Banner 1

Thursday 19 October 2017

Kisruh Antara Transportasi Online dan Konvensional Bikin Warga Cimahi Gelisah


CIMAHI – Kisruh yang terjadi antara Transportasi online dan konvensional membuat sejumlah masyarakat Kota Cimahi tidak nyaman. Masyarakat kini tidak bisa secara bebas memilih jenis angkutan yang akan mereka gunakan karena adanya intimidasi dari pihak angkutan konvensional yang melarang angkutan berbasis online menarik penumpang.

Salah satunya diungkapkan mahasiswi Unjani, Dwi (22) saat ditemui di wilayah Rd. Demang Hardjakusuma, Selasa (17/10/2017).

“Saya takutnya pas naek angkutan online ada yang nyegat, jadi gak nyaman,” ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya transportasi online ia merasa terbantu baik dari segi waktu maupun kenyamanan. Meski begitu, ia pun tidak selalu menggunakan transportasi online.

“Kalau ke kampus dulu saya pake angkot. Saya harap pelayanan angkot juga ditingkatkan biar pengguna angkot uga mersa nyaman,” ungkapnya.

Untuk menekan gesekan antara pengendara angkutan berbasis online dengan angkutan umum konvensional, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cimahi secara khusus mengimbau agar kedua pihak bisa saling menahan diri.

“Tolong bersabar menunggu regulasi terkait izin operasional. Kita juga sangat paham kalau mereka punya tanggungjawab,” ujar Kepala Dinas Perhubungan, Ison Suhud, kemarin.

Menurut Ison, meskipun banyak tekanan dari para pengendara angkutan konvensional untuk melarang transportasi online beroperasi di jalanan Kota Cimahi, pihaknya tidak bisa menerbitkan pelarangan tersebut selama aplikasinya terbuka.

“Makanya kami hanya imbau saja karena tidak punya alat untuk melakukan pemblokiran,” katanya.

Selain itu, pihaknya pun menyarankan, kepada pengelola dan pengurus angkutan konvensional untuk sama-sama menahan diri. Jangan terpengaruh oleh isu-isu yang bisa merugikan.

“Sebaiknya, pihak pengurus lebih memperhatikan pelayanan kepada masyarakat,” ucapnya.

Kendati demikian, untuk melengkapi fasilitas kenyamanan pengguna angkutan konvensional, lanjut Ison, pihaknya belum bisa memfasilitasi angkutan konvensional dengan teknologi aplikasi berbasis online.

“Intinya benahi pelayanan dulu agar memenuhi standar. Kami khawatir sudah disiapkan aplikasi tapi kualitas tidak sesuai,” ungkapnya.
(gat)‎


sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment