BOGOR – Dengan jumlah penduduk yang mencapai satu juta jiwa, Kota Bogor seperti menanggung beban yang cukup berat untuk menekan angka kecelakaan.
Melalui tujuh gerakan simpatik Lodaya Kota Bogor, budaya tertib lalu lintas masyarakat Kota Hujan ditanamkan.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Suyudi Ario Seto mengatakan, kampanye berlalu lintas bisa dimulai dari hal kecil, seperti gerakan membuang sampah pada tempatnya.
Menurut dia, kebiasaan membuang sampah sembarangan, walaupun kecil jumlahnya, bisa memicu bencana yang luar biasa. Misalnya, banjir bandang yang terjadi di SMAN 2 Bogor dan Kampung Sukaresmi, Tanahdareal, belum lama ini.
“Beberapa minggu lalu, ada musibah yang membuat kita prihatin karena ada korban meninggal di Tanahsareal. Kejadian ini terjadi gara-gara sampah yang menumpuk dan menghambat saluran air,” ujarnya saat me-launching Tujuh Gerakan Simpatik Lodaya di Taman Ekspresi, Minggu (12/03/2017).
Atas kejadian itu, pihaknya pun menempatkan aksi buang sampah pada tempatnya sebagai gerakan pertama dari tujuh gerakan Simpatik Lodaya .
Belum lagi dari sisi estetika, menurut Suyudi, sampah membuat malu Bogor karena dilihat wisatawan mancanegara.
“Sayang sekali, Kota Bogor yang begitu bagus dirusak, sebab sampah yang bertebaran di mana-mana,” ujarnya.(ent)
Melalui tujuh gerakan simpatik Lodaya Kota Bogor, budaya tertib lalu lintas masyarakat Kota Hujan ditanamkan.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Suyudi Ario Seto mengatakan, kampanye berlalu lintas bisa dimulai dari hal kecil, seperti gerakan membuang sampah pada tempatnya.
Menurut dia, kebiasaan membuang sampah sembarangan, walaupun kecil jumlahnya, bisa memicu bencana yang luar biasa. Misalnya, banjir bandang yang terjadi di SMAN 2 Bogor dan Kampung Sukaresmi, Tanahdareal, belum lama ini.
“Beberapa minggu lalu, ada musibah yang membuat kita prihatin karena ada korban meninggal di Tanahsareal. Kejadian ini terjadi gara-gara sampah yang menumpuk dan menghambat saluran air,” ujarnya saat me-launching Tujuh Gerakan Simpatik Lodaya di Taman Ekspresi, Minggu (12/03/2017).
Atas kejadian itu, pihaknya pun menempatkan aksi buang sampah pada tempatnya sebagai gerakan pertama dari tujuh gerakan Simpatik Lodaya .
Belum lagi dari sisi estetika, menurut Suyudi, sampah membuat malu Bogor karena dilihat wisatawan mancanegara.
“Sayang sekali, Kota Bogor yang begitu bagus dirusak, sebab sampah yang bertebaran di mana-mana,” ujarnya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment