Wednesday, 4 October 2017
1,7 Juta Warga di Kota Bandung Nganggur, Begini Tegas Ridwan Kamil
BANDUNG – Sejak dulu Kota Bandung memiliki daya tarik bagi kaum urban untuk mengadu nasib. Tak heran, kota kembang itu setiap tahunnya mengalami peningkatan penduduk bahkan menjadi kota penyumbang angka pengangguran.
Pemerintah kota (Pemkot) Bandung tidak melarang siapapun untuk datang baik tujuannya mencari pekerjaan ataupun menetap. Akan tetapi, ada beberapa poin yang yang harus dimiliki kaum urban, salah satunya keahlian.
“Kalau tidak memiliki keahlian kerja, mau apa,” ucap Walikota Bandung, Ridwan Kamil, Selasa (3/4/2017).
Selain kemampuan skill, kaum urban juga diharapkan memiliki kemampuan finansial yang mumpuni. Hal itu ditujukan untuk memudahkan dalam proses mencari pekerjaan.
“Jauh-jauh datang tapi tidak punya modal. Akibatnya, menyusahkan diri sendiri dan pemerintah,” tegas Emil sapaan Ridwan Kamil.
Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung pun sudah melakukan berbagai upaya dalam menekan angka pengangguran di Kota Bandung. Akan tetapi, mayoritas kaum urban yang datang biasanya hanya bekerja disektor informal seperti Asisten Rumah Tangga dan bidang jasa lainnya.
“Secara global kaum urban tidak banyak yang bekerja di sektor formal,” ucap Kadisnaker Kota Bandung, Asep Cucu.
Asep menyebut, berdasarkan data hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) nasional, pada 2016 angkatan kerja di Kota Bandung mencapai 1,19 juta jiwa lebih dengan indek jumlah pengangguran sekitar 1,7 jiwa.
Angka ini tantangan, karena jika dibiarkan bisa menjadi multi efek. Selain itu banyaknya pengangguran diakibatkan informasi lowongan kerja dengan keilmuan pencari kerja tidak sama, karena secara garis besar Bandung adalah kota yang menawarkan jasa,” paparnya.
Asep mengakui, tidak bisa menghilangkan pengangguran melainkan menekan jumlah. Sebab, setiap angkatan kerja (lulusan sekolah) sifatnya tidak pasti.
“Setiap lulus sekolah kan’ ada saja saja yang kerja ada juga yang belum bekerja,” terangnya.
Asep menegaskan, pihaknya akan berusaha untuk mengurangi jumlah pengguran dengan cara membrikan sejumlah pelatiah agar warga Bandung khsusunya bisa lebih mandiri dan berwirausaha. Kurang lebih 6.000 warga sudah diberikan pelatihan tahun ini.
“Misalnya pelatihan reparasi hanphone, ekonomi kreatif, menjahit dan lainnya. Walaupun terlihat sederhana pelatihannya, tapi kami yakin itu sangat membantu,” pungkasnya.
(arh)V
0 komentar:
Post a Comment