Thursday 12 October 2017
Home »
metropolitan
» Prof Hidayat Pawitan: Pemukiman Dekat Tebing Paling Rawan Longsor
Prof Hidayat Pawitan: Pemukiman Dekat Tebing Paling Rawan Longsor
Pergerakan tanah yang mengancam 38 kecamatan di Kabupaten Bogor tidak bisa dipandang remeh. Terlebih memasuki musim penghujan, yang akan berlangsung hingga akhir tahun.
Menurut Ahli hidrologi dari Insitut Pertanian Bogor (IPB), Prof Hidayat Pawitan saat musim hujan, tanah akan menjadi labil disitulah pergerakan tanah sering terjadi.
Biasanya kecuraman suatu lereng atau lahan tanah sangat berpontensi terjadi pergerakan tanah yang ujung-ujungnya bisa memicu longsor.
“Jadi kalau tanah kena hujan dan di bagian lapisannya mengalami kejenuhan, tanah akan mudah longsor, tapi hal tersebut tidak akan jadi masalah kalau bukan daerah bertebing,” ujarnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Jika demikian, bagi warga yang pemukimannya di tebingan atau yang tak jauh dari aliran sungai patut waspada. Karena potensi longsor yang disebabkan tanah bergerak sangat besar. Tapi yang perlu diingat, pergerakan tanah berkaitan erat dengan koefisien limpasan air hujan.
“Limpasan itu jumlah air hujan yang ada di permukaan yang tidak mengalami infiltrasi (perembesan). Dan ini bisa diukur dengan koefisien air hujan, misalnya dari 100 persen air hujan yang turun, berapa persen yang menjadi limpasan,” jelasnya.
Lebih lanjut guru besar IPB itu menuturkan, kalau di daerah hutan, dari 100 persen air hujan yang turun, hanya 1 persen yang menjadi limpasan. Sedangkan, di daerah lahan pertanian, ladang jagung misalnya, meningkat menjadi 10-20 persen limpasannya.
“Kemudian jika menjadi perumahan dengan pekarangan, limpasannya 30-40 persen, kalau dibangun gedung-gedung dan jalan, maka limpasannya bisa mencapai 70 persen,” jelas dia.
Hidayat menambahkan, limpasan air hujan dipengaruhi oleh jumlah tanaman yang tertanam pada suatu lahan tanah. Karena kalau tanamannya sedikit, air tidak terserap, padahal akar tanaman bisa menyerap air, karena tanah itu bersifat labil jika sudah terkena air.
Karenanya, dia menghimbau kepada warga Kabupaten Bogor untuk waspada terhadap potensi bencana yang sering terjadi pada musim hujan. “Terutama untuk warga yang tinggal di daerah tebing atau lereng curam, sebab berpotensi longsor,” tukasnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah mengingatkan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mewaspadai tingginya potensi pergerakan tanah. Dari 40 kecamatan, tercatat 38 kecamatan berpotensi terjadinya gerakan tanah.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment