JawaPos.com - Di
kampung ini banyak ditemukan wanita janda punya anak satu namun ber-KTP
gadis. Mereka umumnya sudah merasakan perkawinan di atas tangan alias
kawin kontrak.
Arif Al Fajar wartawan Radar Bogor (Jawa Pos Group) melaporkan,
maraknya janda di kawasan puncak, tidak terlepas dari sisa-sisa masa
musim kawin kontrak tempo dulu. Tidak sedikit gadis desa yang kini hidup
menjanda, lantaran ditinggal suami kontraknya.
Kini status janda pun menyemat pada
puluhan wanita asal Kampung cisampay. Meskipun dalam KTP, mereka masih
berstatus belum kawin.
Hampir separo wanita yangtelah menikah disana ber KTP belum kawin. Nori
Amalia (21) salah satunya. Janda kawin kontrak ini menjadi satu dari 32
wanita yang berstatus "perawan rasa janda".
“Di sini banyak yang pernah kawin
kontrak. Nah kalau kawin kontrak di KTP gak berubah statusnya. Jadi
masih tetap gadis,” ujar wanita berbadan sintal itu, kemarin.
Maka jangan heran, jika melihat
wanita muda di kampung tersebut sudah memiliki anak. Namun, mereka
mengaku anak tersebut merupakan adiknya. Hal itu tak lain untuk
mendapatkan suami lagi. “Coba tanya saja ada wanita muda lagi bawa anak.
Itu pasti dikenalkan sebagai adiknya, bukan anaknya. Itu agar bisa
kawin lagi,” tuturmya.
Sementara itu, untuk kawin kontrak,
Nori mengakku masih terjadi. Walaipun tidak seramai dalu. Bahkan saat
ini kawin kontrak tidak saja dengan warga Negara asing asal timur
tengah. Melainkan dengan warga asing asal Tiongkok dan Korea.
“Sekarang masih ada. Kawin kontraknya juga gak sama orang Arab aja.
Banyak disini yang kawin kontrak dengan orang China atau Korea,”
imbuhnya. (all/yuz/JPG)
0 komentar:
Post a Comment