Banner 1

Wednesday, 16 November 2016

Pawai Tapekong sebelum Puter Kayun

JawaPos.com- Menyambut tradisi Puter Kayun (pelesir masal), warga Boyolangu, Banyuwangi menggelar tradisi arak-arakan tepekong dan kebo-keboan keliling kampung. Warga pun sangat antusias mengikuti acara tersebut.

Warga tumplek bleg di jalan untuk menyaksikan arak-arakan tersebut. Selama pawai, ditampilkan seluruh kesenian Boyolangu. Ada kesenian kuntulan, barong, tepekong atau ondel-ondel, gandrung, hadrah, patrol, hingga kebo-keboan. 

 



Dalam pawai budaya keliling kampung itu, warga yang menjadi kebo-keboan sempat mengalami kesurupan. Warga yang bertingkah seperti kerbau tersebut justru menjadi tontonan warga. Anak-anak pun menggoda kebo-keboan itu dengan siulan keras.

Warga memercayai penampilan kebo-keboan tersebut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian warga Boyolangu selama ini. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi M. Yanuarta Bramuda menyatakan hal yang serupa. Tradisi mengarak kebo-keboan keliling kampung itu merupakan ungkapan rasa syukur.

Sementara itu, dia menambahkan, Puter Kayun merupakan salah satu tradisi untuk mengenang leluhur mereka, yaitu Buyut Jakso yang dulu pernah bersemedi di Gunung Silangu (Boyolangu).

Puter Kayun tersebut merupakan tradisi masyarakat Boyolangu yang berbondong-bondong menuju Pantai Watudodol. 

jawapos.com 

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment