Wednesday 11 October 2017
Ratusan Warga Rawalumbu Tolak Suntik MR, Alasannya…
RAWALUMBU – Ratusan warga di kelurahan Pengasinan kecamatan Rawalumbu, mengaku enggan ikut suntik vaksin Measles Rubella (MR). Alasannya, imunisasi MR dianggap haram. Kondisi ini diakui oleh Kepala UPTD Puskesmas Kelurahan Pengasinan, Dwi Wahyuningsih.
Dia mengaku, saat ini masih terus melakukan pendekatan kepada warga.
”Mereka yang ngga mau di suntik ini kan rata-rata beranggapan hal itu haram. Padahal, dari MUI juga sudah turun ke sekolah-sekolah maupun pesantren agar ada pendekatan dari kalangan ulama juga,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Senin (9/10/2017).
Dwi menceritakan, ada warga yang datang dan menanyakan akan suntik vaksin tersebut. Lalu, ia berkali-kali sudah memberikan pemahaman kalau pemberian vaksin itu tidak berbahaya.
“Kalaupun ada kejadian, itu mungkin 1000:1, dan kita juga sudah menjelaskan dampaknya kalau tidak disuntik nanti kejadiannya bakalan begini loh. Kalau mereka masih tetep kekeuh untuk tidak disuntik, kita langsung pendekatan secara personal, kenapa tidak mau disuntik,” terangnya.
Pendekatan personal ini, lanjutnya, telah berdampak sangat positif. Pasalnya, 150 warga yang sempat tidak mau untuk suntik vaksin tersebut akhirnya telah berubah pikiran dan telah sadar bahwa suntik vaksin tersebut tidak berbahaya sehingga mereka bersedia untuk disuntik.
Dwi juga mengusulkan, kedepannya ada kegiatan di Dinas Kesehatan untuk mengajak para Ulama melihat cara pembuatan vaksin.
“Kan tidak hanya rubella saja yang tidak ingin disuntikkan, tapi suntik dasar seperti BCG itu kan juga banyak yang tidak mau karena beranggapan itu haram, kita nggak bisa kayak gitu juga. Yang pergi Haji aja kan harus suntik meningitis. Mungkin harus dirubah mindset mereka soal vaksin itu bukan benar-benar haram,” cetusnya.
Hingga kini, pemberian suntik vaksin rubella di Puskesmas Pengasinan telah mencapai 95 persen dan hanya kurang 5 persen dari yang ditargetkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dwi mengaku senang akan perolehan tersebut yang rata-rata penerimanya dari sekolah dan akan memanfaatkan waktuperpanjangan yang tersisa untuk mengejar ketertinggalan 5 persen hingga 14 Oktober mendatang.
“Ini kan dikasih waktu perpanjangan 2 minggu, jadi kami terus melakukan sweeping di Posyandu. Sweeping ini sampai tanggal 14 dan Alhamdulillah Puskesmas di Pengasinan ini sudah mencapai 95 persen, 100 persen itu anggap bonus. Intinya kita sudah berusaha 95persen dari target saja itu sudah seneng banget dan terlihat masyarakat jadi antusias untuk datang. Saya juga sudah cukup bangga dengan perolehan ini, apalagi kita di dampingi langsung oleh tim dari WHO dan UNICEF. Jadi kita bekerjanya sudah profesional dan sesuai dengan SOP,” terangnya.
Selain itu, Dwi menjelaskan bahwa pemberian suntik vaksin rubella ini tidak termasuk kepada warga yang sedang mengidap penyakit seperti penyakit jantung, paru-paru, maupun hydrocephalus. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan dari hal-hal yang tidak di inginkan.
Di sisi lain, salah seorang warga yang tinggal di Pengasinan, Ardy Syah (35), mengaku senang akan adanya pemberian suntik vaksin rubella dari Puskesmas Pengasinan.
“Awalnya saya ragu karena banyak yang bilang suntik vaksin itu berbahaya, apalagi ini untuk anak saya kan harus extra hati-hati. Tapi, setelah di sosialisasi mengenai hal detailnya oleh pihak Puskesmas, saya jadi yakin untuk ikut sampai saya meyakini bahwa pemberian vaksin ini tidak berbahaya,” jelasnya kepada Radar Bekasi.
(cr38)
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment