Wednesday, 1 November 2017
Home »
metropolitan
» Pemain Bola di Bogor Tewas Disambar Petir, Begini Kronologisnya…
Pemain Bola di Bogor Tewas Disambar Petir, Begini Kronologisnya…
Musim penghujan saat ini tak hanya menuai berkah pada warga. Adapula yang perlu diwaspadai. Di antaranya petir. Pasalnya, kilat bertegangan listrik ini telah beberapa kali menelan korban.
Seperti yang terjadi pada Suherman (27), warga Desa Leuwinutug RT 02/06 ini merenggang nyawa, Senin (30/10/2017). Usai tersambar petir pada Minggu lalu (29/10/17). Selain Herman, petir juga membuat Elang Mulyadi (27) warga Kampung Kambing RT 01/08 Desa Karang Asem Timur dan Anwar Hidayat (25) Kampung Lengo Desa Sukahati ini mengalami luka bakar.
“Kalau Herman meninggal tadi pagi (kemarin, red), sedang dua temannya mengalami luka-luka saja,” tukas saksi mata, Saepudin pada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Senin (30/10/2017).
Warga Desa Leuwinutug RT 02/06 ini menerangkan, awal mula kejadian ketika para korban tengah bermain di lapangan bola Brantamulya Kampung Kambing Desa Karang Asem Timur.
Saat itu, sekitar pukul 16:00 WIB, tiba-tiba hujan lebat dibarengi petir. “Karena kompetisi, walau hujan mereka tetap semangat, karena pertandingan PS Karang Asem Timur Dalam versus PS Kawasan Sentul cukup bergengsi,” tukasnya.
Sekitar pukul 16.20 WIB korban yang pada saat itu sedang melakukan pemanasan, tidak jauh dari pohon di pinggir lapangan, tiba-tiba terjatuh. Rupanya petir menyambar pohon itu, menelan tiga korban Suherman, Ekan Mulyadi dan Anwar Hidayat. “Ketiga-tiganya pingsan karena tersambar petir,” pungkasnya.
Akibat kejadian tersebut pertandingan bola pun diberhentikan, dan segera membawa para korban ke Klinik Shifa Medika. Saat dibawa kondisi Suherman sudah tidak sadarkan diri dan kedua korban lainnya Ekan Mulyadi dan Anwar Hidayat muntah-muntah.
Melihat kondisi tersebut dokter jaga Klinik Shifa Medika Dr. Kristian menganjurkan untuk dirujuk ke RS terdekat untuk mendapatkan pertolongan. “Langsung seketika dibawa ke rumah sakit dengan ambulans desa,” tuturnya.
Pada awalnya, ketiga korban dibawa ke RS Annisa Kranggan untuk dilakukan tindakan medis. Setelah bermalam ke rumah sakit, korban Suherman dinyatakan oleh dokter jaga IGD RS Annisa sudah tak bisa diselamatkan nyawanya.
Sedangkan kedua korban a.n Ekan Mulyadi dan Anwar Hidayat diperbolehkan untuk pulang karena menurut keterangan dokter jaga IGD RS Annisa tidak diketemukan luka luar maupun indikasi luka dalam, korban hanya pusing dan mual saja.
Camat Citeureup Asep Mulyana mengimbau agar para warga lebih berhati-hati saat terjadi hujan lebat. Bahkan , camat melarang warga bermain bola saat hujan lebat. “Beberapa kali saya hentikan anak-anak yang bermain bola saat hujan lebat. Khawatir petir kembali dme ekan korban,” tukasnya.
Ia jugaenghimbau pada kepala desa untuk turut memberikan peringatan pada warga yang bermain bola saat banyak petir. “Kejadian seperti ini sudah sering. Karena itu desa saya himbau untuk juga berperan aktif melakukan pelarangan,” tegasnya.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment