Banner 1

Tuesday, 21 March 2017

DPP PAN Minta Polisi Usut Tuntas Teror di Rumah Ketua DPD Gresik



Jakarta - Rumah Ketua DPD PAN Gresik, Khamsun, mendapat teror dengan dugaan pelemparan bom molotov oleh pihak tak bertanggung jawab. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN meminta agar polisi mengusut tuntas kasus ini.

"Itu adalah kasus tindak pidana berupa pembakaran rumah dan rencana pembunuhan atas Ketua DPD PAN Gresik dan keluarganya," ujar Wakil Ketua DPP PAN Viva Yoga kepada wartawan, Selasa (21/3/2017).

Peristiwa itu terjadi pada Senin (20/3) dini hari lalu di rumah Khamsun yang berada di Jalan Marabahan 30 Perumahan Gresik Kota Baru (GKB). Saat Khasum dan keluarganya sudah tidur, sang istri terbangun karena mendengar suara atap dari garasi. Saat dilihat, atap yang terbuat dari fiber itu terbakar.

"Api menjalar di pintu pagar, masuk ke dalam rumah secara cepat karena adanya bensin. Mobil terbakar. Asap mengepul masuk ke dalam rumah," kata Viva.

"Ini adalah bentuk tindak pidana yang keji dan biadab yang dilakukan secara sengaja, yang bertujuan untuk menteror atas eksistensi dan keberadaan Khamsun sebagai Ketua PAN Gresik," imbuhnya.

DPP PAN menuntut Mabes Polri untuk bergerak cepat dalam menangani kasus ini. PAN menduga, aksi teror itu masih berkaitan dengan masalah politik daerah meski Pilkada Gresik sendiri sudah selesai pada 2015 lalu.

"Menuntut kepada Mabes Polri sebagai aparat penegak hukum untuk mengusut secara tuntas dan serius atas aksi teror jahat yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab atas diri Khamsun dan keluarganya. Apakah aksi teror ini disebabkan karena persoalan politik, atau karena faktor yang lain, hendaknya polisi secepatnya menangkap si pelaku," ucap Viva.

"Masih praduga karena faktor politik. Proses politik di kabupaten Gresik pasca Pilkada relatif masih hangat. Tetapi apa itu bisa dikaitkan dengan teror bom molotov atau tidak, harus diungkap tuntas oleh polisi," sambung dia.

Anggota DPR dari Dapil Gresik dan Lamongan ini menyebut aksi teror kepada jajarannya tersebut telah menodai demokrasi di Indonesia. Viva mengatakan, apabila ada perbedaan pendapat dan pandangan di wilayah politik, itu adalah suatu keniscayaan dalam hidup berdemokrasi.

"Aksi teror bom molotov telah membuat keluarga dan anak-anak saudara Khamsun mengalami trauma. Teror terjadi di saat anak-anak sedang tidur malam," sebut pimpinan Komisi IV DPR itu.

"Kami meminta kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk turun tangan membantu melindungi hak anak karena telah terjadi pelanggaran hukum atas keluarga dan hak anak saudara Khamsun," tambah Viva.

Sebelumnya Khasun sendiri mengaku tak memiliki masalah dengan siapapun. Pihak kepolisian setempat berjanji segera mengusut kasus aksi teror tersebut. Polsek Manyar juga sudah melakukan proses identifikasi dan olah TKP. Unit K-9 juga dilibatkan dalam olah TKP.

"Tak ada saksi yang melihat pelaku. Untuk pengakuan korban minyak yang tercecer di depan pintu gerbang, itu mungkin bekas dari bom molotov milik pelaku, bukan sengaja disebar di situ. Kami sedang melakukan penyelidikan. Doakan segera terungkap," ungkap Kapolsek Manyar AKP Ryan Septian, Senin (20/3). 
(sumber:detik.com)

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment