Tuesday, 7 March 2017
Home »
»
BOGOR – Selai merupakan makanan yang digemari banyak orang sebagai campuran di berbagai penganan terutama roti. Pada zaman yang serba cepat ini, bagi beberapa orang, penggunaan selai sedikit merepotkan dan memerlukan banyak waktu. Nah, menjawab masalah itu, tiga mahasiswa IPB menciptakan selai kemasan tanpa perlu sendok, yang kemasannya seperti keju lembaran yang dijual di pasaran.
Adalah I Dewa Gd. Agung SN, Indra Purnomo dan Monica Emeralda, tiga mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB, yang membuat inovasi unik berupa selai praktis tanpa oles, yang dinamakan “Kolai”.
Nama Kolai diambil dari bahan pembuatnya, yaitu kolang-kaling dan selai. Kolang-kaling merupakan buah asli Indonesia yang memiliki kandungan hidropolimer dan serat pangan cukup tinggi
.
Serat pangan sendiri kini banyak diminati untuk produk kesehatan, karena dapat mencegah kolesterol dan diabetes. Namun, pemanfaatan kolang-kaling di Indonesia saat ini masih sangat minim, baru sebatas untuk campuran minuman dan manisan. Dewa dan tim mengklaim, apabila nanti sudah komersil, maka Kolai ini merupakan selai lembaran komersial pertama yang pernah ada.
“Kami memilih kolang-kaling sebagai bahan kolai, karena melihat saat ini kolang-kaling masih belum dibudidayakan secara khusus dan masih dibiarkan tumbuh secara sendirinya, juga pemanfaatannya masih kurang. Padahal, dengan potensi kolang-kaling yang luar biasa ini, dapat menjadi salah satu komoditas untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkap Dewa.
Dewa menjelaskan, Kolai dibuat dengan mencampurkan serat dari kolang-kaling, gula dan stroberi asli sebagai rasa dan warna, lalu dicampurkan dengan jelly agent untuk membentuk gel-nya. Kemudian dituang ke dalam loyang untuk dibentuk menjadi lembaran dengan ukuran 8 x 8 cm dan tebal 0,5 cm. “Dengan komposisi dan formulasi yang tepat akan diperoleh kolai yang elastis namun masih berasa seperti selai, tidak terlalu keras dan tidak terlalu kenyal,” jelas Dewa.
Kolai ini, menurut Dewa, mengandung serat 10,4 gram/100 gram produk. Berdasarkan standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), apabila seratnya melebihi 5 gram/100 gram maka produk dapat dikatakan tinggi serat.
“Kolai juga kaya akan antioksidan dari stroberi yang digunakan serta less sugar karena hanya mengandung 25 persen gula tambahan. Sementara selai, pada umumnya mengandung gula tambahan hingga 60 persen,” paparnya.
Karena tanpa pengawet buatan, Kolai memiliki daya tahan dua minggu dengan penyimpanan di dalam pendingin. Harga taksiran dengan produksi saat ini adalah Rp10 ribu untuk pack isi lima bungkus dan Rp7 ribu untuk pack isi tiga bungkus.
Saat ini Kolai yang diproduksi masih berbentuk prototype. Ke depan akan dilakukan pengembangan lebih lanjut dengan menambah rasa dan kualitas, serta menjalin kerja sama dengan petani lokal dan membuat outlet penjualan.(Wilda/Radar Bogor)
Related Posts:
Ini Dia Tempat Berselfie Ria di Kota Purwakarta PURWAKARTA – Tempat-tempat eksotik yang selalu jadi buruan para Anak Baru Gede (ABG) dan juga muda mudi untuk dijadikan tempat berselvie ria di Kota Purwakarta, ada beberapa titik. Lokasi-lokasi untuk berselfie memiliki … Read More
Dor… Peluru Tembus Kepala Perwira Brimob Asal Bandung Ini BANDUNG – Jenazah Ipda Zasmi Diaz dimakamkan di TPU Nagrog, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/4/2017). Sebelumnya, jenazah disalatkan di masjid Nurul Hidayah yang tidak jauh dari rumah duka di kawasan Arcamanik. Lulusan… Read More
Patriot Candrabhaga Disuntik APBD? BEKASI – Satu lagi Kota Bekasi punya klub sepakbola yang akan berlaga di Liga 3. Setelah Persipasi dan Buaran FC, hari ini giliran Patriot Candrabhaga (Patriot CB) FC diluncurkan untuk turut meramaikan Liga 3.Klub yang d… Read More
Dinas Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang Segera Tangani Titik Longsor di Depok DEPOK – Dinas Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang (PUPR) Depok, serius menangani titik longsor dan sejumlah daerah rawan longsor. PUPR telah mengajukan usulan penambahan dana guna memperbaiki sembilan titik longsor, dan penan… Read More
Anggota BEM Fateta IPB Lakukan Pengabdian pada Masyarakat PAMIJAHAN – Dalam rangka mewujudkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan yang ditujukan kepada warga, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) melaksanakan … Read More
0 komentar:
Post a Comment