Wednesday 11 October 2017
Pemkab Bandung Barat Targetkan Bebas Rabies di Tahun 2018
BANDUNG BARAT – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menargetkan daerahnya bebas rabies pada 2018. Hal itu dikatakan Bupati Bandung Barat Abubakar pada peringatan Hari Rabies Sedunia di Kompleks Pemkab Bandung Barat, Ngamprah, Senin (9/10/2017).
“Kenapa kami optimistis, karena kami telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai ancaman rabies ini. Lalu, ini juga sudah didukung SDM dan sarana infrastruktur,” katanya.
Abubakar mengungkapkan, infrastruktur penunjang pencegahan rabies tersebut di antaranya dengan keberadaan rumah sakit hewan di Cikole, Lembang yang dibangun Pemprov Jabar. Selain itu, Pemkab Bandung Barat juga membangun UPT Kesehatan Hewan di Gununghalu. Dengan adanya fasilitas tersebut, dia berharap agar Bandung Barat bebas rabies pada tahun depan.
“Walaupun pemerintah pusat menargetkan bebas rabies pada 2020, tapi khusus Bandung Barat kami yakin 2018 sudah bebas rabies,” katanya.
Sementara itu, peringatan Hari Rabies Sedunia kemarin juga dimeriahkan dengan sejumlah stand dari Dinas Perikanan dan Peternakan KBB. Di antaranya, stan pemeriksaan anjing dan kucing untuk memastikan bebas rabies. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan kehadiran artis Matt Drajat, pemeran Kang Komar dalam sinetron Preman Pensiun.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan KBB Undang Husni Tamrin mengatakan, sejauh ini belum ada kasus rabies yang menular kepada manusia di KBB. Namun, antisipasi tetap dilakukan, di antaranya dengan eliminasi anjing liar dan pemberian vaksin rabies.
“Kasus orang yang digigit anjing memang selalu ada setiap bulan. Namun, tidak berpenyakit rabies. Korban gigitan anjing juga langsung mendapatkan perawatan,” ujarnya.
Undang menuturkan, saat ini populasi anjing dan kucing di KBB sekitar 4.500 ekor. Jumlah itu belum termasuk hewan liar yang tidak diketahui pemiliknya.
Dia mengakui, anjing liar banyak tersebar di berbagai daerah di KBB. Pemusnahan anjing liar dilakukan untuk mencegah potensi menularnya rabies kepada manusia.
“Memang beresiko juga mengeliminasi anjing liar ini, sebab tahu-tahu ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Namun, ini sebagai langkah antisipasi tersebarnya rabies,” tuturnya.
Diketahui, rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Sementara virus rabies ditularkan kepada manusia melalu gigitan hewan, seperti anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar.
(bie)
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment