Banner 1

Friday, 6 October 2017

70 Persen Wilayah Kabupaten Bandung Terancam Longsor, Ini Sebabnya…



KABUPATEN BANDUNG  – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung sebutkan 22 Kecamatan dari 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung terancam dilanda longsor, hal itu dikarenakan salah satunya yaitu terjadi beberapa kebiasaan masyarakat terhadap lingkungan.

22 Kecamatan yang rentan dilanda bencana pergerakan tanah atau longsor diantaranya yaitu Kertasari, Ibun, Paseh, Rancabali, Pasirjambu, Ciwidey, Pangalengan, Nagreg, Cicalengka, Cileunyi, Cilengkrang, Cimaung, Cimenyan dan Arjasari.

Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Tata Irawan mengatakan indikator yang menjadi penyebab bencana longsor terjadi di Kabupaten Bandung yakni permasalahan geografis ‎yang terdiri dari beberapa bukit dan lembah curam, dikatakan curam itulah yang membuat tanah rentan mengalami pergerakan ke arah bawah.

“Salah satunya yaitu alih fungsi komoditi yang dilakukan masyarakat,” kata Tata saat dihubungi tim Radar Bandung‎ via sambungan telepon, Rabu (4/10/2017).

Tata pun menjelaskan semakin banyaknya jumlah penduduk di suatu wilayah semakin mempengaruhi salah satunya yaitu meningkatnya pemukiman dan perluasa‎an rumah penduduk hingga titik yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk dijadikan sebagai hunian.

“Keterbatasan lahan, masyarakat banyak yang membangun rumah hingga ke daerah mendekati puncak-puncak pegunungan,” ujar Tata.
Disinggung mengenai upaya yang dilakukan oleh pihak BPBD, Tata mengatakan jika pihaknya telah menanamkan kesiagaan salah satunya yaitu mengimbau kepada seluruh aparat kewilayahan dari mulai Kepala Desa dan Camat untuk berhati-hati serta tidak merubah pola tanam dan tidak membuat rumah disekitaran tebing curam.

“Masyarakat harus tahu mana daerah yang berpotensi bencana atau tidak,” ucap Tata.

Selain itu pihak BPBD pun melakukan Pusdaop 24 jam dan pengaktifan sistem pendeteksi bencana tanpa henti. Sehingga kalau itu sudah dilakukan, dipastikan akan meminimalisir bencana yang akan merugikan masyarakat. “Kita terapkan mitigasi bencana untuk mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi,” ujarnya.

Sementara Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bandung, Nanang Witarsa mengatakan permasalahan daerah rawan longsor bukan hanya saja terjadi di wilayah Kecamatan Cimenyan, melainkan daerah Seperti Rancabali, Kertasari, Ibun, Kutawaringin, Ciwidey, Pasirjambu dan Arjasari pun merupakan daerah rawan pergerakan tanah atau longsor.

Terkait bencana Longsor, Nanang Witarsa atau yang akrab disapa Kang Nawi ini bercerita kalau longsor terjadi karena kurangnya kedisiplinan masyarakat sendiri, seperti contoh masyarakat banyak yang mengalih komoditikan lahan di sekitar hulu sungai dengan tanaman sayuran dan tidak melakukan tebang pilih.

“Kurangnya kedisiplinan masih jadi permasalahan masyarakat Desa di Kabupaten Bandung saat ini,” kata Nawi.

Disinggung mengenai antisipasi, Nawi mengatakan‎ kalau saat ini dirinya pun telah melakukan koordinasi dengan Pemerintahan Desa (Pemdes) di seluruh Kabupaten Bandung untuk melakukan antisipasi kecil dengan membersihkan saluran dan upaya kembali penanaman pohon kembali (reboisasi).

Selain itu, Nawi mengatakan berdasarkan saran dari Bupati Bandung, Desa memiliki anggaran sebesar 41 milyar untuk antipasi bencana. Salah satunya yaitu dengan membeli banyak bibit pohon untuk disebar diseluruh titik Desa di Kabupaten Bandung dan perbaikan saluran irigasi.

“Pada anggaran perubahan akan 41 milyar untuk antipasi bencana, tunggu saja tinggal ketuk palu,” tandasnya.


sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment