Thursday, 12 October 2017
Home »
metropolitan
» Calon Rektor IPB Berebut Suara MWA
Calon Rektor IPB Berebut Suara MWA
Satu bulan kedepan akan menjadi hari terberat bagi Dr Arif Satria, Prof M. Yusram Massijaya dan Prof Yonny Koesmaryono. Ketiga calon rektor IPB ini harus bisa menyakinkan 17 anggota Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, bahwa merekalah yang layak duduk di kursi IPB 1.
Wakil Ketua MWA IPB, Ahmad Mukhlis Yusuf menuturkan, pertengahan November mendatang, ketiga calon rektor akan baradu gagasan dalam sidang paripurna yang terbuka untuk umum.
Sidang ini akan menjadi acuan bagi MWA untuk memutuskan siapa yang akan memimpin IPB hingga 2022 mendatang “Kegiatan dimulai dari pagi sampai siang. Setelah itu sidang paripurna digelar tertutup untuk anggota,” ujarnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Selasa (10/10/2017).
Dalam sidang paripurna tertutup tersebut, akan diawali dengan musyawarah mufakat untuk menentukan satu nama yang memenuhi standarisasi menjadi rektor IPB sesuai kriteria yang ditetapkan. Jika tidak tercipta mufakat, barulah dilakukan voting atau pengambilan suara.
“Tidak tercapainya musyawarah mufakat, biasanya karena perbedaan pendapat. Akan ada adu argumetasi tentang calon-calon, berdasarkan kualifikasi yang disepakati,” ungkap dia.
Mukhlis menyebutkan, IPB mencari calon rektor yang setidaknya memenuhi tiga kualifikasi utama untuk memimpin IPB. Pertama, calon rektor yang visioner, memiliki visi kuat untuk memimpin perguruan tinggi para era teknologi, perubahan lingkungan strategi dan sumberdaya alam yang semakin terbatas.
Kedua, calon rektor yang memiliki rekam jejak yang memadai serta kemampuan manajerial yang baik untuk menghasilkan kinerja IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. “Dan ketiga adala inklusi, artinya bisa diterima di semua kalangan, mampu bergaul dan tidak membeda-bedakan orang berdasarkan golongan, kasta atau hal lainnya,” imbuhnya.
Jika proses pemungutan suara dilakukan sambung dia, ada beberapa hal yang harus dipahami oleh ketiga calon rektor. Diantaranya, mereka akan dipilih oleh 17 anggota MWA IPB yang terdiri atas satu orang menteri (Menristekdikti), satu rektor, delapan orang mewakili unsur senat akademik (SA), satu orang mewakili unsur tenaga kependidikan, satu orang mewakili mahasiswa, dan empat orang mewakili unsur masyarakat. “Untuk masyarakat ada empat orang, antara lain Mantan Menteri BUMN Sugiharto, Chairul Tanjung, Erick Tohir dan saya sendiri,” ucapnya.
Nantinya proses pemungutan suara dilakukan melalui 23 kartu suara yang masing-masing memiliki bobot nilai sebesar 4,35 persen. Menristekdikti akan memperoleh 8 lembar kartu suara yang setara 35 persen, sedangkan setiap anggota MWA lainnya, kecuali rektor memperoleh satu lembar kartu suara yang secara keseluruhan setara dengan 65 persen.
Untuk terpilih menjadi rektor, setidaknya calon rektor harus mendapatkan suara lebih dari 50 persen. “Pemberian suara pada salah satu calon rektor, dilakukan dengan menuliskan tanda silang pada kotak bertuliskan nomor calon rektor yang bersangkutan,” tandasnya.
Sementara, terpilihya tiga calon rektor yang akan melalui tahap akhir penjaringan November mendatang, mendapat tanggapan beragam dari civitas akademik di IPB. Salah satunya Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, Akhmad Solihin. Menurut dia ketiga calon rektor yang dipilih SA memanglah orang-orang yang tepat berdasarkan nilai kepercayaan panitia seleksi.
“Sebenarnya tidak ada istilah layak atau tidak layaknya mereka terpilih, tapi adalah tergantung kepercayaan dari para senator-senator kita dari senat akademik. Memilih siapa yang tepat, karena ini lembaga pendidikan, bukan politik,” ungkapnya.
Yang terpenting kata Akhmad rektor yang terpilih nanti dapat menciptakan IPB menjadi world class university yang sesungguhnya. “Jadi perlu ada perbaikan sistem pendidikan, sistem pelayanan, fasilitas, dan masih banyak lagi. Jangan sampai kita mau menuju kelas dunia, tetapi pendidikan kita masih belum rapih, alat-alat laboratorium masih minim,” tegasnya.Dari catatannya, masih ada sejumlah PR besar yang harus bisa diselesaikan oleh rektor terpilih. Diantaranya, kesejahteraan pegawai. Hal itu menjadi krusial, karena di tahun sebelumnya menjadi masalah, seperti sistem imbal jasa (SIJ) yang menurut dia masih belum clear. “Kalau bisa rektor yang baru membenahi SIJ supaya berkeadilan,” tuturnya.
Di sisi lain, Presiden Mahasiswa (Presma) IPB, Panji Laksono memandang tiga calon rektor IPB yang dipilih SA adalah kandidiat yang memiliki kapabilitas yang sudah sangat baik. Namun, dia berpendapat sampai saat ini mekanisme penjaringan rektor IPB hingga tiga nama calon hanya melibatkan senat akademik dan belum melibatkan mahasiswa.
“Maka kedepan, mahasiswa memiliki itikad baik untuk dapat mengetahui lebih dekat terkait pemikiran ketiganya (calon rektor) dalam undangan kami di forum besar Keluarga Mahasiswa IPB,” tukasnya.
Dia menambahkan, rektor yang diinginkan mahasiwa secara umum adalah yang memiliki keberpihakan pada mahasiswa yang dapat dilihat dari kebijakan dan arah pandangnya yang memerhatikan kepentingan dan aspirasi mahasiswa. “Kami ingin rektor yang baru dapat memberikan arahan yang tepat agar institusi pendidikan ini mampu benar-benar memajukan pertanian Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan pemilihan rektor IPB periode 2017–2022 tinggal selangkah lagi. Senat Akademik Senin (9/10/17) mengumumkan tiga nama yang melaju ke tahap selanjutnya. Mereka adalah Dr Arif Satria, Prof M. Yusram Massijaya dan Prof Yonny Koesmaryono.
Ketiganya menyisihkan Dr Agus Purwito, Prof Hermanto Siregar, dan Prof Luki Abdullah. Setelah mengumumkan tiga nama, SA menyerahkan surat keputusan SA Nomor 77 IPB K 2017 tentang penetapan calon rektor IPB periode 2017-2022 kepada pimpinan Majelis Wali Amanat (MWA).
sumber:pojoksatu.id
Related Posts:
Kini Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan Bisa Diangsur Penunggak iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, kini tak perlu pusing. Sebab, telah bekerja sama dengan BNI dengan muluncurkan program tabungan sehat. Sehingga, peserta dapat melunasi tunggakan dengan … Read More
Poros ‘Zaman Now’ di Pilgub Jabar 2018 Tancap Gas Kehadiran poros ‘zaman now’ (Demokrat, PKS, dan PAN) yang mengusung pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu, makin memanaskan suhu politik jelang Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.Demokrat yang sebelumnya masuk dalam poros ba… Read More
Partai Gerindra Siapkan Sekutu, Perlawanan Koalisi Petahana di Pilwalkot Bogor Makin Kencang Tak ingin kecolongan, DPC Gerindra Kota Bogor terus melaporkan perkembangan politik ke DPD Jawa Barat. Terlebih, kini hubungan dengan partai petahana mulai tak harmonis.Ketua Bappda Gerindra Kota Bogor, Pepen Firdaus menje… Read More
Ini Penjelasan PT KAI Soal Pembongkaran Ruko di Depan Stasiun Bogor Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Suprapto mengatakan bahwa pembongkaran dan pengosongan ruko di Jalan Nyi Raja Permas, depan Stasiun Bogor untuk dijadikan pemukiman.Menurutnya menciptakan akses yang mudah … Read More
Demam Berdarah di Kota Bogor Renggut Tiga Korban Meninggal Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok di Kota Hujan. Betapa tidak, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti itu menyerang 849 warga selama hampir sebelas bulan tahun ini. Bahkan, tiga orang di antara… Read More
0 komentar:
Post a Comment