JawaPos.com – Ratusan warga berkerumun Selasa (28/3) siang di pinggir sungai Jalan Sulung dan Jalan Semut Kali. Perhatian mereka tertuju pada seorang pria yang duduk seorang diri sambil mengomel. Kedua tangannya memegang gunting yang menancap di leher bagian atas.
Pria tersebut mengancam akan menghabisi nyawanya sendiri. Dia terus meracau. Beberapa warga, petugas linmas, hingga polisi berusaha untuk membujuk. Namun, usaha tersebut sia-sia.
Pria yang berpakaian compang-camping itu tetap ngeyel ingin bunuh diri. Sudah tiga jam dia duduk. Jika ada orang yang mendekat, dia membentak. ”Nggak usah ngurusi. Aku kepingin mati,” katanya.
NEKAT: Sutrisno menghindar dari kejaran petugas yang hendak menggagalkan percobaan bunuh diri Selasa (28/3)di Kalimas.
NEKAT: Sutrisno menghindar dari kejaran petugas yang hendak menggagalkan percobaan bunuh diri Selasa (28/3)di Kalimas. (Dida Tenola/Jawa Pos/JawaPos.com)
Petugas Satlinmas dan Polsek Bubutan harus memutar otak untuk merayu pria itu agar menghentikan aksi nekatnya. Mobil Inafis Polrestabes Surabaya dan ambulans sudah stand by tidak jauh dari lokasi pria itu. Mereka berjaga-jaga seandainya pria tersebut benar-benar menusukkan gunting ke lehernya.
Pukul 13.30, akhirnya ada warga yang berani bertindak. Namanya Ahmad Musafak. Jengkel dengan usaha membujuk yang buntu, pria yang akrab disapa Pak Mat itu menantang pria tersebut. ”Ayo tusuk aja kalau berani. Kamu ngomong tok!” bentak Pak Mat.
Pria 54 tahun itu lantas membuka baju. Dia melangkahi pagar pembatas sungai meski diancam pria nekat tersebut. Tindakan Pak Mat itu justru membuat dia keder. Pria nekat tersebut lantas melompat ke sungai. Warga yang menonton pun bersorak. ”Huuu, biar tenggelam aja. Cari sensasi biar masuk TV,” teriak salah seorang warga.
Permukaan air Kalimas Selasa (28/3) itu sedang dangkal. Karena itu, kepala pria nekat tersebut tetap terlihat di permukaan. Dia tetap mewanti-wanti agar tidak ada yang mendekat. Namun, Pak Mat sudah telanjur jengkel. Dia ikut menceburkan diri ke sungai. Selain Pak Mat, ada petugas satlinmas dari Kelurahan Alun-Alun Contong bernama M. Rusdi.
Melihat ada dua orang yang masuk sungai, pria nekat tersebut berjalan ke bawah jembatan perempatan Jalan Jagalan. Dari kejauhan, perahu karet juga mendekat. Para pengguna jalan yang berhenti mengabadikan momen tersebut lewat kamera handphone.
Persis di bawah jembatan, gunting itu dibuang. Pria tersebut lantas mengambil sebilah kayu yang terbawa arus. Kayu yang panjangnya sekitar 1,5 meter itu diacungkan ke arah Pak Mat dan Rusdi. Keduanya juga menemukan kayu. Tiga orang tersebut lantas bergumul di sungai.
Pak Mat dan Rusdi akhirnya bisa melumpuhkan pria nekat itu. Perahu karet lantas menjemput dan membawanya ke dermaga Jalan Genteng Kali. Petugas membawanya ke sana karena warga yang menonton terlalu banyak. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan menghambat evakuasi. Petugas PMI lantas mengobati pria itu karena bibirnya terluka dalam perkelahian.
Pria nekat tersebut mengaku bernama Sutrisno. Dia mengatakan telah berjalan kaki dari Jakarta. Dia mengaku tinggal di Dupak Bandarejo I. Punya istri bernama Suciati dan seorang putra. ”Aku kepingin mati ae. Nggak onok alasane, nggak usah ngereken aku,” katanya di mobil satlinmas.
Kapolsek Bubutan Kompol Dies Fera mengungkapkan, pihaknya menyerahkan penanganan Sutrisno kepada satlinmas. ”Dia akan dititipkan di liponsos,” terangnya.
Sementara itu, Pak Mat mengatakan, tindakannya hanya bermodal nekat. Dia geregetan karena Sutrisno menyusahkan banyak orang. ’’Padahal, saya juga nggak bisa berenang,’’ ujar warga Praban Kulon I itu.
Dies Fera mengatakan, memang dibutuhkan kesabaran untuk membujuk Sutrisno. Untuk memastikan apakah yang bersangkutan stres atau tidak, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. ”Beberapa warga sering melihatnya mengemis dan ngopi di sekitar TKP,” kata polisi dengan satu melati di pundak itu.(did/c7/fal/sep/JPG)
sumber:JawaPos.com
0 komentar:
Post a Comment