Tuesday, 17 October 2017
Home »
metropolitan
» Bima Arya “Pinang” Inggrid Kansil di Pilwalkot Bogor 2018, Usmar Galang Kekuatan
Bima Arya “Pinang” Inggrid Kansil di Pilwalkot Bogor 2018, Usmar Galang Kekuatan
Setelah menentukan sikap untuk tak maju di Pilgub Jawa Barat, Bima Arya menjadi rebutan sejumlah politisi agar bisa menjadi pendampingnya di Pilwalkot tahun depan.
Namun, beredar kabar Walikota Bogor, Bima Arya bakal berpasangan dengan Inggrid Kansil, istri Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Syarief Hasan. Sinyal tersebut semakin kuat, setelah Bima Arya mengunggah video berjoget Baby Shark bersama anggota Satpol PP yang merupakan tantangan istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Annisa Pohan.
Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Walikota Bogor, Bima Arya hanya tertawa dan seolah membenarkan kabar tersebut. “Dalam politik, tidak ada yang tidak mungkin,” ujarnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Minggu (15/10/2017).
Ia mengakui, sudah sangat dekat dengan mantan artis itu. “Ia (Inggrid) sosok yang tulus dalam bekerja dan berjiwa sosial tinggi,” ucapnya.
Terkait kendaraan partai mana saja yang akan dirangkul, pria lulusan Australian National University Canberra Australia tersebut tak mau membeberkannya. “Belum ke arah sana, nanti saat yang tepat akan saya sampaikan. Saya belum menyatakan maju lagi sampai saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Syarief Hasan belum membenarkan kabar istrinya bakal berpasangan dengan Walikota Bogor, Bima Arya. “Tidak betul,” singkatnya.
Di tempat berbeda, Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman berharap banyak dapat menarik koalisi partai politik yang dibangun di Jawa Barat. Plt Demokrat Kota Bogor tersebut ingin Koalisi Poros Baru itu benar-benar dapat diwujudkan menjadi kendaraan politik di Pilwalkot Bogor tahun 2018.
“Tiga (partai, red) yang pasti sudah berkomunikasi seperti PAN dan Gerindra,” ujar Usmar kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).
Usmar terang-terangan, apa yang tengah dirajut di Jawa Barat, dapat berdampak terhadap koalisi yang berada di daerah Kota Bogor. “Ya, ini mengacunya Poros Baru terakhir nanti PPP,” ujarnya. Meski demikian, ia tak ingin terburu-buru dalam menetapkan koalisi partai dan menunggu arahan yang dilakukan partai pusat.
Usmar menerangkan, pengalaman yang terjadi di Kota Cirebon jangam sampai terjadi di Kota Bogor. “Dia (Nasrudin Azis, red) sudah membuat koalisi besar, tapi ternyata dari pusat perintahkan koalisi dengan yang lain, tapi memenuhi syarat.
Di Cirebon itu, Demokrat-Nasdem pasangannya, jadi bangunan yang sudah dibentuk dengan Gerindra dan PKS itu bubar,” ujar Usmar menceritakan pengalaman study banding di Kota Cirebon.
Sedangkan untuk rekomendasi, kata dia, DPC Demokrat Kota Bogor sampai saat ini belum mengantungi nama-nama yang direkomendasikan. “Memang belum lengkap, survey saja belum ada. Tapi itu sudah saya laporkan ke pusat melalui Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan,” tuturnya.
Jika tidak halangan, kata dia, akhir pekan ini hasil surveynya sudah rampung, sehingga dapat menjadi acuan untuk melakukan penilaian terhadap kader yang layak. “Saya dapat bocoran dari pak Syarief (Wakil Ketum DPP Demokrat), udah deh gak akan beda-beda jauh,” candanya.
Usmar juga sudah menyiapkan alternatif strategi jika pada akhirnya dirinya tidak dapat berdampingan dengan Walikota Bogor, Bima Arya. Politisi Demokrat tersebut mengaku tidak takut jika pada akhirnya harus berhadapan dengan Bima Arya Sugiarto. “Siapa Takut,” tutupnya.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment