Banner 1

Wednesday, 18 October 2017

Jumlah Anak Jalanan di Kota Bogor Terus Meningkat


Jumlah anak jalanan (anjal) di Kota Bogor terus meningkat. Saat ini tercatat di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor mencapai 265 orang.

Jumlah ini merupakan anak jalanan yang berhasil terjaring razia yang dilakukan sepanjang Januari hingga Oktober 2017. Dari 265 anak tersebut, 20 persen diantaranya berada di usia SD hingag SMP. Sementara sisanya  rata-rata berusia diatas 18 tahun.

Kepala Dinsos Kota Bogor, Azrin Syamsudin menjelaskan, penanganan anjal akan dilakukan secara terintegrasi, melibatkan semua stakholder. Mulai dari Dinas Koperasi dan UMKM,  Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Disdik, Dinas Ketenagakerjaan, hingga PKK.

“Kami akan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan anjal. Misalnya kebutuhan pelatihan tentang bengkel dan lain-lain akan disalurkan kesana. Siapa nanti yang akan menjadi bapak angkat dan anak angkat.

Tadi pak wali mencoba setiap eselon II, III dan lurah masing-masing akan menjadi bapak angkat,” urai Azrin seusai Rapat Koordinasi Penanganan Anak Jalanan di Paseban Sri Bima, senin (16/10/17).

Pola pembinaan kata dia akan dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain, menggunakan data terpadu,  metode pembinaan dan  menyalurkan anjal pasca pembinaan. Misalnya di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) adakah yang bisa cukup menjadi penarik sampah, tapi kalau memang masih bisa dibina, akan dibina, sesuai dengan keterampilan yang diinginkan. “Akan dilakukan juga pemilahan,  mana yang masih sekolah dan mana yang perlu sekolah,”  bebernya.

Sementara, Wali Kota Bima Arya mengatakan, bagi Anjal yang sudah siap, bisa masuk ke program skill (kemampuan/bakat). Baik itu untuk UMKM atau  berkesenian. Namun bagi yang tidak memiliki skill, akan disiapkan di tenaga kebersihan. “Bisa juga masuk di program khusus pasukan orange. Ini sangat bergantung pada data yang dimiliki,”  terangnya.

Menurut Bima, anjal merupakan persoalan sistemik dari banyak faktor. Karena itu, harus ada data dan  sistem yang mengatur anak jalanan secara keseluruhan. Sehingga dengan kondisi seperti ini, paling tidak pemkot mempunyai analisis data untuk proses penangannya kedepan.
Sementara itu, seusai melakukan rapat, Bima pun menyempatkan mengunjungi “Kampung Pengemis” di Kampung Tegallega Kecamatan Bogor Tengah.

“Salah satu penataan yang sedang kami lakukan adalah kampung ini, yang sudah saya kunjungi beberapa bulan yang lalu. Saya ingin intervensinya terpadu disini, dimulai dengan pendataan.

Sehingga, bisa terlihat berapa yang masih mulung, berapa yang sudah ngewarung, nanti dibantu oleh UMKM. Kemudian bisa juga diberdayakan di DKP anak-anak putus sekolah, supaya mereka tidak masuk ke lingkaran itu (anak jalanan),” pungkasnya.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment