Monday 23 October 2017
Home »
metropolitan
» Konsep Smart City di Kota Bogor Terkendala Birokrasi
Konsep Smart City di Kota Bogor Terkendala Birokrasi
Konsep kota modern berbasis teknologi informasi atau smart city saat ini banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia.
Di Kota Bogor sendiri Smart City sudah berjalan pada masa Wali Kota Bogor Bima Arya. Namun, pada penerapannya ada beberapa kendala. Mulai dari sumber daya manusia, anggaran hingga birokrasinya.
“Banyak fitur smart city yang sedang di perjuangan kan. Namun PR-nya pun masih banyak. Dan kendala smart city itu pertama dari human resources, kemudian political will,” ujar Wali Kota Bogor Bima Arya dalam Seminar Smart City dan Tata Kelola Kota di Hotel Savero, jumát (20/10/17).
Pemkot kata dia, banyak dibantu lewat CSR karena pemerintah pusat tidak memiliki anggaran untuk membangun Smart City. Meski begitu dengan teknologi yang berkembang cepat, birokrasi masih daja berjalan lambat.
“Jadi birokrat itu yang harus serba bisa. Makanya smart city harus juga didukung tim kuat yang tidak berubah walau ada pergantian orang,” ungkapnya.
Ciri menjadi smart city sejauh ini sudah bisa terlihat, salah satunya adalah Pemkot Bogor yang memiliki website terbaik se-Indonesia mengalahkan website negara. Bukan soal penampilan tapi juga update informasi.
“Sekarang juga sedang membangun simiral perencanaan penganggaran. Agar masyarakat bisa tau realisasi pembangunan agar bisa transparan dan diketahui.
Ada berapa pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH), jembatan dan jalan. Kalau belum transparan jadi belum smart,” tukasnya.
Sementara Pembina Yayasan CIC Foundation dan GIZ Indonesia M Iman Santoso yang menginisiasi seminar smart city menuturkan, alumni GIZ memiliki ide ingin mengembangkan kota di Indonesia tidak hanya berbasis IT tapi juga mensejahterakan rakyat.
“Dibalik konsep itu tentu diperlukan dukungan dari pemerintah, sebab ada beberapa Program GIZ yang dimanfaatkan untuk smart city dan tata kelola,” urainya.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment