Home »
budaya
» Pawai Tapekong sebelum Puter Kayun
JawaPos.com- Menyambut tradisi Puter Kayun (pelesir
masal), warga Boyolangu, Banyuwangi menggelar tradisi arak-arakan
tepekong dan kebo-keboan keliling kampung. Warga pun sangat antusias
mengikuti acara tersebut.
Warga tumplek bleg di jalan untuk
menyaksikan arak-arakan tersebut. Selama pawai, ditampilkan seluruh
kesenian Boyolangu. Ada kesenian kuntulan, barong, tepekong atau
ondel-ondel, gandrung, hadrah, patrol, hingga kebo-keboan.
Dalam pawai budaya keliling kampung itu, warga yang menjadi
kebo-keboan sempat mengalami kesurupan. Warga yang bertingkah seperti
kerbau tersebut justru menjadi tontonan warga. Anak-anak pun menggoda
kebo-keboan itu dengan siulan keras.
Warga memercayai penampilan kebo-keboan tersebut merupakan
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian warga Boyolangu
selama ini. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Banyuwangi M. Yanuarta Bramuda menyatakan hal yang serupa. Tradisi
mengarak kebo-keboan keliling kampung itu merupakan ungkapan rasa
syukur.
Sementara itu, dia menambahkan, Puter Kayun merupakan salah satu
tradisi untuk mengenang leluhur mereka, yaitu Buyut Jakso yang dulu
pernah bersemedi di Gunung Silangu (Boyolangu).
Puter Kayun tersebut merupakan tradisi masyarakat Boyolangu yang berbondong-bondong menuju Pantai Watudodol.
0 komentar:
Post a Comment