Banner 1

Wednesday, 18 October 2017

Ungkapkan Kekecewaan, Puluhan Buruh AMT Pertamina Longmarch Bandung-Jakarta


BANDUNG – Sebanyak 50 buruh Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina melakukan aksi jalan kaki (longmarch) dari Bandung menuju Jakarta dengan berpakaian sperti zombie. Longmarch dengan tujuan ke istana negara itu buah dari kekecewaan karyawan terhadap PHK massal oleh Pertamina.

Sebelum memulai aksinya, para buruh AMT ini melakukan aksi unjur rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung

Korlap Aksi, Asep Idris mengatakan, para peserta aksi itu berasal dari 9 depot Pertamina di Indonesia.

“Kostum zombi ini untuk menekankan bukti matinya hukum Indonesia. Sebab, Pertamina tidak menaati hukum dengan melakukan PHK massal kepada ribuan AMT,” katanya.

Jarak yang ditempuh dalam aksi longmarch ini sejauh 160 kilometer dengan rute Bandung – Cimahi – Padalarang – Purwakarta – Karawang – Bekasi – Jakarta. Diperkirakan, para demonstran akan sampai ke istana negara dalam tujuh hato kedepan.

Asep menyebut sudah mempesiapkan fisik dan logistik selama longmarch menuju ibu kota Jakarta ini. Ia pun berterimakasih kepada warga yang banyak menyumbangan dana.

“Alhamdulillah untuk logistik banyak yang menyumbang untuk perjuangan kami,” ungkap pria yang pernah bekerja di depot Pertamina di Jakarta ini.

Dia mengatakan para buruh AMT membawa enam tuntutan kepada pemerintah pusat. Antara lain meminta pemerintah menghapus sistem kontrak dan outsourching.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya meminta pemerintah membatalkan PHK dan mengangkat AMT menjadi karyawan tetap.

Memberlakukan 8 jam kerja dan terapkan upah lembur.

“Tuntutan selanjutnya kami ingin pemerintah bayar iuran BPJS crew AMT agar tidak ditolak rumah sakit. Bayarkan pesangon dan upah semua pensiunan AMT dan bayarkan hak cuti tahunan AMT,” tutur ayah tiga orang anak ini.

Dia mengaku aksi ini mewakili ribuan AMT yang di PHK sejak Juni 2017 lalu. Pihaknya meminta Pertamina memperkerjakan lagi AMT yang di PHK dan menunaikan upah lembur yang belum dibayarkan sejak 2012 lalu.

“Sejak 2012 lalu upah lembur kami belum dibayar. Kalau dihitung-hitung se Indonesia itu mencapai Rp 160 miliar,” pungkas Asep.
(bbb)


sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment