Banner 1

Monday 16 October 2017

Pemkot dan Warga Bogor Bersih-bersih Sungai, Temukan Popok Hingga Kasur



Pantas saja Kota Bogor belum bebas dari banjir. Sungai yang sedianya menyalurkan air terhambat lantaran sampah. Mulai dari popok, baju bekas, sampah plastik hingga kasur semuanya ada di sungai.

Fakta itu terungkap dalam aksi Jumat Bersih (Jumsih) yang dilakukan Pemkot Bogor di aliran Sungai Cidepit, Jalan Paledang, jumát (13/10/17).

Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, jumsih menjadi kegiatan yang wajib dalam seminggu, namun lebih sering maka akan lebih bagus. “Mulai dari sungai, drainase, semua saluran air dibersihkan,” ujarnya.

Menurut dia, masyarakat masih belum sadar buang sampah.Itu jika melihat banyaknya sampah  yang ditemukan dalam aksi  Jumat bersih kemarin. Karenanya aksi bersih-bersih harus paralel. “Artinya selain ada tindaka edukasi juga harus jalan,”  tegasnya.

Oleh karena itu, lurah dan camat untuk fokus pada titik-titik yang berpotensi menyebabkan bencana, baik itu banjir atau lainnya. “Mudah mudahan setiap Jumat kita fokuskan untuk titik-titik yang menyebabkan bencana bukan hanya permukaan saja, tapi betul betul mengantisipasi bencana,” urainya.

Wakil Wali Kota Usmar Hariman menambahkan, gerakan Jumsih sudah rutin dilakukan di Pemkot Bogor. Tapi akan lebih bagus kalau jumsih  juga dilakukan di lingkungan masing-masing, atau bisa dikemas dengan Minggu Bersih (Mingsih).

Apalagi dari data yang dia miliki masih ada 29 persen sampah yang dihasilkan Kota Bogor tidak terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Galuga. Tentu ini menjadi persoalan, walaupun pendekatannya sudah dilakukan, melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

“Kurang lebih sudah ada 20 tempat pembungan sampah (TPS) berbasis masyarakat, tapi polanya paradigma. Yakni sampahnya masih tercampur antara organik dan non organik,” ucapnya.

Padahal dia berharap dengan adanya TPS berbasis masyarakat minimal sudah terpisah sampah organik dan non organik, tapi ternyata belakangan, setelah dievaluasi terciptanya galuga-galuga mini di wilayah. “Itu artinya sudah salah pengelolaannya,” jelas dia.

Karenanya,pemkot tidak putus menyemangati dan mendorong agar bank sampah juga melakukan langkah-langkah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Tapi, semua masalah ini pangkalnya tetap pada paradigma.

Bagaimana merubah mindset masyarakat agar sampah itu bisa habis di rumah. “Jadi memang keseluruhan harus berubah. Memang merubah paradigma satu juta masyarakat kan tidak mudah,” katanya.

Masih di lokasi yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Elia Buntang mengatakan, aksi Jumat bersih selain sebagao pencegahan bencana, juga menjaga kebersihan lingkungan. “Jumlah sampah di Kota Bogor mencapai 500-700 ton perhari.

Tapi target bagaimana bisa dibawah angka 500 ton. Caranya bagaimana, ya seperti kegiatan jumsih ini. Jadi membersihkan lingkungan bukan mengandalkan DLH, namun juga ada kesadaran dari masyarakat,” tandasnya.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment