Banner 1

Wednesday 11 October 2017

Sampah Nyangkut di Sungai Bikin Warga Terganggu, Jembatan Kali Baru Mesti Dibangun Ulang


Tumpukan sampah yang menyangkut di jembatan Kalibaru, Bojong Gede memberi dampak negatif bagi warga sekitar.

Selain merusak pemandangan, sampah itu juga menimbulkan bau dan tak kunjung mengikuti arus air dari sungai tersebut.

Bahkan kerap terjadi banjir ketika diguyur hujan deras.  Tumpukan sampah terjadi lantaran jembatan Kalibaru dibangun dengan struktur pendek sehingga menutupi arus air sungai.

Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah I Cibinong pada Dinas Pekerjaana Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Agus Sukmanto mengatakan, pihaknya sudah berencana membongkar jembatan dan membangun kembali jembatan tersebut.

Pembangunan jembatan hanya akan ditinggikan, tidak dilebarkan.

“Perkiraan lebih tinggi 1 meter dari badan jalan yang ada. Anggaran yang digunakan Rp1,7 Miliar, Kita tinggal tunggu proses pembongkarannya,” ujar Agus.Terpisah, Kepala Desa (Kades) Bojonggede, Dede Malvina menjelaskan, pembangunan jalan tinggal menunggu kontraktornya menggunakan anggaran milik Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bogor.

Sementara jembatan lama akan dibongkar, diganti dengan jembatan baru lebih tinggi dengan perbandingan 60 centimeter dari badan jalan.

“Pelaksanaan pembangunan selama 120 hari kerja sampai akhir Desember harus finish. Dengan adanya pembongkaran jembatan, akan berdampak positif,  sampah nggak nyangkut, banjir tidak terjadi lagi,” ungkap Dede.

Hanya saja dengan pembangunan kembali jembatan, warga harus rela sementara terkendala kemacetan.

Sementara, kata dia, selama pembangunan jalan akan ditutup serta desa harus mencari alternatif jalan yakni jalan lingkar Kampung Sawah yang dibangun desa.

Di mana saat penggunaan jalan alternatif telah dibuat perjanjian bersama masyarakat untuk melakukan perawatan pasca jembatan dibangun.

“Kalau semakin padat arus  yang melintas di jalan alternatif, pasti ada kerusakan dan itu menjadi tanggungjawab saya. Oleh karena itu, setelah jalanan jembatan aktif, kita lakukan perawatan jalur alternatif tadi,” ucapnya.

Selain itu, kata Dede, saat pembangunan jembatan Kalibaru, ada dua bangunan yang dikorbankan yakni 1 kios dan 1 warteg yang diratakan demi kelancaran pembangunan.

Beruntung, lahan yang digunakan untuk dua bangunan adalah tanah irigasi sehingga tak ada komplen dari masyarakat.

“Kita lebih menyetujui adanya normalisasi Kalibaru, Desa Bojong Baru terutama didaerah perbatasan karena sering terkena banjir. Sayangnya program normalisasi juga masih terhambat,” kata Dede.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment