POJOKJABAR.com, BOGOR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Kepala Dinas Pertanian, Siti Nurianty, telah mengaku kecolongan soal aktivitas WNA yang menggarap lahan mati di Sukamakmur.
Namun menurutnya, para petani asal Tiongkok itu menyasar lokasi-lokasi terpencil yang tidak terjamah oleh petani lokal.
“Karena itu bisa terjadi juga di kawasan terpencil lainnya, seperti Puncak Cisarua,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Karenanya Nurianty berharap agar seluruh pihak saling menjaga. Mulai
dari tingkat desa, kecamatan dan masyarakat umum. Jika ditemukan hal
serupa, ia meminta masyarakat segera berkoordinasi dengan dinas
pertanian.“Jangan sampai terjadi kedua kalinya. Maka sinergi dan kordinasi harus lebih ditingkatkan,” tukasnya.
Dia juga menjelaskan, sebuah regulasi yang nantinya bakal mengatur tentang lahan pertanian dibuat untuk mempertahankan lahan-lahan pesawahan di Kabupaten Bogor.
Tahun ini, kata dia, dua kecamatan dengan luas 2.745 hektar sudah dipetakan melalui peta udara. Tahun depan, seluruh kecamatan dipetakan melalui citra satelit.
Sumber:pojok jabar
Uploader: M Ikhsan Ramdani
0 komentar:
Post a Comment