Banner 1

Tuesday, 3 October 2017

#RIPChesterBennington, Vokalis Linkin Park Meninggal, Dunia Berduka

 Linkin Park, band rock legendaris yang udah memenangkan begitu banyak penghargaan selama hampir dua dekade ini baru saja meluncurkan album terbarunya dua bulan lalu. Dan seperti

biasa, albumnya pun langsung laris di pasaran. Mereka bahkan sudah akan menjadwalkan tur promosi album bertajuk One More Light ini akhir Juli nanti.Namun, tiba-tiba kabar

mengejutkan datang. Sang vokalis, Chester Bennington ditemukan bunuh diri di rumahnya pada Kamis pagi waktu Amerika atau Jumat (21/7) malam waktu Indonesia.

Sontak, dunia musik pun berduka mendengar kabar ini. Tagar #RIPChesterBennington melejit jadi trending topic dunia dalam sekejap. Jutaan fans Linkin Park menyalurkan kesedihannya

lewat posting yang ditujukan untuk sang vokalis dan band yang nama dan karya-karyanya udah melekat di hati para fans nya ini.

Pertanyaan itu jelas langsung muncul saat mengetahui sang vokalis berumur 41 tahun ini harus mengakhiri hidupnya dengan tragis. Sayangnya, hingga saat ini, belum ada yang tahu

pasti alasan dibalik bunuh diri yang dilakukan Chester. Sebab, ia tidak meninggalkan pesan apapun.

Chester sendiri ditemukan gantung diri oleh pembantu di rumah miliknya. Polisi yang datang tak lama setelah itu pun langsung mengamankan lokasi dan mencari berbagai barang bukti

adanya kekerasan. Namun, tak ada petunjuk apapun selain botol minuman alkohol setengah penuh di tempat kejadian. 

Sosok Karismatik Pionir Nu-Metal dan Kesuksesan Linkin Park

Chester Bennington mengawali karirnya bersama Linkin Park di awal tahun 2000. Saat itu, bersama Mike Shinoda, Rapper yang juga keyboardist/gitaris, Bennington meluncurkan album

debut Linkin Park bertajuk hybrid Theory.

Komposisi rock yang unik berpadu dengan rap dan sentuhan elektronik saat itu menjadi warna baru dalam dunia musik rock. Kesuksesan album ini membuat nama Linkin Park Meroket.

Pembawaan Chester yang emosional dalam setiap lagu yang dinyanyikan membuat lagu-lagu Linkin Park benar-benar disukai generasi remaja saat itu. Nama Chester pun disejajarkan dengan

pioner genre Nu-metal lain seperti Korn dan Limp Bizkit.

 Berisi materi yang sarat dengan berbagai masalah kehidupan dan perjuangan menghadapinya, hampir seluruh karya Linkin Park selanjutnya terus sukses. Bahkan, Hybrid Theory, album

debut mereka mendapat penghargaan Grammy dan dinobatkan sebagai Best Rock Album.

Album-album selanjutnya seperti Meteora, dan EP Collision Course pun kembali sukses besar dengan puluhan juta copy terjual di seluruh dunia.

Kesuksesan ini tak lepas dari kemampuan unik Chester dalam menulis, dan membawakan tiap lagu Linkin Park yang ia mainkan. Teknik vokalnya yang luar biasa mampu membawakan berbagai

jenis emosi dalam lagunya. Mulai dari bait-bait penuh teriakan frustasi, dengung growl emosional, sampai melodi harmonis pada lagu-lagu bernuansa ballad mampu ia bawakan tanpa
cacat.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment