32. Pelaku bunuh diri.

5. Di kamar pelaku polisi menemukan sekitar 10 senjata api.

6. Polisi menyegel Las Vegas Strip.

7. Sebagian penerbangan di McCarran International Airport yang berjarak sekitar 8 kilometer dari lokasi kejadian dialihkan.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment