Wednesday 11 October 2017
Home »
metropolitan
» Warga Ciomas Protes Pembangunan TPT Pakai Material Alam, karena Bisa…
Warga Ciomas Protes Pembangunan TPT Pakai Material Alam, karena Bisa…
Proyek Pembagunan Tangggul Penahan Tanah (TPT) oleh UPT Pengairan wilayah IV Ciawi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menuai kritik. Demi mencari untung, kontraktor jutru mengunakan material seadaanya. Seperti batu dan pasir yang dari alam sekitar.
Seperti yang terjadi sungai Sindang barang, Kampung Duren RT 01/06, Desa Ciomas, kecamatan Ciomas. Pembangunan TPT sepanjang 100 meter dengan tinggi empat meter itu menggunakan material yang mengambil dari sungai.
Hal ini pun membuat warga ciomas geram. Dimana, pembanguna turap selain syarat akan penyimpangan, juga merusak sungai. Akibatnya berimbas pada banjir. “Iya, kan sudah ada anggarannya.
Kok masih pakai batu dan pasir di sungai. Dan masalahnya ini jadi sering banjir gara-gara sungai dirusak,”ujar alim Sulaiman (45) warga setempat, saat ditemui Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Senin (09/10/2017).
Semenatara itu, kades Ciomas, Jaja Gozali mengaku kaget atas kelakukan pemborong. Tidak ada laporan dari pemborong terkait pembanguna TPT mengunakan matrial alam. Dari sungai Sindang Barang. “Kita sudah panggil, pemborongnya, namun tidak datang,” akunya.
Terpisah, salah satu pekerja Agus mengaku dirinya hanya bekerja sesuai dengan perintah atasanya. “saya cuman kerja saja,” jawabnya.Di lokasi Ciomas ini, terpapang keterangan proyek. Di mana pelaksana oleh CV Lokatama Dwipa. Yang di awasi PT Gumilang Sajati. Nilai proyek sendiri Rp 742 juta dengan waktu kerja 100 hari.
Salah satu pembangunan lain berlangsung di Sungai Cilimus, Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi. Dalam plang proyek nilai kontrak sebesa Rp 3,6 miliar. Waktu pengerjaan 120 hari dengan pelaksana PT Syaira Mahadaya Abadi. Setea pengawas dari PT Bina Jasindu Saintek.
Pengawas pada UPT Pengairan wilayah IV Ciawi, Dedi Junaedi mengatakan, ada lima titik yang sudah di bangun di seluruh Ciawi. Pembangunan TPT ini, lanjut Dedi, adalah pembenahan lokasi pasca longsor.
Kendati menjelaskan, ia enggan berkomentar terkait insiden pengunaan material alam tersebut. “Kami di sini bersama pengawas mengawasi pembangunan. Di sini ada lima titik yang sudah sudah dan akan di bangun. Kalau itu saya nanti laporkan,” terangnya sambil berlalu.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment