POJOKJABAR.com, SUKABUMI – Pemerintah kota (pemkot)
dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota
Sukabumi, Dudi Fathul Jawad mengatakan, ketika ujian nasional (unas)
dimoratorium maka perlu adanya kegiatan lain untuk mengevaluasi secara
nasional.
Sementara itu, dalam teori pendidikan, semestinya pihak sekolah
menilai anak didiknya dari berbagai ranah seperti intelektual,
spiritual, emosional, profesional, sosial, tingkah laku, dan sikap.
“Semua yang masuk ke dalam ranah itu, perlu untuk dinilai secara
seksama dan untuk moratorium unas sendiri kami setuju mesikpun kebijakan
yang dijalankan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) ini menuai
prokontra,” terang Dudi saat ditemui koran ini, Selasa (29/11/2016).
Sebelumnya telah mempunyai evaluasi portofolio, dimana dalam evaluasi
ini termasuk unsur-unsur untuk penilaian anak apakah baik ataupun
tidak.
Sehingga, perlu adanya kegiatan lain ketika unas dimoratorium dalam
rangka memotret tentang keadaan pendidikan di Indonesia dan kebijakan
yang digulirkan akan dibarengi dengan peraturan lainnya.
“Kami melihat unas ini jika secara nasional kita tidak akan
mendapatkan tolok ukur yang jelas dan akan terlihat bagaimana standar
pendidikan Indonesia di mata negara-negara lain,” imbuhnya.
Sementara untuk mata pelajaran yang diujiankan secara tidak
berkeadilan seperti mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris yang diujikan karena ada mata pelajaran yang difavoritkan
dan mata pelajaran yang diabaikan seperti mata pelajaran agama, PPKn,
IPA, IPS, bahasa Sunda.
Maka, semestinya kalau mau semua mata pelajaran diujikan, maka akan muncul faktor keadilan karena semua pelajaran diujikan.
“Kami melihat Mendiknas ini telah merintis unas yang baru dipenuhi
hanya 30 persen, karena sisanya belum masuk ke dalam standar tersebut,
maka berharap perlu adanya evaluasi,” tuturnya.
sumber : pojokjabar.com
0 komentar:
Post a Comment