POJOKSATU.id, JAKARTA – Sikap Kapolri Jenderal Pol
Tito Karnavian yang sepertinya antipati terhadap rencana aksi Bela Islam
III memunculkan pertanyaan banyak kalangan. Kapolri Tito begitu ngotot
mengaitkan aksi itu bagian dari gerakan makar.
Pengamat hukum dari The Indonesian Reform, Martimus Amin justru
mencermati seringkali pernyataan Kapolrti Tito membuat buat kegaduhan
suasana keamanan negara.
“Kapolri terkesan melindungi pelanggar hukum dan pengkhianat negara
daripada berpihak kepada patriot negara, bahkan bersikap keji dan bengis
kepada mereka yang menuntut tegaknya hukum dan keadilan di negeri ini,”
ujarnya.
Sedari awal, menurut dia, Kapolri Tito Karnavian selalu mengabaikan
rasa keadilan masyarakat seperti menganggap kasus penistaan agama yang
dilakukan oleh Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama seakan bukan perbuatan
melawan hukum.
“Melalui jajarannya, peserta aksi bela Islam sebelumnya diancam
dibubarkan paksa dan ditembak di tempat. Terkini melarang aksi Bela
Islam III melakukan shalat Jum’atan dan doa bersama serta menuding
makar,” urainya.
Tragisnya, lanjut Amin, saking gilanya para pimpinan ulama dan tokoh
Islam seperti Habib Rizieq, Munarman, dan Amien Rais dipanggil oleh
kepolisian dengan tudingan melakukan penghinaan kepada penguasa.
“Ada apa dengan Kapolri Tito Karnavian,” tanyanya.
Para ulama dan tokoh aktifis Islam yang tulus menjaga kedaulatan NKRi
dari rongrongan musuh negara, diintimidasi tak henti-hentinya.
“Jika memang Tito sudah tidak mampu melepaskan jeratan musuh negara,
sebaiknya lebih terhormat ia melepaskan jabatannya, atau lengser imbas
prilakunya,” tukas Amin, menyarankan.
sumber : pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment