POJOKJABAR.com, BOGOR – Terkait pembangunan Tol BORR, Kemacetan yang terjadi di Kota Hujan sudah sedemikian memprihatinkan. Akibat kemacetan ini, puluhan miliar terbuang percuma di jalanan setiap tahunnya.
Bahkan, dari data PT Marga Sarana Jabar (MSJ), kerugian akibat kemacetan yang terjadi di Jalan Sholeh Iskandar (Sholis) saja mencapai Rp50-100 miliar per tahun.
Jumlah itu, dari banyaknya pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) yang dihabiskan warga di jalan Sholis.
“Oleh karena itu, dengan adanya pembangunan Tol BORR Seksi IIB, warga dapat menghemat biaya hingga sekitar Rp50 miliar sampai Rp 100 miliar per tahunnya untuk pengeluaran BBM.
Juga, akan menghemat waktu tempuhnya,” ujar Direktur Utama (Dirut) PT MSJ, Hendro Atmodjo.
Karenanya, sambung Hendro, jika telah rampung,
jalan tol BORR Seksi IIB sepanjang 2,66 km yang menghubungkan ruas Kedungbadak-Simpang Yasmin akan dapat menghemat waktu tempuh dan pengeluaran konsumsi BBM pengendara dan warga yang berdomisili di kawasan tersebut.
“Proyek ini pun mampu menggerakkan perekonomian Kota Bogor,” klaimnya.
Mengenai menggairahnya sektor ekonomi sebagai dampak dari pembangunan proyek yang dijadwalkan rampung Juli 2018 mendatang, Hendro menyebutkan,
hal itu lantaran diperlukannya beragam kebutuhan bahan material dan tenaga kerja, khususnya pekerja bangunan yang dibutuhkan pihak kontraktor.
“Karena pastinya diperlukan supplier untuk pasir dan bermacam material lainnya untuk mendukung pembangunan proyek tol ini.
Belum lagi tenaga kerja yang direkrut dari warga sekitar lokasi, khususnya untuk pekerja kasar,” tuturnya.
Sementara itu, perkembangan proyek tol BORR telah mencapai 10,6 persen dari target yang telah ditetapkan 10 persen atau terjadi deviasi sebesar 0,6 persen.
Manajer Proyek Tol BORR Seksi IIB dari PT Wijaya Karya (Wika), Ali Afandi menuturkan, untuk saat ini pekerjaan struktur di bagian atasnya sudah mulai dibangun.
Pihaknya pun memastikan jika proyek yang menelan anggaran hingga Rp 852 miliar itu, akan selesai sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan pada Juli 2018 mendatang.
“Alhamdulillah saat ini (pembangunannya) sudah mencapai 10,6 persen dari target awalnya 10 persen.
Untuk itu, kami optimis bisa menyelesaikan pekerjaan ini tepat waktu, selama 17 bulan atau pada Juli 2018 mendatang,” ungkapnya.
(radar bogor/cr3/*)
Bahkan, dari data PT Marga Sarana Jabar (MSJ), kerugian akibat kemacetan yang terjadi di Jalan Sholeh Iskandar (Sholis) saja mencapai Rp50-100 miliar per tahun.
Jumlah itu, dari banyaknya pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) yang dihabiskan warga di jalan Sholis.
“Oleh karena itu, dengan adanya pembangunan Tol BORR Seksi IIB, warga dapat menghemat biaya hingga sekitar Rp50 miliar sampai Rp 100 miliar per tahunnya untuk pengeluaran BBM.
Juga, akan menghemat waktu tempuhnya,” ujar Direktur Utama (Dirut) PT MSJ, Hendro Atmodjo.
Karenanya, sambung Hendro, jika telah rampung,
jalan tol BORR Seksi IIB sepanjang 2,66 km yang menghubungkan ruas Kedungbadak-Simpang Yasmin akan dapat menghemat waktu tempuh dan pengeluaran konsumsi BBM pengendara dan warga yang berdomisili di kawasan tersebut.
“Proyek ini pun mampu menggerakkan perekonomian Kota Bogor,” klaimnya.
Mengenai menggairahnya sektor ekonomi sebagai dampak dari pembangunan proyek yang dijadwalkan rampung Juli 2018 mendatang, Hendro menyebutkan,
hal itu lantaran diperlukannya beragam kebutuhan bahan material dan tenaga kerja, khususnya pekerja bangunan yang dibutuhkan pihak kontraktor.
“Karena pastinya diperlukan supplier untuk pasir dan bermacam material lainnya untuk mendukung pembangunan proyek tol ini.
Belum lagi tenaga kerja yang direkrut dari warga sekitar lokasi, khususnya untuk pekerja kasar,” tuturnya.
Sementara itu, perkembangan proyek tol BORR telah mencapai 10,6 persen dari target yang telah ditetapkan 10 persen atau terjadi deviasi sebesar 0,6 persen.
Manajer Proyek Tol BORR Seksi IIB dari PT Wijaya Karya (Wika), Ali Afandi menuturkan, untuk saat ini pekerjaan struktur di bagian atasnya sudah mulai dibangun.
Pihaknya pun memastikan jika proyek yang menelan anggaran hingga Rp 852 miliar itu, akan selesai sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan pada Juli 2018 mendatang.
“Alhamdulillah saat ini (pembangunannya) sudah mencapai 10,6 persen dari target awalnya 10 persen.
Untuk itu, kami optimis bisa menyelesaikan pekerjaan ini tepat waktu, selama 17 bulan atau pada Juli 2018 mendatang,” ungkapnya.
(radar bogor/cr3/*)
0 komentar:
Post a Comment