Banner 1

Friday 20 October 2017

Miris, Mantan Atlet Bogor Terkucilkan, Terancam Amputasi karena Kusta


Nama Wawan Darmawan mungkin terasa asing di telinga warga Bogor saat ini. Padahal, namanya dulu pernah mengharumkan Kabupaten Bogor. Ya, mantan atlet sepak bola ini pernah berjaya di era 70-80-an.

Namun siapa sangka, pria berusia 55 tahun ini kini terasing kan. Penyakit kusta membu atnya terpaksa hidup di penga singan. Warga Kelurahan Pus pa negara, RT 03/02 ini tinggal sebatang kara bersama penya kitnya.

Karena khawatir tertular, kerabatnya enggan berdekatan. Hanya segelintir yang masih peduli dan mau mengenang jasanya sebagai atlet sepak bola. “Adik perempuan saya selama ini banyak membantu saya,” ujarnya. Bahkan, untuk mendapat pengo batan yang layak, kerabatnya yang masih peduli harus banting tulang mencari bantuan.

“Biaya (pengobatan, red) dari saudara perempuan saya. Belum ada bantuan dari pemerintah,” tukasnya. Atlet yang sempat jadi kebanggaan jutaan warga Bogor itu kini tak berdaya. Bukan hanya karena umurnya yang mulai renta, kondisi penyakit gula dan kusta perlahan menggerogoti tubuhnya.

Badannya tak lagi dapat mengikuti api semangat yang dimiliki. “Sudah susah gerak,” kata Lego, panggilan Wawan Darmawan. Lego yang terkenal sebagai atlet tampan di eranya, telah meng harumkan nama Kabupaten Bogor di berbagai ajang pertandingan.

Tidak sedikit prestasi yang dikanto nginya. Menurut keterangan teman setim sepak bola, Dudung Abdullah (55) dan Sobri Marjadinata (55), mereka beberapa kali berlaga di lapangan hijau bersama-sama.

Di antaranya saat Porda Cirebon tahun 1977, kemudian men jadi bintang di klub Persikabo, UMS tahun 1980 ikut kompetisi Galatama. Pada 1982 Lego pindah ke Warna Agung hingga 1985. “Selain dikenal atlet tampan, Lego juga punya skill permainan bola yang bagus,” ucap Sobri.

Lego bahkan juga masuk kepengurusan PSII. Ia dikenal sebagai pimpinan PSSI yang punya pengaruh. Sebagai Sie Pertandingan di PSSI Kabupaten Bogor 2005–2015, Lego selalu jadi andalan. Tak hanya itu, ia pun pernah menjadi Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Bogor (DPP) pada 1984, jauh sebelum kepemimpinan Joni Tambunan.

Sementara itu, saudara perempuannya, Imas Masria (49) mengatakan, kakaknya itu mulai mengidap penyakit kusta sejak 2002. Saat itu, satu per satu ujian hidup harus dilalui nya. Salah satunya, keluarga yang menjauh. Karena penyakit yang dianggap kutukan itu, para keluarga dekatnya tak lagi mau hidup berdampingan. “Ia harus jauh dari anakanakdan istrinya. Karena khawatir akan tertular,” ujarnya.

Tanpa ada sumpah serapah, Lego berlapang dada meninggalkan rumahnya dan memilih untuk menetap di pegunungan di area Kecamatan Sukamakmur. “Di gunung, abang saya tinggal di gubuk sebatang kara, karena memilih menjauh dari keluarga,” kata dia.

Lego jalani pengasingan sejak 2005. Saat harta yang diperolehnya selama puluhan tahun di dunia olahraga tak tersisa barang sepeser. “Semua hartanya sudah habis. Uang sepeser pun abang saya tidak punya. Dia jalani hidupnya dengan mandiri di gunung,” kata dia. Imas baru tahu kondisi memprihatinkan abangnya saat temannya menga barkan sang kakak ter jatuh di jurang sekitar pegunungan.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment