Ilustrasi |
kata Ketua Umum MUI Jabar, Hafiz Usman mengatakan, aksi bela Islam jilid III bila diperhitungkan berpotensi banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya dan itu sangat dikhawatirkan terjadi. Misalnya, kekhawatiran saling menyalahkan antara umat Islam.
“Contoh ketika MUI mengatakan GNPF MUI bukan bagian dari organisasi MUI, otomatis masyarakat bertanya, bagaimana MUI? Tapi, memang MUI tidak ada hubungan dengan mereka,” ucapnya saat dihubungi, Selasa (28/11).
Hafiz mengungkapkan, imbauan untuk tidak ikut serta unjuk rasa bela Islam jilid III juga diserukan kepada seluruh ormas-ormas Islam, bahkan khususnya kader MUI secara tegas dilarang turun ke jalan apalagi membawa atribut MUI.
“Kalau kader MUI mau ikut aksi, silahkan, itu hak mereka. Tapi jangan sesekali membawa dan mengatasnamakan MUI,” tegasnya. “Saya hanya mengimbau kalaupun berniat pergi jangan membuat kegaduhan, silahkan sampaikan aspirasi dengan damai,” tuturnya.
Terkait sikap MUI terhadap Ahok, Hafiz menjelaskan, komitmen MUI Jawa Barat tetap sama yaitu menyerahkan dan mempercayakan segala proses hukum kepada aparat kepolisian untuk diselesaikan secara aturan dan undang-undang.
“Benar, MUI anggap Ahok telah menistakan agama Islam, tapi sekarahkan proses hukum kepada polisi, agar menegakan dan menyelesaikan secara profesional,” imbuhnya.
Sebelumnya, MUI Kota Bandung mengeluarkan imbauan dan ajakan serupa untuk tetap bersabar dan menyerahkan penyelesaian kasus Ahok kepada pihak kepolisian untuk diusut secara tuntas.
Ketua Bidang Ukhwah dan Hubungan Antar Lembaga MUI Kota Bandung, Rahmatullah Yusuf menegaskan, sudah memberikan arahan dan imbauan kepada kader MUI ditingkat kecamatan dan kelurahan agar tetap menjaga kondisi dan situasi kondusif, serta menginformasikan sisi positif dan negatif unjuk rasa bela Islam jilid III.
“Sudah kami sampaikan kepada ketua MUI di tingkat kecamatan atau kelurahan untuk tidak ikut aksi unjuk rasa. Kami juga mengimbau para ketua MUI membuat surat edaran resmi,” terangnya.
Selain itu, Yusuf menyebut, sudah mengeluarkan imbauan serupa kepada Ormas Islam agar bisa menyikapi permasalahan ini dengan bijak. Sebab, mereka pasti lebih mengetahui segala permasalahan tentang keislaman terlebih bagi Islam, perbedaan-perbedaan itu adalah rahmat umat manusia.
Di sisi lain, Yusuf meminta, semua elemen masyarakat, khususnya warga muslim Kota Bandung untuk bersikap tabayyun (mencari kejelasan) terhadap segala macam informasi yang berpotensi memecah-belah, baik antar umat muslim atau antar suku maupun antara agama.
“Kita harus bisa menjaga persaudaraan antar umat Islam, persaudaraan antar umat manusia antar bangsa,” tandasnya.
sumber : jabar.pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment