BOGOR – Tak puas dengan unjuk rasa di kantor desa. Senin (8/5), puluhan warga Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang mendatangi Kompek Tegar Beriman. Aksi tersebut dilakukan terkait dengan dugaan pungli dalam program sistem informasi manajemen objek pajak (Sismiop).
Kali ini, mereka hendak mengadukan permasalahan tersebut kepada bupati Bogor. Sempat terjadi dorong-dorongan, saat puluhan warga tersebut berupaya menerobos gerbang Komplek Tegar Beriman.
Salah satu pengunjuk rasa, Sar’an (45) mengatakan, dalam pembuatan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) yang diterbitkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) melalui Sismiop seharusnya warga yang mengajukan kepengurusan tersebut tak dipungut biaya lagi.
Ia mempertanyakan, sosialiasasi terkait program tersebut. Warga menuntut, agar uang yang sudah dipungut dikembalikan. Koordinator Aksi, Juhri Takur menambahkan, permasalahan tersebut cepat diselesaikan dan direspon Pemerintah Kabupaten Bogor.
Menurutnya, warga dipungut biaya untuk kepengurusan program tersebut dengan nominal yang bervariasi. “Kami tahu program pemutihan SPPT itu gratis,” ucapnya.
Tak main-main, warga pun bakal melanjutkan permasalahan dugaan pungli tersebut ke jalur hukum. “Dalam mediasi beberapa waktu lalu, kepala desa berkomitmen untuk bertanggung jawab dan akan mengembalikan uang sebesar 65 persen, sesuai tuntutan warga. Tapi hingga kini belum terealisasi,” ujarnya.
Sumber : POJOKJABAR.com
0 komentar:
Post a Comment