Banner 1

Wednesday 11 October 2017

Dinamis, Surver Pilgub Jabar 2018 Ini Perlihatkan Iwa Karniwa Kalahkan Ridwan Kamil


BANDUNG – Nama calon yang berpeluang menang dalam Pilgub Jabar 2018 masih dinamis. Survey daring Pilgub Jabar 2018 yang digelar Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi (JMPD) secara mengejutkan menempatkan Sekda Jabar Iwa Karniwa di urutan pertama mengalahkan nama tenar, Ridwan Kamil.

Ketua Divisi Penerbitan dan Publikasi JMPD Yadi Mardiansyah mengatakan survey dilakukan pada 16 bakal calon gubernur Jawa Barat yang digelar selama dua bulan, mulai 10 Agustus – 8 Oktober 2017 di laman resmi JMPD, www.jmpd.or.id.

“Iwa Karniwa menempati rangking pertama dari jumlah suara yang masuk hingga Minggu (8/10/2017) pukul 12.00 WIB mencapai 17.827 suara,” katanya pada wartawan, Senin (9/10/2017).

Iwa mengungguli nama lain yang terdiri dari politikus, birokrat, selebritas, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, akademisi, dan sejumlah aktivis, baik yang berasal dari Jawa Barat, maupun tingkat Nasional. Ke-16 nama Bakal Calon Gubernur Jawa Barat 2018 tersebut secara berurutan berdasarkan kuantifikasi voter.
Survey Pilgub Jabar Oleh JMPD (Grafis : Eep M. Fazrurrochman )
Yadi mengaku hasil survey ini terlihat berkebalikan dengan survey lapangan mengingat survei daring adalah survei di dunia digital, sehingga respondennya adalah masyarakat pengguna internet.

Survey ini berbasis internet, sehingga subjek penelitian adalah masyarakat digital, baik digital native maupun digital immigrant.

Indikator faktual dalam survei daring kemungkinan berbeda dengan faktual berdasarkan survei luring yang terjun langsung ke lapangan mengunjungi masyarakat, karena survei daring dikhususkan pada masyarakat pengguna gadget (komputer dan hp berjaringan).


“Maka sangat wajar jika hasilnya akan berbeda dengan survey luring,” tambahnya.

Yadi mengungkapkan bahwa metode survey ini dilakukan dengan logged by Cookie and IP yakni sistem mendeteksi alamat perangkat (IP address) dan jejak singgah (cookie) dari perangkat yang digunakan responden, sehingga prinsip one man one vote dalam survei ini tetap terjaga.

Deteksi IP dan cookie memungkinkan responden digital tidak bisa memilih untuk lebih dari sekali dengan perangkat yang sama. Survei Daring dibuat, dengan pertimbangan bahwa banyak Bakal Calon Gubenur, khususnya Jawa Barat, melakukan sosialisasi di dunia digital.

“Mereka membangun website sendiri atau membuat laman-laman di media sosial; terbanyak tersedia dalam facebook, instagram, dan twitter,” paparnya.

Bahkan bukan hanya bakal calon, partai politik pengusung dan penyelenggara Pilkada juga dalam optimalisasi kinerja, membangun sosialisasi dan interaksi dengan masyarakat di dunia digital. Sehingga survei daring ini bisa menjadi bahan rujukan bagi para bakal calon, sebagai evaluasi tingkat sosialisasi yang mereka bangun di dunia digital.

Setelah melakukan evaluasi pada 8 Oktober 2017, Tim IT JMPD akan memperbaharui sistem survey daring agar lebih canggih dengan metode lebih ketat, sehingga melahirkan data voter yang lebih akurat, yaitu voter diharuskan register dengan akun google, dan facebook.

Sistem ini, selain dapat membaca IP address dan cookie, voter pun akan teridentifikasi, mulai usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi dan identitas lainya yang dapat dijadikan rujukan bahan evaluasi, baik bagi penyelenggara Pilkada (KPU) dalam program sosialisasi maupun bagi para bakal calon dan partai politik.

JPMD akan dapat memetakan kuantifikasi voter berdasarkan identifikasi terhadap data voter. “Namun, terkait dengan nama dan alamat lengkap dan informasi privat yang dapat mengancam kerahasiaan voter akan tetap terjaga,” papar Yadi.
(bbb)


sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment