BOGOR – Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) nyaris tak berjalan mulus. Kemarin (3/4), para guru dan siswa di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, dibuat panik saat tiba-tiba listik padam di menit-menit awal ujian.
Insiden itu salah satunya terpantau di SMK Amal Mulia, Klapanunggal. Sekitar pukul 07.30 WIB. Di saat para siswa masih diliputi perasaan tegang menghadapi UNBK perdana, tiba-tiba saja komputer jinjing di hadapan mereka padam. Meski ada beberapa unit komputer yang menyala oleh daya cadangan baterai. “Waduh, gimana ini.. Nggak ujian dong,” celoteh siswa dari dalam kelas.
Tampak dari balik jendela, wajah-wajah mereka semakin tegang karena listrik tak kunjung menyala. Sementara para guru terlihat sibuk mondar-mandir. Satu di antara mereka mencoba menghubungi pihak-pihak terkait. Setelah menanti beberapa lama, akhirnya perangkat komputer kembali menyala dan ujian berlanjut.
Rupanya persoalan di sekolah ini bukan semata karena mati listrik. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Bogor, Joko Mustiko, menjelaskan, server di SMK Amal Mulia ikut mati lantaran tersamber petir. “Untung ada server cadangan, langsung diganti,” ujarnya, kepada Radar Bogor(Pojoksatu.id Group) Senin (03/04/2017).
Begitu mendapat laporan, Joko segera berkoordinasi dengan PLN untuk ditindaklanjuti. “PLN langsung menerjunkan petugas ke lapangan. PLN sudah komitmen tidak akan ada pemadaman saat pelaksanaan UNBK. Setelah diperiksa, ternyata memang ada gangguan listrik di sekolah itu,” ungkapnya.
Di sekolah lain juga ditemukan kendala mengganggu lainnya. Ada yang tiba-tiba seluruh jaringan listrik padam karena tak kuat dengan beban voltase tinggi. Rupanya, voltase listrik di sekolah-sekolah juga masih kurang memadai untuk menyalakan komputer secara bersamaan. “Voltasenya tidak memadai, saat dihidupkan (komputer), terkadang listrik yang ada di sekolah itu suka gak kuat,” jelasnya.
Ada pula sekolah yang terpaksa membagi sesi ujian menjadi tiga shift. Itu lantaran minimnya komputuer dan kekuatan voltase sekolah. “Selebihnya, hari pertama UNBK ada 115 SMK di Kabupaten Bogor dengan jumlah peserta didik 17.225. Berjalan kondusif semua. Juga yang ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP),” imbuh Joko.
Namun ada pula sekolah yang telah mengantisipasi kemungkinan masalah seperti listrik padam. Salah satunya SMK Negeri 2 Cibinong, Kabupaten Bogor. Pihak sekolah mempersilakan siswa menggunakan komputer jinjing pribadi dengan kondisi baterai penuh saat ujian.
“Sudah ada persetujuan walimurid. Semua perangkat yang digunakan dipastikan sudah melalui proses pengawasan,” ujar Kepala SMK Negeri 2 Cibinong, Juniartini, kepada Radar Bogor.
Dia juga mengatakan, para guru turut meminjamkan komputer mereka untuk digunakan siswa ujian.
“Semua membantu. UNBK di sekolah kami diikuti 31 siswa. Ada dua sesi, pukul 07.30 sampai 09.30 WIB, dan pukul 10.30 sampai 12.30 WIB,” tukasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, TB Luthfie Syam mengakui masih ada kendala teknis saat pelaksanaan UNBK perdana. Namun ia memastikan insiden mati listrik tak berlangsung lama. Sehingga saat ujian dimulai, para siswa tidak terlambat mengerjakannya. “Kami sudah berkordinasi dengan pihak PLN untuk mengantisipasi, agar hal ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Di sisi lain, ada 178 SMK di Kabupaten Bogor yang masih ujian tulis (UNKP). Tak ada kendala dalam ujian tulis kali ini. Hanya ditemukan kekurangan dan kelebihan soal ujian, tapi masih bisa diantisipasi. Salah satunya SMK Insan Madani, di Jalan Cipatat Kampung Degul, Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
Ketua Panitia Ujian Nasional SMK Insan Madani, Agus Solihin, mengatakan bahwa tahun ini SMK Insan Madani belum bisa melaksanakan UNBK karena terbentur masalah sarana dan prasarana. Baik itu ketersediaan komputer maupun jaringan internet. “Oleh sebab itu UN masih berbasis kertas (bassed papper) seperti tahun sebelumnya,” kata dia.
Namun dirasakan Agus, UNKP justru merepotkan karena pihaknya harus mengambil kertas ujian ke sekolah yang ditunjuk sebagai titik distribusi soal. Kondisi itu membuat ujian di sekolah ini terpaksa dimajukan dari pukul 07.30 WIB menjadi pukul 10.00 WIB.
“Saya ambil soal dulu ke SMK Pertiwi Cibungbulang, karena di situ pusat korwilnya. Baru dapat soal pukul 08.00 WIB, karena peraturannya seperti itu,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Ia berharap, informasi dalam bentuk apapun terkait ujian nasional tidak datang secara mendadak. Karena untuk tahun ini, kepanitiaan dari tingkat atas terkesan mendadak. Sehingga koordinasi pengawasan silang menjadi terkendala lantaran kartu pengawas telat didistribusikan.
“Biasanya kartu pengawas dan kartu peserta UN paling lambat seminggu sebelum pelaksanaan. Ini sangat mendadak. Mungkin karena masa transisi, ya, jadi ada perubahan kebijakan juga dari atas,” harap pria yang juga menjabat wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMK Insan Madani.
Terpisah, Ketua MKKS SMK Kota Bogor, Mulyana, menjelaskan ada 95 SMK di Kota Bogor yang melaksanakan UNBK. Hingga sore kemarin, pihaknya tidak mendapat laporan gangguan selama ujian hari pertama. “Sejauh ini, pertama kalinya kota melaksanakan UNBK seluruhnya. Kondisi sangat kondusif, baik yang mandiri, juga yang gabung,” jelasnya.
Dari 95 sekolah, 79 SMK telah melakukan UNBK mandiri dan 16 SMK bergabung dengan sekolah lain. “Bergabungnya ke SMK juga, kami sangat solid, kekurangan di SMK, ya, ditutupi SMK juga. Makanya kami tidak mengganggu KBM SMA/SMP lain,” bebernya.
Hal itu terlihat di SMKN 1 Kota Bogor. Terdapat sejumlah murid dari SMK Kehutanan yang juga bergabung di sekolah yang beralamat di Jalan Heulang, Tanahsareal ini.
Kepala SMKN 1 Kota Bogor, Chairil Anwar mengatakan, ada enam laboratorium komputer yang dimiliki sekolahnya. Lima lab digunakan 405 anak didik yang dibagi menjadi tiga shift ujian. Satu lab lagi digunakan SMK Kehutanan dengan jumlah sekitar 60 siswa.
“Memang kami berikan satu lab khusus mereka. Dengan lima lab saja, kami bisa menjadikan anak-anak tiga shift,” papar Chairil, ditemui di ruangannya kemarin, sembari memantau UNBK dari layar CCTV setiap ruangan kelas.
sumber:POJOKJABAR.com,
Insiden itu salah satunya terpantau di SMK Amal Mulia, Klapanunggal. Sekitar pukul 07.30 WIB. Di saat para siswa masih diliputi perasaan tegang menghadapi UNBK perdana, tiba-tiba saja komputer jinjing di hadapan mereka padam. Meski ada beberapa unit komputer yang menyala oleh daya cadangan baterai. “Waduh, gimana ini.. Nggak ujian dong,” celoteh siswa dari dalam kelas.
Tampak dari balik jendela, wajah-wajah mereka semakin tegang karena listrik tak kunjung menyala. Sementara para guru terlihat sibuk mondar-mandir. Satu di antara mereka mencoba menghubungi pihak-pihak terkait. Setelah menanti beberapa lama, akhirnya perangkat komputer kembali menyala dan ujian berlanjut.
Rupanya persoalan di sekolah ini bukan semata karena mati listrik. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Bogor, Joko Mustiko, menjelaskan, server di SMK Amal Mulia ikut mati lantaran tersamber petir. “Untung ada server cadangan, langsung diganti,” ujarnya, kepada Radar Bogor(Pojoksatu.id Group) Senin (03/04/2017).
Begitu mendapat laporan, Joko segera berkoordinasi dengan PLN untuk ditindaklanjuti. “PLN langsung menerjunkan petugas ke lapangan. PLN sudah komitmen tidak akan ada pemadaman saat pelaksanaan UNBK. Setelah diperiksa, ternyata memang ada gangguan listrik di sekolah itu,” ungkapnya.
Di sekolah lain juga ditemukan kendala mengganggu lainnya. Ada yang tiba-tiba seluruh jaringan listrik padam karena tak kuat dengan beban voltase tinggi. Rupanya, voltase listrik di sekolah-sekolah juga masih kurang memadai untuk menyalakan komputer secara bersamaan. “Voltasenya tidak memadai, saat dihidupkan (komputer), terkadang listrik yang ada di sekolah itu suka gak kuat,” jelasnya.
Ada pula sekolah yang terpaksa membagi sesi ujian menjadi tiga shift. Itu lantaran minimnya komputuer dan kekuatan voltase sekolah. “Selebihnya, hari pertama UNBK ada 115 SMK di Kabupaten Bogor dengan jumlah peserta didik 17.225. Berjalan kondusif semua. Juga yang ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP),” imbuh Joko.
Namun ada pula sekolah yang telah mengantisipasi kemungkinan masalah seperti listrik padam. Salah satunya SMK Negeri 2 Cibinong, Kabupaten Bogor. Pihak sekolah mempersilakan siswa menggunakan komputer jinjing pribadi dengan kondisi baterai penuh saat ujian.
“Sudah ada persetujuan walimurid. Semua perangkat yang digunakan dipastikan sudah melalui proses pengawasan,” ujar Kepala SMK Negeri 2 Cibinong, Juniartini, kepada Radar Bogor.
Dia juga mengatakan, para guru turut meminjamkan komputer mereka untuk digunakan siswa ujian.
“Semua membantu. UNBK di sekolah kami diikuti 31 siswa. Ada dua sesi, pukul 07.30 sampai 09.30 WIB, dan pukul 10.30 sampai 12.30 WIB,” tukasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, TB Luthfie Syam mengakui masih ada kendala teknis saat pelaksanaan UNBK perdana. Namun ia memastikan insiden mati listrik tak berlangsung lama. Sehingga saat ujian dimulai, para siswa tidak terlambat mengerjakannya. “Kami sudah berkordinasi dengan pihak PLN untuk mengantisipasi, agar hal ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Di sisi lain, ada 178 SMK di Kabupaten Bogor yang masih ujian tulis (UNKP). Tak ada kendala dalam ujian tulis kali ini. Hanya ditemukan kekurangan dan kelebihan soal ujian, tapi masih bisa diantisipasi. Salah satunya SMK Insan Madani, di Jalan Cipatat Kampung Degul, Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
Ketua Panitia Ujian Nasional SMK Insan Madani, Agus Solihin, mengatakan bahwa tahun ini SMK Insan Madani belum bisa melaksanakan UNBK karena terbentur masalah sarana dan prasarana. Baik itu ketersediaan komputer maupun jaringan internet. “Oleh sebab itu UN masih berbasis kertas (bassed papper) seperti tahun sebelumnya,” kata dia.
Namun dirasakan Agus, UNKP justru merepotkan karena pihaknya harus mengambil kertas ujian ke sekolah yang ditunjuk sebagai titik distribusi soal. Kondisi itu membuat ujian di sekolah ini terpaksa dimajukan dari pukul 07.30 WIB menjadi pukul 10.00 WIB.
“Saya ambil soal dulu ke SMK Pertiwi Cibungbulang, karena di situ pusat korwilnya. Baru dapat soal pukul 08.00 WIB, karena peraturannya seperti itu,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Ia berharap, informasi dalam bentuk apapun terkait ujian nasional tidak datang secara mendadak. Karena untuk tahun ini, kepanitiaan dari tingkat atas terkesan mendadak. Sehingga koordinasi pengawasan silang menjadi terkendala lantaran kartu pengawas telat didistribusikan.
“Biasanya kartu pengawas dan kartu peserta UN paling lambat seminggu sebelum pelaksanaan. Ini sangat mendadak. Mungkin karena masa transisi, ya, jadi ada perubahan kebijakan juga dari atas,” harap pria yang juga menjabat wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMK Insan Madani.
Terpisah, Ketua MKKS SMK Kota Bogor, Mulyana, menjelaskan ada 95 SMK di Kota Bogor yang melaksanakan UNBK. Hingga sore kemarin, pihaknya tidak mendapat laporan gangguan selama ujian hari pertama. “Sejauh ini, pertama kalinya kota melaksanakan UNBK seluruhnya. Kondisi sangat kondusif, baik yang mandiri, juga yang gabung,” jelasnya.
Dari 95 sekolah, 79 SMK telah melakukan UNBK mandiri dan 16 SMK bergabung dengan sekolah lain. “Bergabungnya ke SMK juga, kami sangat solid, kekurangan di SMK, ya, ditutupi SMK juga. Makanya kami tidak mengganggu KBM SMA/SMP lain,” bebernya.
Hal itu terlihat di SMKN 1 Kota Bogor. Terdapat sejumlah murid dari SMK Kehutanan yang juga bergabung di sekolah yang beralamat di Jalan Heulang, Tanahsareal ini.
Kepala SMKN 1 Kota Bogor, Chairil Anwar mengatakan, ada enam laboratorium komputer yang dimiliki sekolahnya. Lima lab digunakan 405 anak didik yang dibagi menjadi tiga shift ujian. Satu lab lagi digunakan SMK Kehutanan dengan jumlah sekitar 60 siswa.
“Memang kami berikan satu lab khusus mereka. Dengan lima lab saja, kami bisa menjadikan anak-anak tiga shift,” papar Chairil, ditemui di ruangannya kemarin, sembari memantau UNBK dari layar CCTV setiap ruangan kelas.
sumber:POJOKJABAR.com,
0 komentar:
Post a Comment