POJOKJABAR.com, BOGOR – Tahun depan, nilai investasi
Kabupaten Bogor diprediksi menurun. Terlebih, perusahaan yang bergerak
di sektor padat modal jumlahnya semakin menurun.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(BPMPTSP) Kabupaten Bogor, Yani Hasan menjelaskan, industri yang mampu
menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak bergerak di padat karya.
Artinya, warga Kabupaten Bogor harus terus berevoluasi untuk
menyesuaikan kapasitas dan kemampuan di tengah kondisi sulit seperti
ini.
Menurut dia, ada tambahan investasi di Indocement setelah peresmian
pabrik baru Plant 14. PT Indocement pun membuka bursa tenaga kerja.
Untuk pabrik baru yang ada di Kabupaten Bogor tersebut, nilai
investasinya sebesar Rp5 triliun.
“Saat ini, perusahaan itunganya bagaimana dengan modal sedikit mendapatkan untung yang banyak,” ujar dia.
Bisa jadi, kata dia, masalah terjadi karena UMK yang tinggi sehingga perusahaan juga harus ada efesiensi.
“Artinya, perusahaan harus selektif dengan membayar pegawai yang
cukup tetapi bisa menghasilkan barang yang bisa diterima langsung ke
pasar,” tuturnya.
Sehingga, untuk menghasilkan mutu produk yang baik harus ada pekerja yang memiliki keahlian yang bisa menguntungkan perusahaan.
“Alasannya tahun 2016 itu naiknya luar biasa sekarang saja sudah
Rp14,6 triliun, yang realisasi di bulan oktober, sudah melebihi target,”
ucapnya.
Sehingga, dari perkiraan sementara nilai investasi di tahun mendatang akan kembali ke tahun 2015 atau sekitar Rp10 triliun.
Sebelumnya, pembangunan di Kabupaten Bogor sangat pesat. Namun,
penggangguran pun masih cukup tinggi. Sehingga, mendorong pemerintah
untuk terus meminimalisasi masalah tersebut.
Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Bogor, Yous Sudrajat mengakui,
pengangguran di kawasan perkotaan 206.516 orang sedangkan, di pedesaan
25.338.
“Warga yang masih menganggur ada sekitar 231.854 orang,” tukasnya.
0 komentar:
Post a Comment