POJOKSATU.id, JAKARTA – Ada risiko berat yang harus
dihadapi Korpri, disaat memutuskan untuk membangun profesionalisme
anggotanya. Yakni mengubah budaya priyayi, mental penguasa, dan
terkotak-kotak oleh birokrasi, menjadi berwawasan digital yang semakin
pasti, semakin tegas dan semakin cepat. Pesan itu kuat disampaikan
Presiden Joko Widodo kepada pengurus Korpri.
Karena itu, Presiden Jokowi menyerukan agar Korpri berubah! Menuju ke arah profesional sebagai pelayan masyarakat.
“Tingkatkan kedisiplinan, tanggung jawab dan orientasi kerja.
Luruskan mindset masa lalu berupa ego sektoral, mental priyayi, mental
penguasa dan mental koruptif serta terpaku pada hal-hal formalistik
semata. Utamakan pada hal yang lebih substantif dan konkret bergerak,”
kata Presiden Jokowi mengingatkan.
Hari ini, puluhan ribu anggota Korpri bakal berbondong-bondong
memadati Silang Monas Sayap Selatan, mulai pukul 07.00 WIB. Mereka hadir
dengan spirit berbangsa, bernegara, bertanah air, ber-Pancasila,
ber-Bhinneka Tunggal Ika, dan ber-Nusantara.
Tema itu ditonjolkan,
karena organisasi yang beranggotakan ASN ini memang berkewajiban untuk
menjadi aparatur negara pelayan masyarakat dan contoh yang ideal.
“Konsep Nusantara itu artinya, kompak, solid, tidak ada perbedaan
dalam tubuh Korpri. Acara hari ini tidak hanya milik Korpri, tapi juga
TNI, dan Polri. Kami ingin tampilkan budaya daerah dari 34 provinsi,
termasuk aneka pakaian daerah,” pesan Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi juga meminta agar anggota Korpri memperkuat jiwa
korsa, meningkatkan profesionalisme birokrasi dalam tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance).
“Berikan pelayanan publik yang makin murah, cepat, akurat dan lebih
baik lagi. Lanjutkan kerja keras, kerja cerdas, ikhlas dan tuntas dalam
pengabdian terbaik saudara terhadap bangsa dan negara,” ujar Presiden
Jokowi.
Presiden pun mengajak jajaran ‘Korps Batik Biru’ menjadi bagian dari solusi, bukan sebaliknya menjadi bagian masalah bangsa.
“Lanjutkan revitalisasi, reaktualisasi dan inovasi dalam proses
reformasi birokrasi. Hilangkan kendala yang dapat mengurangi
produktivitas dan menghambat akselerasi laju pembangunan nasional,” kata
Presiden berpesan.
Seperti diketahui, organisasi Korpri memiliki struktur kepengurusan
di tingkat pusat maupun di tingkat kementerian, lembaga dan daerah.
Seperti lazimnya organisasi besar, Korpri pun ingin selalu melakukan
transformasi agar tetap survive, bahkan mencapai puncak perkembangannya.
Korpri yang didirikan pada 29 November 1971 berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 82 Tahun 1971, menjadi wadah menghimpun seluruh Pegawai
Republik Indonesia. Sejak era reformasi, Korpri berubah menjadi
organisasi yang netral, tidak berpihak terhadap partai politik tertentu.
sumber : pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment